Komponen Proposal PTK Kegiatan Belajar 1: Komponen dan Perancangan Proposal PTK 1. Tujuan dan Manfaat Proposal PTK

Mo d ul 2 Ra nc a ng a n Pro p o sa l PTK d a la m Pe mb e la ja ra n Ma te ma tika SD 28 tersebut dengan menerapkan pembelaj aran kooperatif tipe STAD. Sampaikan al asan mengapa memil ih ti pe STAD. Gunakan bukti -bukti penel itian atau sedikit paparan teori yang mendukung bahwa tipe STA D di yakini dapat mengatasi masalah ketidakaktifan si swa dal am pembel ajaran. Pada akhi r subbab Latar Belakang Anda dapat menyampaikan maksud melakukan peneli tian tentang peni ngkatan keaktif an si swa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ti pe STAD.

b. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah di peroleh dari pengerucutan masalah pada Latar Belakang, hal ini menunj ukkan adanya jal inan l ogis antara Latar Bel akang dan Rumusan Masalah. Untuk mengi si bagian i ni, Anda tinggal menuli skan rumusan masal ah yang tel ah diperoleh sebel umnya. A nda boleh saj a memberikan sedikit narasi sebel um A nda menyampai kan rumusan masalahnya. Contoh : Berdasarkan latar bel akang tersebut di atas, maka rumusan masal ah dalam penel itian i ni sebagai berikut. A pakah pembelaj aran dengan pendekatan kooperati f tipe STA D dapat meni ngkatkan keakti fan siswa mempelaj ari materi mengubah pecahan biasa menj adi persen di kelas V SD?

c. Tujuan Penelitian

Pada Tuj uan Penel itian, Anda menyatakan apa yang menjadi tujuan mel akukan penel itian. Tujuan Peneli ti an harus bermuara dari Rumusan M asal ah sehingga konsi sten atau sejal an. Pernyataan Tujuan Penel itian di rumuskan secara tegas yang i ngin di capai, obj ekti f dan keberhasi lannya dapat dicek secara mudah. Contoh : Penel iti an ini bertuj uan untuk meni ngkatkan keakti fan si swa dalam mempel ajari mengubah pecahan biasa menjadi persen mel alui pembel ajaran dengan pendekatan kooperatif ti pe STAD di kel as V SD. Itu berarti arah kegi atan A nda dal am memberi kan serangkaian tindakan mel alui PTK adalah untuk meni ngkatkan keakti fan siswa. Berdasarkan pernyataan tujuan Pe nyusuna n Pro p o sa l Pene litia n Tind a ka n Ke la s d a la m Pe mb e la ja ra n Ma te ma tika d i SD 29 penel itian i ni A nda dapat menentukan indikator keberhasil an ti ndakan untuk satu si klus PTK . Ti ndakan dikatakan berhasil ji ka dalam proses pembel ajaran tel ah menunj ukkan peni ngkatan pada indi kator-indi kator keakti fan siswa.

d. Manfaat Penelitian

Pada Manfaat Peneli ti an, Anda menyampaikan ni lai manf aat dari hasil peneli ti an yang diperoleh bagi siswa, guru, sekolah, atau i nstansi terkait lai nnya. Urai kan sumbangsih hasil peneli ti an Anda terhadap kual itas pembel ajaran sehingga tampak manfaatnya terutama bagi si swa. K emukakan pul a inovasi yang akan dihasil kan dari peneli ti an ini . Contoh : Hasil dari peneli ti an ini diharapkan bermanfaat bagi 1 Siswa meni ngkat keaktifannya dal am pembel ajaran sehingga dapat meni ngkatkan pemahaman dan penguasaan materi mengubah pecahan bi asa menj adi persen. 2 Guru memperol eh alternatif model strategi pembelaj aran mengubah pecahan biasa menj adi persen yang dapat mengakti fkan si swa 3 Sekolah memperol eh peningkatan mutu pembel ajaran matemati ka khususnya di kelas V .

e. Definisi Operasional

Pada Defini si Operasional, A nda mendefi nisikan istil ah-isti lah yang Anda gunakan khususnya pada kali mat Judul Penel iti an. Hal i ni di maksudkan agar terdapat kesamaan persepsi mengenai arti atau makna istil ah yang digunakan. Hal ini j uga diperl ukan jika terdapat beragam defi nisi terhadap i sti lah yang sama, maka Anda perlu menegaskan def ini si mana yang digunakan. Defi nisi yang digunakan ditentukan ol eh dasar teori yang menjadi acuan dal am melaksanakan penel itian. Def ini si istil ah dalam penel iti an tidak mengacu pada kamus melai nkan pada dasar teori yang digunakan dal am peneli tian tersebut. Mo d ul 2 Ra nc a ng a n Pro p o sa l PTK d a la m Pe mb e la ja ra n Ma te ma tika SD 30 Contoh : Defini si pembel ajaran konvensi onal Secara harfi ah konvensional berarti hal yang jamak terjadi , bi asa dil akukan atau tradisional tanpa inovasi. Namun i stilah ini perlu di defi nisikan j ika digunakan dal am konteks pembel aj aran, karena kondisi pembel ajaran yang dikatakan tradisional bisa j adi berbeda antara satu dengan l ainnya.