Culture Shock Gegar Budaya Mahasiswa Perantau asal Luar Pulau Jawa
Budaya Yogyakarta
Penyebab Reaksi
Gejala
Dampak Berkuliah di universitas
Yogyakarta lingkungan sosial dan mampu menyelaraskan diri sesuai dengan norma yang
berlaku baik di lingkungan tempat tinggal sementara kos maupun di lingkungan kampus universitasnya. Penyesuaian diri terhadap lingkungan baru
yang berbeda budaya ini kemudian mengarahkan mahasiswa perantau tersebut untuk mampu bersosialisasi serta terdorong melakukan adaptasi budaya yang
terlebih dahulu melalui berbagai bentuk fenomena sosial, salah satunya yang akan peneliti bahas secara khusus berupa fenomena culture shock yang pada
prosesnya akan tetap menghantarkan mahasiswa perantau terhadap pembelajaran kebudayaan yang berlaku di lingkungan baru sebagai tempat
rantauan dimana ia tinggal sekarang yaitu Yogyakarta.
Bagan 1. Kerangka Pikir
Menciptakan sosialisasi baru sebagai hasil adaptasi budaya di Yogyakarta
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang “Fenomena Culture Shock Pada Mahasiswa Perantauan di Yogyakarta” dilaksanakan di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor hingga reaksi atau gejala yang melatarbelakangi terjadinya culture shock serta akibat yang ditimbulkan terhadap mahasiswa perantauan di
Yogyakarta.
B. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian tentang fenomena culture shock gegar budaya pada mahasiswa perantauan di Yogyakarta ini dilaksanakan dalam kurun waktu
kurang lebih pada bulan September 2013 sampai dengan selesai, terhitung sejak pemilihan judul dan pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan
laporan penelitian sebagai hasil dari penelitian.
C. Metode Penelitian
Suatu penelitian, diperlukan adanya pendekatan penelitian. Pendekatan dalam penelitian yang berjudul Fenomena Culture Shock Gegar Budaya
Pada Mahasiswa Perantauan Di Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara dan penelaah dokumen.
Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, kata-kata lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara utuh dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah Moleong, 2006: 4.
Pembangunan dan pengembangan teori sosial khususnya sosiologi dapat dibentuk dari empiris melalui berbagai fenomena atau kasus yang diteliti.
Dengan demikian teori yang dihasilkan mendapatkan pijakan yang kuat pada realitas, bersifat kontektsual dan historis. Pada penelitian kualitatif ini, peneliti
menyajikan hasil penelitian secara kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, misalnya data dari
naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, arsip dan dokumen resmi lainnya.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau
obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya Hadari Nawari, 2007:67. Pemikiran dalam metode ini
tidak sekedar melihat gejala atau fakta-fakta, tetapi perlu dikembangkan dengan mengemukakan hubungannya satu sama lain di dalam aspek-aspek
yang diselidiki serta memberikan penafsiran yang akurat terhadap fakta-fakta yang ditemukan.
Penelitian deskriptif bukan saja memberikan gambaran tentang fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi, serta mendapatkan
makna dari fenomena yang dikaji. Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa data deskriptif yang berupa kata-kata, gambar dan bukan berupa
angka-angka. Laporan penelitian ini berupa kutipan-kutipan yang diperoleh
dari observasi langsung, catatan lapangan, wawancara langsung, foto, buku, jurnal dan internet yang tentunya relevan dengan mahasiswa perantauan di
Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian secara bertahap,
agar data yang diambil merupakan data lengkap dan benar. Peneliti juga akan terjun langsung ke lapangan guna memperoleh data yang sesuai dengan hasil
wawancara dan data yang diperoleh dari para informan, kemudian dideskripsikan dengan menggunakan kata-kata sehingga mudah untuk
dimengerti. Peneliti juga akan mengambil gambar pada saat pelaksanaan wawancara sebagai arsipdokumen-dokumen yang dianggap penting untuk
mempertegas hasil penelitian. Peneliti mempelajari juga dari buku-buku serta berbagai tulisan-tulisan mengenai culture shock gegar budaya.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, bahasa dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan yang mendukung seperti dokumen,
foto dan lain-lain Moleong,2007:157. Tindakan orang-orang yang diamatidiwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat melalui
catatan tertulis maupun melalui perekam videoaudio tape. Data dari informan yang digunakan atau diperlukan dalam penelitian, dikaji dari sumber data
penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian yang diambil, dikumpulkan atau diperoleh langsung oleh peneliti kepada sumbernya