Deskripsi Umum Informan Penelitian

Deskripsi umum informan mahasiswa perantauan asal luar jawa yang sedang menempuh semester awal berkuliah di Perguruan Tinggi Yogyakarta tersebut antara lain sebagai berikut: 1. SC Perempuan, 18 tahun SC adalah salah seorang mahasiswi perantau yang berasal dari Padang. SC datang ke Jogja sekitar bulan september 2013. SC baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Gajah Mada. SC tidak memiliki saudara di Yogyakarta. SC sengaja memilih tempat kos yang dekat dengan kampusnya, kini ia bertempat tinggal di daerah Karang Bendo Yogyakarta. SC masih tergolong sebagai mahasiswi baru dan belum terlalu lama tinggal di Jogja. SC memiliki sifat yang sedikit tertutup, sosok yang pendiam serta pemalu, sehingga karena sifatnya tersebut membuatnya enggan untuk memulai interaksi dengan orang-orang baru atau teman-teman barunya kecuali jika mereka yang memulai berinteraksi dengannya maka ia akan menanggapinya. 2. WLLY Perempuan, 17 tahun WLLY adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Mamuju Sulawesi Barat. WLLY datang ke Jogja sekitar bulan Agustus 2013. WLLY baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Islam Indonesia. WLLY tidak memiliki saudara di Yogyakarta, WLLY sengaja memilih tempat kos yang dekat dengan kampusnya, WLLY bertempat tinggal di daerah Seturan. Sama seperti SC, WLLY pun mengaku bahwa ia merupakan sosok yang sedikit tertutup, pendiam dan pemalu. WLLY mengakui dengan sifatnya tersebut membuatnya enggan untuk memulai interaksi dengan orang-orang baru atau teman- teman barunya kecuali jika mereka yang memulai berinteraksi dengannya maka ia akan menanggapinya. Dalam sosoknya yang pendiam, ia mengamati bagaimana karakter teman-teman barunya di lingkungan barunya ini. 3. MNDL Pria, 18 tahun MNDL adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Papua Barat. MNDL datang ke Jogja sekitar bulan Juli tanggal 15 tahun 2015. MNDL baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta. MNDL merupakan mahasiswa dari jalur program kerjasama daerah yang antara dinas pendidikan di daerahnya dengan Universitas Negeri Yogyakarta. MNDL memiliki merupakan sosok yang pendiam, sehingga karena sifatnya tersebut membuatnya enggan untuk memulai interaksi dengan orang-orang baru atau teman-teman barunya kecuali jika mereka yang memulai berinteraksi dengannya maka ia akan memberikan respon baik untuk menanggapinya. 4. SN Pria, 18 tahun SN adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Papua, Pegunungan Wamena. SN datang ke Jogja sekitar pertengahan tahun ini, tepatnya tanggal 07 bulan delapan 2015. SN baru saja memasuki semester awal perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta. SN merupakan mahasiswa dari jalur program kerjasama daerah yang antara dinas pendidikan di daerahnya dengan Universitas Negeri Yogyakarta. Deskripsi umum informan mahasiswa perantauan dari luar jawa yang sudah menjalani beberapa semester semester lanjut berada di Yogyakarta adalah sebagai berikut: 5. ADTY Pria, 21 tahun ADTY adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Pematang Siantar Sumatera Utara dengan etnis Simalungun-Batak. ADTY datang ke Jogja sekitar bulan April 2011. ADTY sudah menjalani beberapa semester perkuliahan di Universitas Pembangunan Nasional. ADTY sengaja memilih tempat kos yang dekat dengan kampusnya, di daerah Nologaten Selokan Mataram Yogyakarta. ADTY merupakan mahasiswa semester lanjut dan sudah beberapa tahun tinggal di Jogja. ADTY mengatakan bahwa suasana perbedaan budaya yang begitu terasa di Jogja membuatnya enggan untuk mengawali perkenalan dengan teman-teman barunya dan menjalin pertemanan di Jogja karena rasa canggung akan perbedaan kebudayaan yang ada diantara mereka. ADTY mengakui bahwa pada awal kehidupannya di Jogja ia jarang berinteraksi dengan teman-teman barunya dikampus maupun di lingkungan kos kecuali hanya untuk sekedar bertanya hal sekedarnya. ADTY adalah sosok yang sedikit individual, sehingga karena sifatnya tersebut membuatnya tidak mudah untuk memulai interaksi dengan teman-teman barunya kecuali jika teman-teman barunya itu yang memulai berinteraksi dengannya, itupun ia hanya menanggapinya dengan datar. 6. KMG Pria, 20 tahun KMG adalah mahasiswa perantau beragama hindu yang berasal dari Bedugul Bali. KMG datang ke Jogja sekitar bulan April 2011. KMG sudah menjalani beberapa semester perkuliahan di STIE YKPN. Meskipun KMG memiliki saudara di Banguntapan Yogyakarta, KMG tetap lebih memilih untuk kos. KMG kos di daerah Maguwoharjo Yogyakarta, tempat ini terbilang jauh dari kampus, namun KMG memilih tempat kos didaerah tersebut karena merupakan kos khusus yang dihuni oleh orang-orang beragama Hindu dan mayoritas berasal dari daerah yang sama dengannya. KMG merupakan mahasiswa semester lanjut dan sudah beberapa tahun tinggal di Jogja. 7. UI Perempuan, 20 tahun UI adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. UI datang ke Jogja sekitar september 2012. UI telah memasuki beberapa semester perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta. UI merupakan mahasiswa dari jalur program kerjasama daerah yang antara dinas pendidikan di daerahnya dengan Universitas Negeri Yogyakarta. UI memiliki sifat yang sedikit tertutup, sosok yang pendiam serta pemalu namun mampu memberikan respon baik bagi yang baik kepadanya. 8. ERN Perempuan, 20 tahun ERN adalah mahasiswa perantau yang berasal dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. ERN datang ke Jogja sekitar 31 Agustus 2012. ERN telah memasuki beberapa semester perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta. ERN merupakan mahasiswa dari jalur program kerjasama daerah yang antara dinas pendidikan di daerahnya dengan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Penyebab Yang Melatarbelakangi Proses Terjadinya Culture Shock

Pada Mahasiswa Perantauan Di Yogyakarta Dalam penelitian ini, konsep mahasiswa perantauan menggunakan definisi Mochtar Naim, ia menyebutkan merantau merupakan tipe khusus dari migrasi dengan konotasi budaya tersendiri yaitu seorang individu yang datang dari luar daerah, meninggalkan kampung halaman atau tanah kelahiran untuk pergi merantau ke kota, wilayah atau bahkan luar negeri, dengan kemauan sendiri, dalam kurun waktu tertentuuntuk jangka waktu lama atau tidak biasanya dengan maksud kembali pulang, dan dengan tujuan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Berbagai alasan mengapa mereka melanjutkan studi diluar daerah, antara lain memperluas wawasan, memperoleh pendidikan yang lebih baik, memperoleh pengalaman baru dan mengharapkan tingkat kehidupan yang lebih baik Mochtar Naim, 1984: 2. Menjadi hal umum bahwa para pelajar di berbagai provinsi di luar pulau Jawa banyak yang lebih memilih perguruan tinggi di pulau Jawa untuk meneruskan pendidikan tingginya. Hingga akhirnya kumpulan pelajar tersebut memusat di beberapa kota besar di Indonesia untuk satu tujuan yang sama yaitu berkuliah melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi setelah selesai menempuh pendidikan di bangku sekolah menengah atas. Selain banyaknya perguruan tinggi, kualitas perguruan tinggi di pulau Jawa dinilai lebih baik dibandingkan perguruan tinggi di luar pulau Jawa. Beberapa daerah yang menjadi pilihan bagi pelajar dari berbagai daerah di Indonesia untuk meneruskan studi ke tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu kota Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang dan Surabaya. Daerah-daerah tersebut dikenal memiliki sarana dan prasarana perkuliahan lengkap, didukung dengan tempat yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan mampu menghasilkan daya saing prestasi tinggi antar universitas. Seperti pada pernyataan dari informan SC mahasiswa perantau asal luar jawa mengenai alasannya menjadi perantau sebagai berikut: “Keinginan sendiri lalu didukung oleh orang tua, agar aku bisa mandiri, mampu berkembang lalu tahu dunia luar. Lagi pula orang-orang didaerah kami menganggap kalau kualitas perguruan tinggi di pulau Jawa itu lebih baik dibanding perguruan tinggi di luar pulau Jawa. Jadi orang tua semakin antusias agar aku merantau ke Jawa demi prospek kedepannya yang penuh peluang begitu kak” Berdasarkan hasil wawancara dengan SC, informan asal Padang pada tanggal 13 November 2013 pukul 14.00 WIB. Sama halnya dengan keadaan kota Yogyakarta yang sudah sejak lama dikenal sebagai kota dengan nuansa akademik yang menonjol, kota yang berjamur dan berkembang pesat berbagai lembaga pendidikan yang maju dalam dunia ilmu pendidikan sehingga banyak menarik minat para pelajar hingga mahasiswa perantau untuk datang kemudian menetap sementara waktu selama menuntut ilmu di Yogyakarta begitu terus dari dahulu hingga saat ini. Wajar jika Yogyakarta telah banyak menyedot minat pelajar dari seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi berkualitas yang banyak terdapat di Yogyakarta. Yogyakarta sebagai kota pelajar didukung oleh pemerintah daerah D.I.Yogyakarta dengan di dirikannya perpustakaan sebagai salah satu sarana mendapatkan informasi pada tahun 2013 tercatat sebanyak 3.408 unit. Sebagian besar merupakan perpustakaan sekolah yaitu 85,45, sedangkan perpustakaan desa 12,85, perpustakaan umum 0,18, perpustakaan keliling 0,56 dan perpustakaan internet sebesar 0,97 BPS Provinsi D.I. Yogyakarta, Dalam Angka, 2014: 110. Selain sebagai kota pendidikan, Yogyakarta dikenal dengan kota bersejarah, kota wisata juga merupakan kota besar dengan sarana prasarana dan fasilitas kota bervariasi yang kesemuanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Sehingga dapat dibayangkan tingginya daya tarik yang mampu diberikan untuk menyedot minat para pendatang dengan tujuannya masing-masing, baik dari pendatang yang sekedar berkunjung ketempat-tempat wisata di Yogyakarta hingga pendatang untuk merantau ke Yogyakarta.