Fasilitas Penunjang Pengusahaan Ikan gurami Teknik Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami

bak selama 3-4 hari untuk menaikan pH dan menempatkan aquarium di dalam ruangan tertutup sehingga suhu akan dapat terjaga. Sumberdaya produksi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan gurami tidak jauh berbeda dengan pembenihan ikan gurami. Kegiatan pembesaran ini juga membutuhkan air dengan pH 6,5 –7 dan suhu air 25–28 o C. Air tersebut didapatkan dengan cara membuat saluran irigasi yang bersumber dari sungai dan kemudian dialirkan dari kolam ke kolam, yang selanjutnya didiamkan dulu selama kurang lebih 2 hari baru kemudian siap untuk ditebarkan benih. Kebutuhan tenaga kerja pada pengusahaan ikan gurami ini menggunakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria dengan jam kerja dalam satu hari, yaitu 7 jam dimulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Dengan upah pekerja sebesar Rp 35.000 per HOK. Namun pada kegiatan pembenihan ikan gurami jam kerja disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan. Selain itu juga pada kegiatan pembenihan perlu diperhatikan sifat ikan gurami yang hanya dapat bertelur secara alami, sehingga kapan indukan ikan gurami memijah, yang selanjutnya bertelur dan kemudian telur tersebut dapat diangkat untuk selanjutnya ditetaskan perlu diperhatikan secara khusus agar produksi dapat maksimal.

6.1.2. Fasilitas Penunjang Pengusahaan Ikan gurami

Fasilitas penunjang dari tempat penelitian, yang telah dimiliki oleh Mekar Tambak Sari adalah lokasi kegiatan usaha sangat mendukung. Dimana lokasinya yang sangat strategis yaitu mudah dijangkau dan tidak jauh dengan jalan raya serta dapat dimasuki kendaraan bermotor, selain itu juga dekat dengan toko-toko yang menjual kebutuhan perikanan pakan ikan, jaring, selang oksigen, pengisian tabung oksigen, dan sarana produksi lainnya dan dekat dengan petani juga. Sehingga dari hal tersebut dimungkinkan pengusahaan ikan gurami ini akan dapat berkembang dengan baik. Selain itu juga proses pengangkutan input dan pemasaran hasil produksi akan relatif mudah untuk dilakukan karena sarana transportasi yang ada sangat memadai dan dapat mendukung kegiatan pengusahaan ikan gurami.

6.1.3. Teknik Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami

Ikan gurami merupakan ikan yang mempunyai pertumbuhan lambat dan hanya dapat berkembang biak bertelur secara alami, namun kebutuhan akan benih ikan gurami merupakan faktor yang sangat penting dalam pengusahaan ikan gurami. Sehingga permasalahan ketersediaan benih tersebut perlu diatasi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan indukan yang dapat menghasilkan benih unggul. Dalam penelitian ini indukan yang akan digunakan adalah Gurami Porselen yang dapat menghasilkan telur hingga 10.000 butir dalam sekali memijah. Pengusahaan pembenihan ikan gurami yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan indukan sebanyak 20 ekor induk ikan gurami, yang terdiri dari 15 ekor induk betina dan 5 ekor induk jantan. Dimana pemijahan akan dilakukan setiap dua bulan sekali. Silkus produksi dapat dilihat pada Lampiran 3. Perbandingan setiap pasangan yaitu 1 induk jantan : 3 induk betina. Kegitan dalam usaha pembenihan ikan gurami terdiri dari : 1 Pemeliharaan indukan Indukan ikan gurami yang akan digunakan dalam pembenihan sebaiknya harus sudah berumur di atas tiga tahun atau sedang dalam masa produktif. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara terlebih dahulu. Tempat pemeliharaan indukan dibuat dalam kolam khusus dan selama dalam masa pemeliharaan, indukan ikan gurami harus diberi pakan yang banyak mengandung protein secara intensif. Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kadar protein berkisar 40 persen. Selain itu pakan alami berupa daun talas dan limbah sayuran dapat dijadikan pakan tambahan. Pemberian pakan dapat dilakukan dua kali pada pagi dan sore hari. Hari kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sekaligus perawatan kolam sebanyak 154,3 HOK selama setahun dengan penggunaan tenaga kerja satu orang dan dikerjakan dalam waktu tiga jam. Penggunaan indukan gurami untuk pembenihan harus dilakukan penyeleksian terlebih dahulu. Selain induk gurami harus dalam kondisi sehat, bobot ikan gurami yang pantas dijadikan indukan adalah 2 –3 kg per ekor. Selain itu kolam yang digunakan sebaiknya tidak berlumpur, tetapi memiliki air yang jernih dengan kepadatan tebar 4 ekor per m 2 . 2 Pemilihan Indukan Siap Pijah Kegiatan pembenihan ikan gurami dalam penelitian ini diawali dengan pemilihan indukan yang siap pijah. Indukan ikan gurami siap pijah ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal, tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada dan warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul untuk indukan jantan. Sedangkan pada induk betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada, serta warna tubuhnya lebih terang dari pada induk jantan dengan bentuk perut besar bulat. Cara lain yang juga dapat digunakan untuk melihat induk siap pijah adalah dengan melihat tingkah laku indukan ikan gurami yang selalu beriringan bersama antara induk jantan dan induk betina, serta mulai membuat sarang dari rumput kering atau ijuk yang terdapat di kolam. Indukan ikan gurami ini biasanya digunakan selama 10 tahun, setelah itu produksi telur yang dihasilkan jumlahnya sudah menurun. Kegiatan penangkapan dan pemilihan indukan ini membutuhkan hari kerja sebanyak 24 HOK dalam satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja satu orang dan dikerjakan dalam waktu empat jam. 3 Pemijahan Indukan Ikan Gurami Kegitan pemijahan induk ikan gurami ini diawali dengan memisahkan indukan yang sudah matang dan siap bertelur. Kepadatan tebar dalam kolam pemijahan ini adalah 1 ekor per 5 m 2 dengan perbandingan jumlah jantan dan betina yang digunakan adalah 1 ekor induk ikan gurami jantan dan 3 ekor induk gurami betina. Penebaran indukan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dilakukan secara komunal dengan lima pasang indukan dalam satu kolam pemijahan diisi beberapa pasang. Proses pemijahan akan berlangsung satu minggu setelah indukan ikan gurami ditebar dalam kolam pemijahan. Kemudian induk jantan akan membuat sarang dengan menggukana bahan yang telah disediakan di kolam, berupa ijuk. Induk betina kemudian akan mendekat dan meletakan telurnya pada sarang yang telah dibuat, dan selanjutnya dibuahi oleh induk jantan dengan cara menyemprotkan spermanya ke telur-telur tersebut. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan air kolam, jika tercium bau amis yang diikuti dngan munculnya banyak minyak di permukaan air berarti telah terjadi proses pemijahan. Proses ini akan terus berlangsung hingga semua betina selesai bertelur, dan proses pemijahan ini berlangsung selama tiga hari. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dan diangkat dengan menggunakan wadah berupa bak atau ember yang sudah isi air. Proses pengambilan sarang ini sangat mempengaruhi tingkat kegagalan menetasnya telur. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengangkatan telur ini adalah 6,8 HOK selama satu tahun dalam 6 periode dengan penggunaan tenaga kerja sebanyak dua orang dan dikerjakan dalam waktu empat jam. 4 Penetasan Telur Kegiatan penetasan telur ikan gurami dapat dilakukan pada beberapa media seperti aquarium, bak plastik, kolam fiber glass, kolam terpal, dan kolam beton. Penetasan telur yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bak plastik sebagai media, dengan ruangan yang digunakan berukuran sebesar 3 m 2 x 3 m 2 . Telur ikan gurami yang telah diangkat akan menetas dalam kurun waktu 40 jam. Sebelum Telur menetas, sebaiknya dilakukan penyeleksian terhadap telur- telur yang berwarna kuning keruh yang harus dibuang karena tidak akan menetas, hanya telur yang berwarna kuning cerah yang akan menetas. Aquarium yang akan digunakan untuk pemeliharaan larva harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu, kemudian diisi air dengan ketinggian 25 cm dan pencahayaan yang cukupyaitu 24 jam terang dan 0 jam gelap. Setelah telur menetas semua maka dilakukan penghitungan larva dan selanjutnya pemanenan larva, kemudian larva tersebut ditebar kembali ke dalam kolam terpal yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk proses pemeliharaan berikutnya. Hari kerja yang dibutuhkan pada kegiatan ini sebanyak 12 HOK dalam 6 periode selama satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja sebanyak dua orang dan dikerjakan dalam waktu tujuh jam. 5 Perawatan Larva Telur ikan gurami yang telah menetas dan menjadi larva membutuhkan perawatan yang intensif karena masih sangat rentan dan akan berpengaruh terhadap tingkat mortalitas benih nantinya. Pemberian pakan dilakukan pada saat larva berumur 4 hari, karena pada tiga hari pertama larva masih memiliki cadangan makanan berupa kantong sisa kuning telur. Pakan yang diberikan berupa cacing sutra yang sudah dihaluskan atau cacing sutra kering. Pemberian pakan dilakukan 4 kali dalam sehari, sebanyak 5 gr per 100 ekor larva setiap pemberian. Selama perawatan penggantian air aquarium dilakukan ketika sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan kotoran ikan atau biasanya dua minggu sekali. Suhu air yang dibutuhkan yaitu berkisar 29 –30 C. Larva ikan gurami dipelihara dalam aquarium selama 30 hari hingga menjadi benih larva berukuran 1 –2 cm. Benih ini selanjutnya dipelihara dalam kolam terpal dengan padat tebar 100 ekor per m 2 dan penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali sehari sebanyak 10 gr per 100 ekor benih. Pemeliharaan benih ini dilakukan selama 63 hari hingga benih siap untuk dipanen. Kebutuhan hari kerja dalam kegiatan perawatan larva dan benih adalah 318,8 HOK selama satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja sebanyak dua orang dan dikerjakan dalam waktu dua jam. 6 Pemanenan Benih Pemanenan benih ikan gurami dilakukan setelah benih berukuran 4 –5 cm. Benih hasil panen dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 60 cm x 80 cm. Banyaknya benih yang dikemas dalam kantong plastik tergantung pada jarak tempah tujuan pemasaran. Pengemasan dalam satu kantong plastik dapat berisi benih ikan gurami hingga 1000 ekor benih dan kantong yang berisi benih tersebut diberi oksigen. Hari kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pemanenan yang meliputi pengemasan dan pengankutan adalah 34,3 HOK selama setahun dengan penggunaan tenaga kerja dua orang dan dikerjakan dalam waktu lima jam selama empat hari.

6.1.4. Teknik Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami