13 Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
Pelatihan
Setelah Anda mencatat apa dan siapa yang dibicarakan dalam diskusi, mengajukan pertanyaan terhadap pokok pembicaraan, mengemukakan
persetujuan dan penolakan, mengajukan argumen mendukung dan menolak, dan menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasa yang
logis, selanjutnya Anda maju ke depan dan sampaikan gagasan dan tanggapan Anda terhadap artikel “Kaderisasi Penulis Pelajar dan
Mahasiswa di Media Massa Cetak”. Buatlah suasana diskusi yang menarik
C. Membaca Intensif Paragraf Induktif
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif dan menyimpulkannya.
1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif
Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif.
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa- peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila diidentifikasi
secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
letak kalimat utama di akhir paragraf, b.
diawali dengan uraianpenjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh:
Di dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1952, 62,7 orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam
pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4. Pada tahun 1960 adalah 63,8. Dari penyajian statistik tersebut, ternyata cukup besar golongan
orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.
Sumber: Suara Karya, 8 Desember 2006
14 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS
Dalam contoh paragraf induktif di atas terdiri atas empat kalimat berurutan yang diawali dengan kalimat pertama sebagai serangkaian kalimat pernyataan,
kemudian diikuti kalimat kedua, ketiga, dan diikuti kalimat keempat sebagai kesimpulan.
2. Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi, Analogi, Sebab-Akibat
Pada tahap penarikan kesimpulan Anda akan diajak mempelajari pola generalisasi, analogi, dan sebab-akibat sebagaimana dijelaskan sebagaimana
berikut.
a. Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh
gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam
pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan
spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut.
Contoh: Pemerintah mendirikan sekolah sampai ke pelosok. Puskesmas di-
dirikan di mana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan rumah ibadah diperbanyak atau dibantu pemerintah. Memang menjadi
tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Analogi
Cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Steadler 4B menghasilkan gambar vinyet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat
lunak dan menghasilkan garis-garis hitam dan tebal. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat
vinyet, tetapi ketika ia berlibur di rumah nenek di sebuah kota kecamatan ia kehabisan pensil. Ia mencari di toko-toko di kota itu tidak ada.
Akhirnya, daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merek lain yang sama lunaknya dengan Steadler 4B. “Ini tentu akan menghasilkan
vinyet yang bagus juga,” putusnya.