ikan juga akan meningkat. Untuk mengurangi risiko, ikan yang harus dipasarkan harus melalui proses penyeleksian, pengemasan dan pengangkutan yang baik
Agustika, 2009.
2.3. Penelitian Terdahulu Studi Kelayakan
Penelitian mengenai ikan air tawar sudah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan mas
di Desa Sumurgintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang oleh Rosiah 2005. Dari hasil analisisnya didapat bahwa usaha pembenihan Ikan Mas di Desa
Sumurgintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, secara finansial menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata hasil analisis per kuartal tahun 2005 memperlihatkan keuntungan sebesar Rp. 8.757.399, RC ratio sebesar 1,14 dan payback period
4,50 tahun. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi dengan tingkat suku bunga 8 persen per kuartal diperoleh NPV sebesar Rp. 13.205.659,22, Net BC sebesar
1,13 dan IRR sebesar 9,45 persen. Skenario adanya pinjaman dari lembaga keuangan, menurunkan nilai kriteria investasi walaupun masih layak untuk
dikembangkan. Pada skenario dengan pinjaman menunjukan nilai NPV Rp. 2.284.388,04, Net BC sebesar 1,03 dan IRR sebesar 8,27 persen. Selain itu
apabila dilihat dari sensitivitasnya terhadap kenaikan harga pupuk TSP sebesar 11,11 persen, PK sebesar 4,76 persen, Kaptan sebesar 3,7 persen menunjukan
nilai NPV sebesar Rp 11.230.498,59, Net BC sebesar 1,11 dan IRR sebesar 9,30 persen. Pada skenario dengan pinjaman apabila terjadi kenaikan harga TSP
sebesar 11,11 persen, PK sebesar 4,76 persen, Kaptan sebesar 3,7 persen, menyebabkan nilai kriteria investasi menjadi, NPV sebesar Rp. 309.227.00, Net
BC sebesar 1,00 dan IRR sebesar 8,04 persen. Hasil penelitian Atemalem 2001, yang berjudul Analisis Kelayakan
Investasi Usaha Pembenihan Ikan Patin Pangasius sutchi di Tapos Agro Lestari, Ciawi, Bogor menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis usaha yang dilakukan
selama satu tahun, usaha ini memperolah keuntungan sebesar Rp. 110.604.616,70. hasil perhitungan analisis pembenihan ikan ini menguntungkan dilihat dari hasil
perhitungan RC rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,56. Analisis titik impas BEP dari usaha pembenihan ini menghasilkan nilai sebesar 742.522 ekor atau
senilai Rp. 82.637.703,83. sedangkan dari hasil analisis kelayakan investasi diperoleh NPV sebesar Rp. 81.629.230,06, Net BC sebesar 2,58, dan IRR sebesar
66,77 persen. Hasil perhitungan analisis sensitivitas pada kondisi kenaikan harga pakan benih 16 persen diperoleh NPV sebesar Rp. 8.203.815,31, Net BC sebesar
1,11 dan IRR sebesar 27,32 persen. Penurunan harga jual benih ikan patin ukuran 1 inch 2,56 cm sebesar 5 persen diperoleh NPV sebesar Rp. 21.884.659, 59, Net
BC 1,33, dan IRR sebesar 36,64 persen, menunjukan bahwa usaha tersebut layak diteruskan untuk jangka panjang.
Iriani 2006 dalam Analisis Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari, Desa
Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta menjelaskan bahwa usaha pendederan dan pembenihan ikan nila layak dijalankan dengan
keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 83.009.000, dngan RC rasio sebesar3,21, payback period sebesar 0,21 tahun dan BEP sebesar Rp. 22.462.437,69.
berdasarkan analisis kelayakan finansial terhadap usaha pembenihan dan pendederan ikan nila ini diperoleh NPV sebesar Rp. 225.116.401,83, Net BC
lebih dari satu dan IRR sebesar 7,07 persen, sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap kenaikan harga
pakan sebesar 800,917 persen diperoleh nilai NPV sama dengan nol, Net BC sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Hal ini
menunjukan usaha ini masih layak untuk dijalankan sampai batas kenaikan harga pakan 800,917 persen.
Berdasarkan hasil penelitian Rohaeni 2006, yang berjudul Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Pembesaran Lele Dumbo di Agro Niaga Insani,
Kabupaten Bogor diperoleh hasil perhitungan analisis usaha sebesar Rp. 58.451.900, RC rasio sebesar 1,39 dan payback period sebesar 2,98. sedangkan
perhitungan analisis kelayakan usaha menghasilkan NPV sebesar Rp. 118.976.123, 41, Net BC sebesar 1,89 dan IRR sebesar 34,80 persen. Analisis
sensitivitas dilakukan sampai pada persentase perubahan harga yang menyebabkan usaha tidak layak adalah pada kenaikan harga pakan sebesar 25,5
persen dan penurunan harga jual sebesar 9,8 persen. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha ini menguntungkan, serta layak untuk dilakukan dan dikembangkan.
2.4. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu