VI ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL
Aspek –aspek kelayakan non finansial yang digunakan oleh Mekar Tambak
Sari dalam pengembangan usahanya adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukun, aspek sosial dan ekonomi, sapek lingkungan, serta aspek
finansial. Aspek –aspek tersebut adalah satu kesatuan dalam penilaian kelayakan
usaha dan saling terintegrasi antara satu aspek dengan aspek lainnya.
6.1. Analisis Aspek Teknis
Sebelum melakukan kegiatan pengusahaan ikan gurami, hal penting yang harus dipertimbangkan adalah aspek teknis, yang akan menggambarkan mengenai
lokasi usaha, tata letak tempat produksi, besarnya skala usaha, kriteria pemilihan peralatan yang akan digunakan, proses produksi yang dilakukan dan jenis
teknologi yang digunakan. Adapun tata letak tempat produksi dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17. Pelaksanaan dari evaluasi aspek teknis ini seringkali tidak
dapat memberikan suatu keputusan yang baku, karenanya sangat perlu diperhatikan satu atau beberapa pengalaman pada usaha lain yang serupa di lokasi
lain yang menggunakan teknik dan teknologi yang serupa. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tempat lain sangat membantu dalam mengambil
keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain ini tidak dapat ditinggalkan begitu saja Nurmalina et al,2009.
6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Pengusahaan Ikan Gurami
Lokasi yang dipilih dalam melakukan kegiatan pengusahaan ikan gurami baik untuk pembenihan ataupun pembesaran yang paling penting adalah harus
mempunyai ketersediaan air yang cukup dan dekat dengan sumber air, dekat dengan ketersediaan bahan baku, dekat dengan petani ikan air tawar dan dekat
dengan jalan sehingga memudahkan dalam transportasi. Selain itu lokasi yang aman juga perlu diperhatikan, baik aman dari gangguan manusia yang tidak
bertanggung jawab ataupun hewan pemangsa. Hal lain yang juga penting adalah persiapan media untuk kegiatan
produksi. Penggunaan media dalam kegiatan pembesaran dan pembenihan ikan gurami akan berbeda. Dalam pengusahaan pembesaran ikan gurami, Mekar
Tambaka Sari Menggunakan kolam tanah dengan pematang terbuat dari tanah. Hal ini dimaksudkan agar ikan gurami yang suka membenturkan kepalanya ke
tepi kolam tidak terluka. Sedangkan dalam kegiatan pembenihan menggunakan aquarium dan kolam terpal sebagai media produksi.
Pembenihan ikan gurami dilakukan untuk mendapatkan benih yang siap dijual kembali kepada petani pendeder atau petani pembesaran untuk selanjutnya
dibesarkan oleh petani tersebut. Kegitan pembenihan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media aquarium yang disusun dalam
satu ruangan dan kolam terpal. pembenihan menggunakan media aquarium ini merupakan suatu cara yang dianggap paling efektif oleh Mekar Tambak Sari
karena pengontrolannya dapat dilakukan lebih ketat dan sarana pendukungnya amat memadai, sehingga tingkat keberhasilan dalam maminimalkan tingkat
kematian larva ikan gurami akan sangat tinngi. Aquarium ini dipergunakan untuk membesarkan larva ikan gurami hingga menjadi benih yang berukuran 1
–2 cm. Lamanya proses penetasan telur menjadi larva adalah dalam kurun waktu berkisar
3-4 hari dari kegitan penebaran telur kedalam bak. Ukuran aquarium yang digunakan adalah 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan ketebalan kaca 5 mm, dan
kapasitas benih yang dihasikan berkisar 500-1000 ekor benih per aquarium. Kegiatan pembesaran yanga dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan media kolam tanah dengan luas 250 m
2
per kolam dengan kepadatan tebar 8-10 ekor per m
2
dan tinngi air dalam kolam 70 cm. Benih ikan gurami yang digunakan dalam kegiatan pembesaran ini berukuran 200
–250 gr per ekor dan dihasilkan ikan gurami konsumsi yang berukuran 500-800 gr per ekor. Waktu
yang dibutuhkan dalam pembesaran ini adalah enam bulan, terhitung dari kegiatan pengolahan kolam sampai dengan pemanenan.
Kualitas media atau kolam sangat menentukan tumbuh kembangya ikan gurami yang akan diusahakan. Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan
adalah kondisi tanah, suhu air, dan kadar keasaman air. Kegiatan pengusahaan ikan gurami memerlukan air dengan pH 6,5
–7 dan suhu air 25–28
o
C. Sehingga untuk mengusahakan hal tersebut diperlukan suatu cara agar dapat menghasilkan
kondisi yang optimal untuk pertumbuhan ikan gurami, dan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan air sumur yang sudah ditampung dalam
bak selama 3-4 hari untuk menaikan pH dan menempatkan aquarium di dalam ruangan tertutup sehingga suhu akan dapat terjaga.
Sumberdaya produksi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan gurami tidak jauh berbeda dengan pembenihan ikan gurami. Kegiatan pembesaran
ini juga membutuhkan air dengan pH 6,5 –7 dan suhu air 25–28
o
C. Air tersebut didapatkan dengan cara membuat saluran irigasi yang bersumber dari sungai dan
kemudian dialirkan dari kolam ke kolam, yang selanjutnya didiamkan dulu selama kurang lebih 2 hari baru kemudian siap untuk ditebarkan benih.
Kebutuhan tenaga kerja pada pengusahaan ikan gurami ini menggunakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja yang
digunakan adalah tenaga kerja pria dengan jam kerja dalam satu hari, yaitu 7 jam dimulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Dengan upah pekerja sebesar Rp
35.000 per HOK. Namun pada kegiatan pembenihan ikan gurami jam kerja disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan. Selain itu juga pada kegiatan
pembenihan perlu diperhatikan sifat ikan gurami yang hanya dapat bertelur secara alami, sehingga kapan indukan ikan gurami memijah, yang selanjutnya bertelur
dan kemudian telur tersebut dapat diangkat untuk selanjutnya ditetaskan perlu diperhatikan secara khusus agar produksi dapat maksimal.
6.1.2. Fasilitas Penunjang Pengusahaan Ikan gurami