31 membentuk siswa untuk mencapai keunggulan akademik, penguasaan
keterampilan standar, dan mengembangkan sikap dan moral siswa.
4. Komponen Pendekatan CTL
Johnson 2002: 24 mengemukakan bahwa CTL terdiri dari delapan komponen sebagai berikut.
a. Making meaningful connections membuat hubungan yang bermakna.
Artinya siswa yang mengaitkan pelajaran dengan dunia mereka sehari-hari menjadi siswa yang dinamis.
b. Doing significant work melakukan pekerjaan yang berarti. Artinya yaitu
siswa melakukan pekerjaan yang berarti serta dapat memberikan pengalaman bagi siswa serta menghubungkan materi pelajaran dan kehidupan nyata.
c. Self-regulated learning pembelajaran mandiri. Artinya dalam proses
pembelajaran siswa siswa dilibatkan dalam tindakan-tindakan yang meliputi beberapa langkah, dan menghasilkan hasil yang tampak maupun yang tidak
tampak. Siswa belajar mandiri dengan bekerja secara individu maupun kelompok.
d. Collaborating bekerja sama. Artinya bekerja sama, guru berperan sebagai
fasilitator untuk membimbing siswa melakukan kerjasama. e.
Critical and creative thinking berpikir kritis dan kreatif. Artinya siswa dapat menggunakan tingkat berpikir kritis dan kreatif serta menggunakan logika.
f. Nurturing the individual membantu individu untuk tumbuh dan
berkembang. Artinya dalam CTL terdapat komponen yang mengharuskan guru untuk mengenal karakter setiap siswa, sehingga memungkinkan untuk
32 membantu siswa tumbuh dan berkembang sehingga mencapai prestasi
terbaiknya. g.
Reaching high standards mencapai standar yang tinggi. Artinya siswa mengenal dan mencapai standar tinggi, mengidentifikasi tujuan dan
memotivasi siswa untuk mencapainya. h.
Using authentic assessment menggunakan penilaian autentik. Artinya penilaian dilakukan dengan memperhatikan proses pembelajaran dari awal
sampai akhir.
5. Penerapan Pendekatan CTL
Pendekatan pembelajaran CTL mempunyai langkah-langkah yang harus dilakukan supaya dalam penerapannya dapat terlaksana dengan baik. Wisudawati
dan Sulistyowati 2015: 49-50 mengungkapkan langkah-langkah penerapan CTL
dalam kelas sebagai berikut.
a. Kembangkan pikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik IPA baik
secara eksperimen maupun non eksperimen. c.
Kembangkan sikap ingin tahu peserta didik dengan teknik bertanya. d.
Ciptakan “masyarakat belajar” belajar dalam kelompok-kelompok dalam proses pembelajaran IPA.
e. Hadirkan “pendekatan” sebagai contoh pembelajaran IPA.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
33 g.
Lakukan asesmen yang sebenarnya dengan berbagai cara. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam penerapannya siswa
diarahkan untuk mendapatkan pemahaman konsep melalui pengalaman langsung dalam kehidupan nyata. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau menerima
informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan. Lingkungan kehidupan nyata itulah sebagai sumber informasi dan sebagai tempat
belajar siswa. Adapun langkah pembelajaran IPA menggunakan pendekatan CTL dalam
penelitian ini sebagai berikut. a.
Menyampaikan apersepsi dengan mengaitkan peristiwa di sekitar siswa. b.
Menyampaikan tujuan pembelajaran. c.
Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi dengan mengaitkan konteks kehidupan sehari-hari.
d. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang heterogen untuk melakukan
percobaan. e.
Menjelaskan dan mendemonstrasikan percobaan. f.
Membimbing siswa melakukan percobaan secara berkelompok. g.
Membimbing siswa menyajikan hasil percobaan dan melakukan diskusi. h.
Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. i.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau tanggapan kepada kelompok yang presentasi.
j. Membahas hasil presentasi bersama siswa.
k. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
34 l.
Memberikan soal evaluasi. m.
Melakukan refleksi pembelajaran. n.
Memberikan tindak lanjut.
6. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional