Hasil Jurnal Siswa Siklus II

104 menjawab pertanyaan jumlahnya menurun dari 25 siswa 75,76 dari seluruh siswa menjadi 15 siswa saja 54,55. Kemudian dari jumlah 7 21,21 siswa yang bisa dikatakan berbuat sehendak hati mereka sendiri seperti tidur, tiduran, melamun, mainan HP dan lain sebaginya selama proses pembelajaran jumlahnya menurun lagi menjadi 3 9,09 pada siklus II. Sementara siswa yang tidak serius mengikuti proses pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan menggunakan media angka dari jumlah 11 atau 33,33 siswa menurun menjadi 7 21,21 . Selanjutnya 15 45,45 siswa pada siklus I yang kurang dan bahkan tidak merespons positif tidak senang terhadap penggunaan media angka untuk menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi jumlahnya menurun juga pada siklus II menjadi hanya 8 siswa saja 24,24. Yang terakhir dari sejumlah 12 36,36 siswa menurun menjadi 5 siswa 15,15 yang merasa kurang jelas dan merasa bingung atas penjelasan guru sehingga mencontek karena sepertinya tidak tahu apa yang harus mereka tulis. Akibatnya nilai menulis cerita pendek mereka rendah karena tidak dapat mengembangkan dengan maksimal apa yang mereka alami pada tanggal tertentu, hanya mengikut cerita temannya saja.

4.1.4.5.2 Hasil Jurnal Siswa Siklus II

Jurnal yang dipakai masih sama yaitu merupakan lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa setelah pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan teknik pemanfaatan media angka dan 105 dua uraian tentang kesan dan saran, tetapi pada siklus II ini soal nomor 1 dan 2 tidak dipakai lagi. Hasil jurnal yang merupakan ungkapan pendapat para siswa tentang pembelajaran menulis cerita pendek setelah siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Hasil Jurnal Siswa Siklus II No. Aspek yang ditanyakan Frekuensi Persentase Hasil 1. 2. 3. Pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi a. Sangat membantu b. Membantu c. Biasa saja d. Tidak membantu e. Sangat tidak membantu Tanggapan siswa terhadap teknik penggunaan media angka yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan penglaman pribadi a. Sangat membantu b. Membantu c. Biasa saja d. Tidak membantu e. Sangat tidak membantu Tanggapan siswa terhadap cara mengajar guru dalam pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan penglaman pribadi dengan taknik penggunaan media angka a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas e. Sangat tidak jelas 6 15 10 2 10 18 3 2 16 11 4 2 18.18 45,45 30,30 6,06 30,30 54,55 9,09 6,06 48,48 33,33 12,12 6,06 106 Berdasarkan Tabel 12 tersebut menunjukkan bahwa 6 siswa berpendapat bahwa pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi sangat membantu mereka dalam menulis cerita pendek. Kalau pada siklus I 15 siswa 45,45 berpendapat pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi biasa-biasa saja, pada siklus II 15 siswa 45,45 berpendapat bahwa berdasarkan pengalaman pribadi membantu mereka dalam menulis cerita pendek. Ini berarti bertambah 7 siswa yang berpendapat demikian dari hanya 8 siswa 24,24 pada siklus I. Kemudian ada 10 siswa yang berpendapat biasa-biasa saja pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi, yang berarti jumlahnya berkurang 5 siswa dari siklus I karena pada siklus I yang berpendapat demikian ada 15 siswa. Sisanya 2 siswa 6,06 berpendapat pengalaman pribadi yang dijadikan dasar menulis cerita pendek adalah tidak membantu mereka. Untuk teknik penggunaan angka dalam menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi sejumlah 10 siswa 30,30 berpendapat teknik tersebut sangat membantu mereka, 18 siswa 54,55 berpendapat membantu mereka dalam menulis cerpen, 3 siswa 9,09 berpendapat biasa-biasa saja, dan sisanya 2 siswa 6,06 berpendapat tidak membantu. Ini berarti jumlah siswa yang berpendapat biasa-biasa saja turun 5 siswa dari 8 siswa pada siklus I. Untuk siswa yang berpendapat sangat membantu bertambah 4 orang dari 6 siswa pada siklus I. Setelah itu pendapat siswa tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan teknik penggunaan media angka terdapat penambahan jumlah siswa yang signifikan yaitu ada 16 107 siswa 48,48 dari hanya 2 siswa pada siklus I yang berpendapat cara mengajar guru sangat jelas. Kemudian 11 siswa 33,33 berpendapat cara guru mengajar jelas yang berarti bertambah 3 siswa dari 8 siswa pada siklus I. Selain itu juga terjadi penurunan yang sangat drastis untuk siswa yang berpendapat cara guru mengajar kurang jelas yaitu hanya terdapt 4 siswa 12,12 dari 15 siswa pada siklus I. Dan sisanya 2 siswa 6,06 merasa tidak jelas pada cara mengajar guru. Pada siklus II ini tidak ada satupun siswa yang berpendapat cara mengajar guru sangat tidak jelas , yang berarti terjadi perbaikan cara mengajar guru karena pada siklus I masih ada 3 siswa yang berpendapat cara megajar guru sangat tidak jelas. Perubahan perilaku siswa terjadi salah satunya karena penulis berusaha menanggapi saran-saran dari siswa pada siklus I dimana kebanyakan mereka berpendapat bahwa cara mengajar guru dalam menjelaskan teknik yang dipakai kurang jelas dan terkesan tergesa-gesa. Pada siklus II ini penulis berusaha mengajak siswa untuk berbagi dengan dimulai dari cerita pengalaman pribadi penulis yang sebenarnya penulis tambah-tambahai sehingga mereka ceritanya menarik. Setelah itu mereka saling berbagi cerita dalam kerja kelompok secara berpasangan, yang pada siklus I belum penulis terapkan.

4.1.4.5.3 Jurnal Guru