7.4. Analisis Sensitivitas Switching Value
Analisis switching value ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan karena adanya perubahan harga jual output produksi, harga pakan, dan harga
pembelian benih. Perubahan kriteria yang diamati adalah perubahan nilai NPV, Net BC dan IRR. Hasil analisis sensitivitas ini dapat dilihat di Lampiran 11
sampai Lampiran 15.
7.4.1. Analisis Sensitivitas Switching Value Pengusahaan Pembesaran Ikan
Gurami
Analisis sensitivitas dilakukan berdasarkan atas dasar perhitungan cash flow. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap input produkai
utama yaitu, kenaikan harga pakan pelet, kenaikan harga benih dan perhitungan yang dilakukan terhadap penuruan harga jual, maka diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19.
Hasil Perhitungan Analisis Switching Value Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Variabel Persentase
Kenaikan Harga Pakan Pelet 7,1
Kenaikan Harga Benih 10,2
Penurunan Harga Jual output 3,2
Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa batas maksimal kenaikan harga pakan pelet sebesar 7,1 persen. Hal ini berarti pengusahaan pembesaran ikan
gurami masih layak dilaksanakan, akan tetapi apabila kenaikan harga pakan pelet lebih dari 7,1 persen maka usaha pembesaran ikan gurami menjadi tidak layak
untuk dilaksanakan. Kenaikan harga benih ikan gurami sebesar 10,2 persen adalah batas
maksimal dari pengusahaan pembesaran ikan gurami. Pengusahaan ikan gurami masih layak untuk dilaksanakan pada batas kenaikan harga benih sebesar 10,2
persen. Bila terjadi kenaikan harga benih diatas 10,2 persen maka pengusahaan pembesaran ikan gurami tidak layak untuk dilaksanakan.
Penurunan harga jual output produksi ikan gurami tidak boleh melebihi 3,2 persen. Bila terjadi penurunan harga jual ikan gurami diatas 3,2 persen maka
usaha pembesaran ikan gurami tidak layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis switching value yang dapat dilihat pada Tabel 19 menunjukan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurami sangat peka
terhadap penurunan harga jual output produksi ikan gurami. Sedangkan untuk kenaikan harga menunjukan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurami tidak
terlalu peka.
7.4.2. Analisis Sensitivitas Switching Value Pengusahaan Pembenihan Ikan
Gurami
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap input produkai utama yaitu, kenaikan harga pakan benih berupa pelet halus dan cacing sutra, serta
penurunan harga jual ouput produksi benih ikan gurami, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil perhitungan Switching Value Pengusahaan Pembenihan Ikan
Gurami
Variabel Persentase
Kenaikan Harga Pakan 62
Penurunan Harga Jual output 2,5
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa batas maksimal kenaikan harga pakan yang berupa pelet halus dan cacing sutra sebesar 62 persen. Hal ini berarti
pembenihan ikan gurami masih layak dilaksanakan, akan tetapi apabila kenaikan harga pakan pelet lebih dari 62 persen maka pengusahaan pembenihan ikan
gurami menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Penurunan harga jual output produksi berupa benih ikan gurami tidak
boleh melebihi 2,5 persen. Bila terjadi penurunan harga jual benih ikan gurami diatas 2,5 persen maka pengusahaan pembenihan ikan gurami tidak layak untuk
dilaksanakan. Hasil analisis switching value yang dapat dilihat pada Tabel 20
menunjukan bahwa pengusahaan pembenihan ikan gurami sangat peka terhadap penurunan harga jual output produksi yang berupa benih ikan gurami, sehingga
perubahan variabel tersebut akan sangat mempengaruhi kegiatan pengusahaan pembenihan ikan gurami.
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan