107
siswa 48,48 dari hanya 2 siswa pada siklus I yang berpendapat cara mengajar guru sangat jelas. Kemudian 11 siswa 33,33 berpendapat cara guru mengajar
jelas yang berarti bertambah 3 siswa dari 8 siswa pada siklus I. Selain itu juga terjadi penurunan yang sangat drastis untuk siswa yang berpendapat cara guru
mengajar kurang jelas yaitu hanya terdapt 4 siswa 12,12 dari 15 siswa pada siklus I. Dan sisanya 2 siswa 6,06 merasa tidak jelas pada cara mengajar guru.
Pada siklus II ini tidak ada satupun siswa yang berpendapat cara mengajar guru sangat tidak jelas , yang berarti terjadi perbaikan cara mengajar guru karena pada
siklus I masih ada 3 siswa yang berpendapat cara megajar guru sangat tidak jelas. Perubahan perilaku siswa terjadi salah satunya karena penulis berusaha
menanggapi saran-saran dari siswa pada siklus I dimana kebanyakan mereka berpendapat bahwa cara mengajar guru dalam menjelaskan teknik yang dipakai
kurang jelas dan terkesan tergesa-gesa. Pada siklus II ini penulis berusaha mengajak siswa untuk berbagi dengan dimulai dari cerita pengalaman pribadi
penulis yang sebenarnya penulis tambah-tambahai sehingga mereka ceritanya menarik. Setelah itu mereka saling berbagi cerita dalam kerja kelompok secara
berpasangan, yang pada siklus I belum penulis terapkan.
4.1.4.5.3 Jurnal Guru
Jurnal guru pada siklus II ini menggunakan parameter yang sama saat siklus II, yaitu tentang segala sesuatu yang dirasakan guru Peneliti selama proses
pembelajaran pada siklus II, sebagai berikut: 1 keaktifan siswa dalam mengikuti pebelajaran menulis cerita pendek dari awal sampai akhir; 2 sikap dan tingkah
108
laku siswa selama pembelajaran berlangsung, 3 tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, 4 suasana pembelajaran yang sedang
berlangsung; dan 5 kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah yang timbul selama pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan guru peneliti pada siklus II ini siswa semangat dan termotifasi dalam mengikuti pembelajaran. Lebih banyak siswa yang aktif
dengan bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dan ada yang menanggapi atau memberi komentar terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal ini menurut peneliti karena pada siklus II ini siswa diajak masuk ke suatu konteks cerita sehingga ada sesuatu yang menarik dan memotivasi
mereka untuk aktif ikut dalam kegiatan berbagi cerita dulu secara lisan.
4.1.4.5.4 Hasil Wawancara
Wawancara pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I, wawancara ditujukan pada siswa dengan perolehan nilai tertinggi, sedang, dan rendah.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Tujuan dilakukannya wawancara pada siklus II ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tanggapan
siswa terhadap pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan pemanfaatan penggunaan media angka. Teknik dan pelaksanaan
wawancara pada siklus II ini masih sama dengan wawancara siklus I, yaitu siswa menjawab pertanyaan yang dilontarkan menurut pendapat mereka. Pertanyaan
yang digunakan oleh guru masih sama dengan pertanyaan pada siklus I.
109
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa semuanya seputar pembelajaran menulis cerita pendek.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan siswa pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa siswa semakin siap saat akan
dilaksanakan metode dan teknik pembelajaran dari guru, hal ini dikarenakan mereka sebelumnya telah mendapatkan hal yang sama yang menjadikan mereka
tidak asing lagi dengan kegiatan yang akan dilaksanakan guru. Kegiatan kerja kelompok secara berpasangan serta diawali dengan sering berbagi secara lisan
menjadi suasana kelas tidak membosankan dan menyenangkan, dan bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal ketika salah seorang siswa mendengarkan cerita
pasangannya yang lucu. Selain itu ketiga siswa yang diwawancarai menyatakan mereka sangat senang terhadap cara yang dibelajarkan guru. Kegiatan tersebut
sangat memberikan manfaat dan perubahan perilaku yang positif bagi siswa. Siswa berpendapat hal ini karena adanya perubahan cara guru mengajar.
Perubahan ini terdapat pada pengelolaan yang baik, walaupun terkesan santai namun tetap serius dan kondusif. Suasana seperti inilah yang membuat siswa
menjadi tertarik terhadap pembelajaran. Mereka tidak lagi tegang dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga berdampak pada seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru dari mulai pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran berakhir.
110
4.1.4.5.5 Dokumentasi foto