I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan yang menjadi kebutuhan pokok sejauh ini cukup banyak memberikan peluang usaha. Seiring makin tumbuhnya kesadaran masyarakat
pada sumber pangan bergizi tinggi, maka hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan bahan pangan bergizi yang cukup. Perikanan budidaya merupakan
salah satu komponen yang penting pada sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan
pendapatan dan lapangan kerja di usaha lain industri pengolahan, penyedia input produksi perikanan dan lainnya yang terkait langsung dengan usaha ini baik yang
bersifat backward lingkages hulu maupun forward lingkages hilir. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, penyumbang devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyediaan kesempatan kerja,
sumber pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta pendukung kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup Direktorat
Jenderal Perikanan, 2004. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, 2010, konsumsi
ikan per kapita per tahun penduduk Indonesia pada tahun 2006 telah mencapai 30 kg, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya mencapai 28
kg. Hal ini menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi perikan budidaya, khususnya ikan air tawar.
1
Perikanan budidaya juga berperan dalam mengurangi beban sumber daya laut, di samping itu perikanan budidaya dianggap sebagai
sektor penting
untuk mendukung
perkembangan ekonomi
pedesaan. Mengkonsumsi ikan air tawar adalah salah satu cara untuk mendapatkan protein
yang sehat serta bebas kolesterol. Seiring dengan hal tersebut para pengusaha di sektor ini terpacu untuk mengoptimalkan produksi perikanan air tawar yang
mempunyai potensi untuk dapat bertahan dan bersaing dalam industri perikanan. Pemanfaatan
sumberdaya perikanan
budidaya telah
banyak dikembangkan, karena perikanan budidaya diharapkan dapat menjadi salah satu
1
http:www.dkp.go.idindex.phpindnews2372ikan-laut-idola-masyarakat diakses 9 Mei 2010
andalan utama dalam produksi ikan. Salah satu daerah penghasil perikanan budidaya terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, dengan nilai produksi
perikanan yang dihasilkan mencapai 110.247 ton pada tahun 2005, 127.578 ton tahun 2006 dan 118.162 ton tahun 2007, kemudian diikuti Sumatra Selatan dan
Jawa Timur. Jumlah produksi perikanan yang dihasilkan daerah Jawa Barat merupakan nilai tertinggi dari provinsi lainnya yang menghasilkan perikanan
budidaya di Indonesia. Data produksi perikanan budidaya ini dapat di lihat pada Lampiran 1.
Salah satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai potensi cukup besar adalah ikan gurami, dan merupakan salah satu komoditas
perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan trend peningkatan produksi rata-rata pertahun selama lima tahun berturut-turut dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebesar 11.23 persen. Data poduksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Faktor yang mendukung pengusahaan ikan gurami
adalah harga jual serta permintaan ikan gurami relatif stabil tinggi jika dibandingkan dengan ikan air tawar sejenis lainnya
mas, patin, bawal, nilai, dan tawes
dan pembudidaya gurami yang lebih sedikit jika dibandingkan pembudidaya ikan air tawar lainnya. Hasil produksi sampai saat ini masih
difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kota Depok yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu daerah penghasil ikan gurami. Pengusahaan ikan gurami banyak dilakukan di daerah ini karena ketersediaan lahan yang ada masih sangat
cukup untuk dimanfaatkan sebagai lahan produksi perikanan budidaya. Adapun luas lahan yang digunakan sebagai areal pegusahaan perikanan budidaya air tawar
di Kota Depok ditunjukan pada Tabel 1. Tabel 1.
Luas Areal Perikanan Kota Depok Ha tahun 2009
No. Kecamatan
Kolam Air Tenang Kolam Pembenihan
1 Sawangan
242,12 8,95
2 Pancoran Mas
13,72 1.60
3 Sukmajaya
5,13 3,49
4 Cimanggis
6,17 0,54
5 Beji
2 6
Limo 5,91
2,02
Jumlah ha 275,05
16,6
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010
Tabel 1 menunjukan bahwa luas areal yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan Kota Depok yaitu sebesar 275,05 hektar untuk kegiatan
budidaya air tenang pembesaran dan 16,60 hektar untuk kegiatan pembenihan. Pemanfaatan areal terbesar yaitu di Kecamatan Sawangan dengan luas lahan yang
dimanfaatkan sebesar 242,12 hektar untuk kegiatan budidaya air tenang pembesaran dan 8,95 hektar untuk kegiatan pembenihan. Selain didukung oleh
luas areal budidaya, komoditas ikan gurami ini juga memiliki pangsa pasar yang sangat potensial di dalam negri. Data produksi perikanan Kota Depok dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Produksi Perikanan Air Tawar Kota Depok Per Kecamatan Ton 2009
No. Kecamatan
Air Tenang ton Pembenihan ekor
1 Sawangan
1.280.240 12.127.835
2 Pancoran Mas
45,11 1.978.252
3 Sukmajaya
64,54 753.555
4 Cimanggis
24,99 -
5 Beji
16,76 -
6 Limo
55,86 1.646.985
Jumlah 1.487.500
16.506.627
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010 Tabel 2 menunjukan bahwa total produksi perikanan air tawar yang
dihasilkan dari Kota Depok sebesar 1. 487. 500 ton dari hasil produksi kolam air tenang ikan konsumsi dan 16.506.627 ekor dari hasil produksi pembenihan.
Hasil produksi terbesar diperoleh dari Kecamatan Sawangan sebesar 1.280.240 ton untuk pembesaran, dan 12.127.835 ekor untuk pembenihan, produksi ini
merupakan produksi terbesar bila dibandingkan dengan nilai produksi dari Kecamatan lainnya di Kota Depok. Hal ini dikarenakan Kecamatan Sawangan
merupakan sentral produksi perikanan air tawar khususnya ikan gurami di Kota Depok. Pengusahaan ikan dilakukan secara intensif sehingga produksi yang
dihasilkan lebih besar dari kecamatan lainnya, selain itu Kecamatan Sawangan memiliki lahan yang masih luas untuk dimanfaatkan sebagai arel usaha perikanan
sehingga mendukung untuk dilakukannya kegiatan usaha perikanan. Adapun hasil produksi perikanan Kota Depok dapat diihat pada tabel 3.
Tabel 3. Total Produksi Perikanan Kota Depok Ton Tahun 2007
– 2009
No. Jenis Ikan
Produksi ton Peningkatan
Produksi 2007
2008 2009
1 Mas
303,12 305,40
307,92 1
2 Nila
143,21 152,65
156,57 5
4 Mujair
34,14 34,29
35,04 1
5 Gurami
324,12 331,17
333,72 1
6 Tawes
34,27 38,94
39,10 7
7 Patin
81,11 83,28
85,64 3
9 Lele
457,31 468,02
482,41 3
10 Bawal
42,25 46,58
41,11 -1
Jumlah 1.419,53
1.460,33 1.481,51
20
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010 Tabel 3 menunjukkan produksi ikan gurami di Kota Depok pada tahun
2009 telah mencapai 333,72 ton, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 yang hanya mencapai 331,17 ton dan tahun 2007 hanya sebesar 324,12.
Dengan rata-rata peningkatan produksi pertahun sebesar 1 persen. Terdapat banyak peluang usaha dalam satu rangkaian pengusahaan ikan
gurami, mulai dari pembenihan sampai dengan pembesaran ikan gurami. Sedangkan usaha lain yang timbul sebagai akibat langsung dari pengusahaan ikan
gurami, misalnya usaha jual beli benih ikan, jual beli ikan konsumsi, pengrajin alat-alat perikanan, jual beli sarana produksi perikanan seperti pupuk, pakan dan
obat-obatan, jual beli alat-alat perikanan dan rumah makan serta penyewaan lahan tidur yang tidak dimanfaatkan.
Pengusahaan ikan gurami di Kota Depok tidak hanya dilakukan oleh petani-petani yang tergabung kelompok pembudidaya, melainkan banyak
dilakukan juga oleh perusahaan yang mengkhususkan bergerak dalam bidang pengusahaan ikan air tawar. Akan tetapi kegiatan pengusahaan ini tidak terlepas
juga dari peran pemasok yang menjadi penggerak usaha perdagangan ikan air tawar, khususnya ikan gurami. Salah satu perusahaan yang menjual ikan gurami
adalah Mekar Tambak Sari yang berlokasi di Kecamatan Sawangan, Kota Depok, dan salah satu kelompok pembudidaya di Kota Depok yang mengusahakan ikan
gurami adalah Family Jaya 1.
Upaya yang dilakukan oleh Mekar Tambak Sari dalam pengembangan usahanya adalah dengan mengusahakan pembenihan ataupun pembesaran ikan
gurami. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan yang lebih besar bagi perusahaan. Namun sebelum dilakukan pengembangan usaha, perlu adanya
suatu kajian mengenai pengusahaan ikan gurami dan melakukan identifikasi terhadap petani ataupuk kelompok pembudidaya yang telah melakukan
pengusahaan ikan gurami. Family Jaya 1 adalah kelompok pembudidaya yang mengusahakan ikan air tawar, salah satunya adalah ikan gurami. Kajian mengenai
pengusahaan ikan gurami dan identifikasi dilakukan sebagai acuan karena selama ini perusahaan Mekar Tambak Sari tidak mengusahakan ikan gurami. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk melihat dan menilai prospek dari usaha yang akan dilakukan oleh perusahaan yang merupakan suatau upaya dalam pengembangan
usahanya.
1.2. Perumusan Masalah