Mahasiswa perantauan di Yogyakarta

Jumlah Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Yogyakarta 2015 No. Asal Daerah Jumlah 1 DKI 9.141 2 Jawa Barat 14.886 3 Jawa Tengah 82.331 4 DIY 99.610 5 Jawa Timur 9.415 6 NAD 2.889 7 Sumatera Utara 17.832 8 Sumatera Barat 3.882 9 Riau 14.221 10 Jambi 4.114 11 Sumatera Selatan 7.993 12 Lampung 7.116 13 Kalimantan Barat 5.821 14 Kalimantan Tengah 3.882 15 Kalimantan Selatan 3.225 16 Kalimantan Timur-Kalimantan Utara 8.221 17 Sulawesi Utara 2.110 18 Sulawesi Tengah 2.577 19 Sulawesi Selatan 7.322 20 Sulawesi Tenggara 2.241 21 Sulawesi Barat 6.541 22 Maluku 1.447 23 Bali 2.792 24 NTB 4.472 25 NTT 13.822 26 Papua 7.889 27 Bengkulu 3.221 28 Banten 1.221 29 Maluku utara 1.227 30 Bangkabelitung 2.551 31 Gorontalo 1.261 32 Papua Barat 4.221 33 Kepuluan Riau 3.354 34 Luar Negeri 4.882 Jumlah Kumulatif 394.117 Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Yogyakarta 2015 Sumber: Data Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Angka 2015 Dari tabel jumlah mahasiswa di Yogyakarta berdasarkan asal daerah dari sumber data Dikpora Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2015 diatas menunjukkan besarnya jumlah mahasiswa perantau yang datang ke Yogyakarta terdiri dari berbagai daerah luar D.I. Yogyakarta, provinsi- propinsi di luar pulau Jawa hingga luar Negeri sebesar 294.507. Mahasiswa- mahasiswa perantau tersebut datang dengan tujuan utama yang sama yaitu demi menempuh pendidikan tingkat lanjut yang berkualitas, menambah pengalaman, mampu berkembang secara luas dan melatih kemandirian diri di tengah kentalnya budaya etnis Jawa yang menonjol sebagai identitas budaya Yogyakarta. Tidak terelakkan jika hal ini kemudian memicu tingginya fenomena culture shock yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik budaya diatas kemajemukan latarbelakang budaya yang dimiliki oleh para mahasiswa perantau dengan keadaan sosial budaya yang ada di Yogyakarta. Kedatangan mahasiswa-mahasiswa perantau ini kemudian mendorong munculnya suatu keadaan dimana identitas kebudayaan, etnis suku, bahasa akan terasa begitu heterogen, hal ini disebabkan oleh masuknya budaya- budaya luar Yogyakarta yang terbawa oleh setiap mahasiswa perantau kedalam D.I.Yogyakarta sedangkan jika dilihat dari tabel data Dikpora tahun 2015 mahasiswa pribumi lokal asli D.I. Yogyakarta sendiri sebesar 99.610 yang tersebar di PTN maupun PTS yang terdapat di Yogyakarta, hal ini memberikan kemungkinan bahwa disetiap perguruan tinggi di D.I.Yogyakarta baik PTN maupun PTS akan terdapat mahasiswa pribumi Yogyakarta. Kenyataan lain datang dari data Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta dalam angka 2014 menunjukkan dosen pengajar menurut jenis PTN memiliki jumlah total 4.828 dan Jumlah dosen pengajar menurut Jenis PTS di D.I.Yogyakarta memiliki jumlah total 6.379 BPS Provinsi D.I. Yogyakarta, Dalam Angka, 2014: 131 dan 177 kesemuanya merupakan penduduk pribumi lokal D.I. Yogyakarta sebagai tuan rumah yang memiliki ciri khas dari identitas kearifan budayanya.

2. Deskripsi Umum Informan Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa perantauan yang berasal dari luar pulau Jawa yang berkuliah di universitas-universitas yang terdapat di Yogyakarta. Mahasiswa perantauan yang berasal dari luar pulau Jawa yang didapat terbagi dalam dua katagori yaitu mahasiswa perantauan asal luar jawa yang sedang menempuh semester awal dan mahasiswa perantauan asal luar pulau Jawa yang sudah menjalani beberapa semester semester lanjut berkuliah di Perguruan Tinggi Yogyakarta. Dalam penelitian untuk mendapatkan data-data dan informasi, peneliti melakukan wawancara dengan informan atau responden yang sengaja dipilih oleh peniliti untuk menjadi sampel yang bisa mewakili populasi yang ada. Menurut peneliti mahasiswa perantauan asal luar jawa yang sedang menempuh semester awal berkuliah di Perguruan Tinggi Yogyakarta bahwa sebagai individu pendatang mereka akan mulai mengalami tahap awal fenomena culture shock dimana muncul perasaan asing terhadap tempat baru atau tempat rantauan, tidak nyaman dengan segala kondisi lingkungan baru dan tidak mudah menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari terhadap lingkungan tempat tinggal mereka yang baru di Yogyakarta, hal ini yang kemudian akan berpengaruh dengan hasil penelitian yang didapat. Informan-informan yang didapat dari katagori mahasiswa perantauan yang baru saja memasuki semester awal perkuliahan berasal dari beberapa daerah di luar pulau Jawa, seperti Padang, Mamuju Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua Pegunungan Wamina. Sedangkan untuk mahasiswa perantauan yang sudah menjalani beberapa semester semester lanjut, mereka ialah individu pendatang yang telah melalui fenomena culture shock dan telah menemukan cara dimana individu mulai dapat menerima dan menyesuaikan diri terhadap situasi- situasi di kehidupan sehari-hari dengan lingkungan tempat tinggal mereka yang baru di Yogyakarta. Informan-informan yang didapat dari katagori mahasiswa perantauan yang sudah menjalani beberapa semester semester lanjut berasal dari beberapa daerah di luar pulau Jawa, yaitu Pematang Siantar, Bedugul Bali, dan Kalimantan Utara Kabupaten Malinau. Penelitian ini mengambil informan sebanyak 8 orang yang terdiri dari 4 orang mahasiswa perantauan asal luar jawa yang sedang menempuh semester awal berkuliah di Perguruan Tinggi Yogyakarta dan 4 orang informan mahasiswa perantauan dari luar jawa yang sudah menjalani beberapa semester semester lanjut berkuliah di Yogyakarta. Deskripsi umum informan mahasiswa perantauan asal luar jawa yang sedang menempuh semester awal berkuliah di Perguruan Tinggi Yogyakarta tersebut antara lain sebagai berikut: 1. SC Perempuan, 18 tahun SC adalah salah seorang mahasiswi perantau yang berasal dari Padang. SC datang ke Jogja sekitar bulan september 2013. SC baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Gajah Mada. SC tidak memiliki saudara di Yogyakarta. SC sengaja memilih tempat kos yang dekat dengan kampusnya, kini ia bertempat tinggal di daerah Karang Bendo Yogyakarta. SC masih tergolong sebagai mahasiswi baru dan belum terlalu lama tinggal di Jogja. SC memiliki sifat yang sedikit tertutup, sosok yang pendiam serta pemalu, sehingga karena sifatnya tersebut membuatnya enggan untuk memulai interaksi dengan orang-orang baru atau teman-teman barunya kecuali jika mereka yang memulai berinteraksi dengannya maka ia akan menanggapinya. 2. WLLY Perempuan, 17 tahun WLLY adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Mamuju Sulawesi Barat. WLLY datang ke Jogja sekitar bulan Agustus 2013. WLLY baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Islam Indonesia. WLLY tidak memiliki saudara di Yogyakarta, WLLY sengaja memilih tempat kos yang dekat dengan kampusnya, WLLY bertempat tinggal di daerah Seturan. Sama seperti SC, WLLY pun mengaku bahwa ia merupakan sosok yang sedikit tertutup, pendiam