170 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS
“Nisa..., kamu nggak boleh bicara seperti itu Bisa tidak kamu menghormati orang yang lebih tua? Mama mengeluarkan nada bicara
normal seperti biasa, cuma kali ini diberi sentuhan tekanan di dalamnya. “Bi Yem di sini bukan hanya sebagai pembantu, melainkan Bi Yem
juga berperan penting dan sudah menjadi bagian dalam keluarga kita. Bi Yem sudah mengabdikan dirinya sejak kakekmu muda dulu. Bi Yem
juga yang turut mengasuhmu sejak kamu bayi, Nisa. Bi Yem memang sudah tua, tapi dia selalu teliti dan hati-hati dalam mengerjakan setiap
pekerjaannya. Dibanding kita, Bi Yem lah yang jauh lebih mengerti seluk beluk dan sejarah setiap benda di rumah ini. Lagi pula, bukankah
sebelum kejadian ini, belum pernah kan terjadi kesalahan yang berasal dari keteledoran Bi Yem?”
“Sekarang coba kamu ingat baik-baik, Nisa” Di mana terakhir kamu menaruh baju itu?” Suasana hening sejenak dan tiba-tiba....
“Ya... ampun” teriak Nisa terperanjat sambil melompat dan berlari mengambil senter di atas meja belajarnya. Dan kemudian membiarkan
sinarnya menyebar rata di kolong ranjang birunya. Benar dugaanku, kaus itu ada di sana. Rupanya emosi telah menghalangi Nisa untuk
berpikir jernih. Tepat seminggu lalu karena terburu-buru hendak masuk les, Nisa keluarkan seluruh isi tasnya dengan sembarangan, termasuk
kaus olahraga yang sempat dia lihat terjatuh dari tempat tidur.
Pikirnya, tanggung mending diberesin saat pulang les. Tapi, malah kelupaan sampai sekarang. Segera diambilnya kaus itu.
Mama menggeleng pelan melihat kecerobohan putrinya. Kaus itu tampak begitu lusuh dan kumal yang menurut teori kesopanan sudah
tak layak pakai. Bagaimana tidak? Selain debu yang menempel tebal, terdapat banyak sekali lubang gigitan tikus. Melihat itu, ingin sekali Nisa
menangis, tapi ia tahan karena merasa tak pantas. Dia sadar itu adalah salahnya sendiri.
“Ma, maaf Nisa lah yang salah.” “Bukan pada Mama, tapi Bi Yem, Nisa. Dia sudah menerima
makian dan tuduhan yang nggak benar darimu.” “Kamu harus memetik hikmah dari kejadian ini. Kamu memiliki
barang baik yang kamu sukai pun tidak punya tanggung jawab untuk merawatnya baik-baik. Ya sudah, besok pagi kamu pergi ke koperasi
sekolah, beli yang baru. Sekarang temui Bi Yem.
Nisa mengangguk mantap dan keluar dari kamarnya.
Oleh: Reny Nurliana Dikutip dari harian Solopos, 1 Agustus 2004
171 Bencana Alam di Sekitar Kita
Pelatihan
2. Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Orang Lain
Anda sudah mempelajari cara menulis cerpen dengan pengembangan serta mengetahui contoh cerpen dengan pengembangan penokohan, konflik, latar,
alur, dan sudut pandang. Proses penciptaan sebuah cerpen memang sangat beragam, ada yang muncul dai pengalaman penarang sendiri dan ada yang
muncul dari peristiwa orang lain. Mintalah teman Anda untuk menceritakan pengalaman yang menarik yang pernah dialaminya. Tugas Anda adalah menulis
pengalaman teman Anda menjadi sebuah cerita yang menarik, Anda boleh mengembangkan ceritanya, bai dari segi penokohan, konflik, latar, alur, dan
sudut pandang.
Tugas dikerjakan di rumah Setelah memahami langkah-langkah menulis cerpen sekaligus unsur-
unsur dalam cerpen, Anda diminta menuliskan sebuah cerpen yang baik. Setelah itu, coba kirimkan ke redaksi surat kabar di kota Anda yang
memuat rubrik cerpen
3. Menulis Puisi
Menulis puisi tidak jauh berbeda dengan menulis cerpen, yakni memerlukan inspirasi dan proses kreatif yang berbeda-beda dari masing-masing penulis.
Dalam menulis puisi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. a.
Memilih Tema Tema perlu ditentukan dalam menulis puisi. Puisi yang akan ditulis dapat
berupa tema agama, budaya, sosial, kemanusiaan, dan lain-lain.
b. Memilih Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Dalam penulisan puisi, pemilihan diksi sangat menentukan kebermaknaan suatu puisi. Pilihan diksi yang tepat dan
menyentil akan memberikan warna tersendiri pada hasil tulisan puisi tersebut.
c. Pemilihan Rima
Rima merupakan pengulangan bunyi yang berselang, baik di awal larik sajak atau di akhir sajak yang berdekatan. Dengan pemilihan rima yang
tepat, tentunya akan memberikan karakter dan daya tarik tersendiri ketika menikmati puisi tersebut.
d. Pemilihan Gaya Bahasa
Penyair perlu menentukan gaya bahasa yang tepat ketika ingin mengayunkan pena ke dalam kertas-kertasnya. Gaya bahasa tentu sangat
berpengaruh terhadap hasil cipta puisi seorang penyair. Dengan gaya bahasa yang tepat, berarti karakter yang kuat dan menarik pun dapat
terwujud.
172 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS
Perhatikan contoh puisi berikut ini Catatan Akhir Tahun
Oleh: Tjahjono Widarmanto Inilah saatnya,
Kita musti luangkan waktu Sejenak merenung menyimak mengakrabi tanda-tanda
Rumput, bunga, musim, dan manusia Mengenang dalam-dalam
Wajah bulan yang nyaris terlupa. Inilah saatnya
Kita musti luangkan waktu Sejenak berjalan keliling kebun binatang
Kita pandangi kembali Berbagai rupa; macan, ular, dan babi
Juga rupa wajah sendiri Sudahkah kita berbeda?
Inilah saatnya Kita menatap kembali matahari
Yang sudah terlanjur hampir ke puncak Sambil merebai nguratan tangan sendiri
Menghikmati kembali jejak kaki Inilah saatnya kita sejenak sisihkan waktu
Duduk sendiri di pinggir telaga Menatapi mesranya titik embun pada daun
Menyimak malam dan kuburan yang mandi rembulan Bukankah ada yang tinggal
Sumber: Horison-XXXII71997
Dosa Oleh: Ernawaty Mati
Berjalan Gelap dan sepi
Sepi sekali, gelap sekali Hanya bayang-bayang hitam
Pepohonan pun tak bergerak Meraba
Merangkak
173 Bencana Alam di Sekitar Kita
Pelatihan
Mencoba menerobos Namun jalan tak jua bertemu
Hati merasa, batin mengerti Kaki masuk perlahan
Dalam lubang besar dan dalam jurang maut Namun tak kuasa jua
Hati beranjak darinya Dan malaikat maut pun nyengir
Gigi hitamnya perlahan terbuka Siap menerkam
Sumber: Horison-XXXII71997
Tugas dikerjakan di rumah 1.
Tulislah puisi yang berdasarkan ide, gagasan, dan pengalaman batin Anda dengan memerhatikan tema, diksi, rima, dan gaya bahasanya
2. Coba kirimkan ke redaksi majalahsurat kabar yang memuat rubrik
puisi Jika dimuat, tunjukkan pada gurumu
D. Menyusun Sinopsis dan Esai Sastra
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu menyusun sinopsis karya sastra dan menerapkan kritik dan esai dalam karya sastra dengan gambaran masyarakat menuliskan esai.
1. Menyusun Sinopsis Karya Sastra
Anda telah diajak menyusun sinopsis, bukan? Jika Anda dahulu diajak menyusun sinopsis cerpen, kali ini Anda akan diajak menyusun sinopsis karya
sastra untuk jenis dongeng. Coba cari sebuah dongeng dan bacalah secara intensif Sambil membaca, ingatlah unsur-unsur pembentuk cerita dalam
dongeng tersebut. Selanjutnya, tuliskan di buku tugas Berdasarkan catatan tersebut, Anda dapat membuat sinopsis cerita dalam dongeng tersebut.
2. Menulis Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Berikut ini diberikan contoh esai
dalam suatu media cetak.