29
D. Kajian Tentang Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Nandang Budiman 2006:14 mengemukakan bahwa pada umumnya siswa SD berusia 6-12 tahun. Pada fase ini pertumbuhan fisik siswa tetap
berlangsung. Siswa menjadi lebih tinggi, lebih besat, lebih kuat, dan juga lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Perkembangan fisik pada masa ini
tergolong lambat tapi kosisten, sehingga cukup beralasan jika dikenal sebagai masa tenang.
Siswa merupakan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan individu. Aktivitas, proses, serta hasil perkembangan pendidikan siswa
dipengaruhi oleh karakteristik siswa sebagai seorang individu. Ada dua karakteristik utama dari individu manusia, yaitu bahwa individu manusia itu
unik, dan kedua bahwa dia berada dalam proses perkembangan, serta perkembangan dinamis Nana Syaodih, 2004:35-36.
Menurut piaget dalam M. Dalyono 2009: 39-40 tingkat-tingkat perkembangan kognitif siswa dapat dibedakan menjadi 4 tingkat yaitu: tingkat
sensori motoriks 0,0-2,0 tahun, tingkat preoperasional 2,0-7,0 tahun, tingkat operasi konkret 7,0-11,0 tahun, tingkat opersi formal 11 tahun ke
atas. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas IV SD. Dilihat dari ke empat tingkat perkembangan kognitif siswa tersebut, maka
siwa kelas IV SD masuk dalam tingkat operasi konkret karena umumnya siswa kelas IV SD usianya kurang lebih 10 tahun. Dijelaskan pula oleh M. Dalyono
2009: 40 dalam tingkat operasi konkret ini, anak telah mengetahui simbol-
30
simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak. Anak juga mulai membentuk peer group.
Siswa kelas IV SD tentunya memiliki sifat khas sendiri. Noehi Nasution 1992: 44 mengemukakan beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah
sebagai berikut:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit; hal
ini menumbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan- pekerjaan yang praktis.
2. Amat realistis, ingin tahu, dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khuhus, yang oleh ahli-ahli mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
4. Sampai kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lain untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11,0 pada umumnya anak menghadapi tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha menyampaikannya sendiri. 5.
Pada masa ini anak memandang nilai angka kotor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah.
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka
membuat peraturan sendiri.