Menganalisis Gaya Pengarang Bahasa Dan Sastra Indonesia 3 IPA IPS Kelas 12 Muhammad Rohmadi Yuli Kusumawati 2008

124 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS Pelatihan 5. Kritik sosial juga masih muncul dengan lebih keras karena kekuasaan Orde Baru dan ketidakmenentuan situasi di tahun 2000-an. 6. Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait baru atau “nirbait” tidak menggunakan sistem pembuatan bait-bait. 7. Penggunaan citraan alam benda. 8. Pergeseran “atavisme” ceritadongeng kuno dengan pelukisan yang bersifat isosentrik terasing, bercirikan warna lokal dengan inovasi sehingga menghilangkan sifat keterasingan. 9. Penggantian aku lirik luaran aku lirik yang bersifat fisik seperti puisi-puisi Chairil Anwar dan penyair sezamannya ke arah aku lirik dalaman lebih bersifat batin. 10. Komposisi di bangun dalam pengaturan partisipasi benda-benda, peristiwa, pertanyaan aku lirik, dalam perfeksi yang sejajar dan objektif. 11. Penciptaan interaksi massal dari hal-hal yang bersifat individual. Anda telah mempelajari cara menganalisis gaya pengarang dan mengidentifikasi ciri-ciri puisi kontemporer. Sekarang coba Anda identifikasi ciri-ciri puisi kontemporer di atas dilihat dari berbagai segi Gunakan format berikut untuk pengerjaan dan Salinlah di buku tugas Format

D. Menulis Resensi Buku Pengetahuan

Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu memahami pengertian dan tujuan resensi, unsur-unsur dalam resensi, format baku resensi, serta langkah-langkah menyusun resensi

1. Pengertian dan Tujuan Resensi

Kata resensi berasal dari bahasa Belanda, yaitu recensie. Dari bahasa Inggris menyebutnya review, sedangkan dalam bahasa Latin menyebutnya redevire. Dalam pemakaian bahasa Indonesia, resensi merupakan timbangan sebuah Ciri-ciri Puisi Kontemporer Yang Ditemukan Bukti Rima bebas atau tidak begitu dipentingkan Puisi a: Ada Konspirasi dalam diri menyiapkan air sembilan kematian lautku 125 Membangun Bangsa Melalui Pendidikan buku, pembicaraan buku, atau sekarang ini sering dikenal dengan istilah bedah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengung- kapkan kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Tujuan dituliskannya sebuah resensi sebagai berikut. a. Memberikan informasi yang komprehensif dalam sebuah buku. b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan permasalahan yang muncul dalam sebuah buku. c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya sebuah buku dibaca. d. Menjawab pertanyaan tentang siapa penulisnya, mengapa ia menulis, dan bagaimana hubungan buku-buku sejenisnya. e. Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca agar mendapatkan timbangan dalam memilih buku.

2. Unsur-unsur dalam Resensi

Dalam meresensi sebuah buku, hendaknya memerhatikan unsur-unsur berikut ini. a. Membuat judul resensi. b. Menyusun data buku, yang meliputi judul buku, pengarang dan penerjemah jika buku terjemahan, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku. a. Membuat pembukuan dengan cara: 1 memperkenalkan pengarangnya; 1 membandingkan dengan buku sejenis; 2 memaparkan sosok pengarang; 3 merumuskan tema buku; 4 memperkenalkan penerbit; 5 membuka dialog. d. Tubuh dan isi resensi, yang meliputi: 1 sinopsis; 2 ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; 3 keunggulan dan kelemahan buku; 4 rumusan kerangka buku; 5 tinjauan buku; 6 adanya kesalahan cetak. e. Penutup resensi