Umur Usaha Aspek Finansial

3.2. Umur Usaha

Menurut Nurmalina, et al 2009, ada beberapa pedoman untuk menentukan panjangnya umur usaha, antara lain : 1 Umur ekonomis suatu usaha ditetapkan berdasarkan jangka waktu periode yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada suatu usaha, yaitu jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan dari pemakaiannya. 2 Untuk usaha besar bergerak diberbagai bidang lebih mudah menggunakan umur teknis dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang dari umur ekonomis. Tetapi hal ini tidak berlaku apabila adanya keusangan teknologi Absolence dengan adanya penemuan teknologi baru. 3 Untuk usaha yang umurnya lebih lama dari 25 tahun, biasanya umur usaha ditentukan selama 25 tahun karena nilai-nilai setelah itu jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10 persen maka present value-nya akan kecil sekali, karena nilai DF-nya kecil mendekati nol.

3.3. Kriteria Kelayakan Investasi

Menurut Gittinger 1986, dalam menganalisi usaha harus mempertimbangkan aspek-aspek yang saling terkait, yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Selain itu juga harus mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahapan dalam perencanaan usaha dan siklus perencanaannya. Nurmalina, et al 2009, membagi analisis kelayakan menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya, aspek lingkungan, dan aspek finansial. Dalam penelitian ini aspek yang dibahas adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek finansial saja.

3.3.1. Aspek Pasar

Aspek pasar dan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial Hakim, 2005. Menurut Kadariah 1999, aspek komersial menganalisa penawaran input barang dan jasa yang diperlukan usaha, baik pada waktu membangun usahak, maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan menganalisa pasaran output yang dihasilkan dari kegiatan usaha. Menurut Gittinger 1986, analisis aspek komersial terdiri dari rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh usaha dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan usaha. Dari sisi output, analisis pasar untuk hasil usaha adalah sangat penting dalam menyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan. Dari sudut pandang input, saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P, yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Empat P menggambarkan pandangan seorang penjual mengenai alat-alat pemasaran yang dapat dipergunakan untuk mempengaruhi pembeli Kotler, 1997.

3.3.2. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan usaha secara teknis dan pengoprasiannya setelah usaha tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya Nurmalina,et al, 2009. Menurut Gittinger 1986, analisis secara teknis akan menguji hubungan- hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha yang diusulkan, misalnya keadaan tanah di daerah usaha dan potensinya bagi pembangunan usaha, ketersediaan air baik secara alami hujan dan penyebaran hujan serta pengadaan kemungkinan-kemungkinan untuk membangun irigasi, varietas benih yang cocok. Atas dasar pertimbangan –pertimbangan ini analisis secara teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial. Analisis secara teknis juga berhubungan dengan input usaha penyediaan dan output produksi berupa barang dan jasa. Kerangka kerja usaha harus dibuat secara jelas agar analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti. Aspek-aspek lain dari analisis usaha akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan.

3.3.3. Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan usaha dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan usaha hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana usaha, bagaimana jadwal penyelesaian usaha tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing- masing aspek kelayakan usaha. Sedangkan manajemen dalam operasi mempelajari bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga inti Nurmalina,et al, 2009. Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping hal tersebut aspek hukum dari suatu kegiatan usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

3.3.4 Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek sosial dan ekonomi akan menilai seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Selain itu aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh usaha tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi usaha. Sedangkan dari aspek ekonomi suatu usaha yang dinilai dan dipelajari adalah apakah suatu usaha yang akan dijalankan dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah PAD, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktifitas ekonomi.

3.3.5. Aspek Lingkungan

Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan bagaimana suatu usaha berpengaruh terhadap lingkungan. Apakah dengan adanya kegiatan usaha lingkungan dapat menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Dalam merancang atau menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan pula dampak terhadap lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu usaha justru akan menunjang kelangsungan suatu usaha itu sendiri. Tidak akan ada usaha yang dapat bertahan lama apabila tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

3.4. Aspek Finansial

Menurut Kadariah 1988, analisis aspek finansisl suatu usaha dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam usaha atau yang berkepentingan langsung dalam usaha. Dalam analisis ini yang diperhatikan adalah hasil untuk modal yang ditanam dalam suatu usaha. Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan rangsangan bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan usaha. Sebab tidak ada gunanya melaksanakan usaha yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan, jika mereka yang menjalankan kegiatan produksi tidak bertambah baik keadaanya. Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap peserta yang tergabung di dalamnya. Dalam usaha-usaha pertanian para peserta terdiri dari petani, perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama dari analisis finansial adalah menetukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan usaha Gittinger, 1986 Analisis usaha pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan usaha yang mempunyai keuntungan yang layak. Dalam analisis usaha diperlukan kriteria investasi yang merupakan metode yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Adapun beberapa kriteria sebagai tolak ukur kelayakan investasi diantaranya : 1 Net Present Value NPV, merupakan nilai sekarang dari arus tambahan manfaat bagi pelaksanaan usaha dihitung berdasarkan tingkat diskonto. 2 Internal Rate of Return IRR, merupakan tingkat suku bunga yang menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh usaha untuk sumberdaya yang digunakan. 3 Net Benefit Cost ratio Net BC, merupakan angka perbandingan nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. 4 Payback Period PP, merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi.

3.5. Teori Biaya dan Manfaat