Definisi Prestasi Belajar Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar

18 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dan kegiatan guna memperoleh pengetahuan serta pengalaman yang berlangsung seumur hidup melalui interaksi individu terhadap lingungan yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan dalam proses belajar dapat berupa pengetahuan kognitif, perubahan sikap afektif, serta perubahan dalam keterampilan psikomotor.

2. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sedangkan menurut Abu Abadi, dkk 2013: 21 Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari adanya peningkatan menjawab benar pada evaluasi yang dilakukan. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebaliknya prestasi belajar dikatakan kurang sempurna bila seseorang belum mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor dengan lingkungan yang mempengaruhinya, yaitu faktor dari dalam diri faktor internal dan faktor dari luar diri faktor eksternal. Berdasarkan taksonomi Bloom Retno Utari, 2011: 3 ranah kognitif dalam pembelajaran terdiri dari enam level kemampuan, yaitu: 19 a. Pengetahuan knowledge adalah kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali. Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: a pengetahuan tentang istilah; b pengetahuan tentang fakta khusus; c pengetahuan tentang konvensi; d pengetahuan tentang urutan; e pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; f pengetahuan tentang kriteria; dan g pengetahuan tentang metodologi. b. Pemahaman comprehension adalah kemampuan memahami suatu masalah dan menyatakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri. Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: a translasi mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain; b interpretasi menjelaskan atau merangkum materi; c ekstrapolasi memperpanjangmemperluas artimemaknai data. c. Penerapan apllication adalah kemampuan menggunakan konsep dalam mempraktekkan sesuatu dengan situasi yang baru dan nyata. Contoh- contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level ini yaitu menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menentukan, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, menggali. 20 d. Analisis analysis adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas atas dampak komponen-kompenan terhadap konsep tersebut secara utuh. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: a analisis elemen mengidentifikasi bagian-bagian materi, b analisis hubungan mengidentifikasi hubungan, c analisis pengorganisasian prinsip mengidentifikasi pengorganisasian atau organisasi. e. Sintesis synthesis adalah kemampuan menyusun kembali komponen komponen dalam rangka menciptakan pemahaman yang baru. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: a memproduksi komunikasi yang unik, b memproduksi rencana atau kegiatan utuh, dan c menghasilkan seperangkat hubungan abstrak. f. Evaluasi evaluation adalah kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan, dan kriteria. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat evaluasi menurut Bloom, yaitu: a penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan 2 evaluasi berdasarkan bukti eksternal. Zainal Arifin 2013: 12 mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu indikator baik kualitas maupun kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik. Fungsi prestasi belajar sendiri bagi guru adalah 21 sebagai umpan balik sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Sugihartono, dkk 2012: 130 berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan tingkatan penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Sebuah prestasi belajar menjadi bukti adanya keberhasilan dalam pembelajaran. Berdasar pada beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan suatu indikator yang diperoleh siswa berupa angka atau pernyataan yang digunakan sebagai tolak ukur penguasaan materi siswa tersebut. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal. Abu Ahmadi dan Widodo 2013: 139 mengemukakan faktor yang yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya: a. Faktor Stimulus Belajar Stimulus belajar di sini dimaksudkan segala sesuatu yang ada di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari oleh peserta didik. b. Faktor Metode Belajar Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada perbedaan proses belajar yang digunakan siswa. Penggunaan metode 22 yang tepat dan menarik pada proses belajar akan membantu siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Faktor-faktor metode belajar menyangkut beberapa hal, diantaranya: 1 Kegiatan berlatih atau praktek Kegiatan berlatih dapat diberikan secara maraton non-stop atau secara distribusi dengan selingan waktu istirahat. Kegiatan berlatih yang diberikan secara terdistribusi lebih efektif dibanding kegiatan berlatih yang diberikan secara maraton. Kegiatan berlatih secara maraton dapan melelahkan dan membosankan siswa. 2 Overlearning dan Drill Overlearning dan Drill dilakukan untuk kegiatan menghafal dan mengingat, keduanya berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar. Overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti menjahit, sedangkan Drill berlaku bagi kegiatan abstraksi seperti berhitung. 3 Resitasi selama Belajar Resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca maupun untuk menghafal bahan pelajaran. 4 Pengenalan tentang Hasil-Hasil Belajar Pengenalan seseorang terhadap hasil belajarnya sangatlah penting karena dapat membuat seseorang lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. 23 5 Belajar dengan Keseluruhan dan dengan Bagian-Bagian Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektifitas antara belajar secara keseluruhan dengan belajar secara bagian-bagian belum ditemukan, tetapi apabila kedua prosedur ini dilakukan secara simultan, ternyata belajar secara keseluruhan lebih mengungtungkan dibanding dengan belajar secara bagian-bagian. 6 Penggunaan Modalitas Indra Modalitas indra yang digunakan oleh masing-masing individu tidak semuanya sama. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga hal pengindraan yang penting dalam belajar, yaitu oral, visual, dan kinestetik. 7 Bimbingan dalam Belajar Pemberian bimbingan belajar diperlukan untuk memberikan modal kecakapan agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan menjadi lebih ringan. Pemberian bimbingan belajar ini perlu adanya batasan-batasan agar siswa tidak menjadi tergantung dengan bantuan orang lain. 8 Kondisi-Kondisi Intensif Intensif merupakan alat untuk mencapai tujuan. Intensif-intensif dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: a Intensif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan 24 b Intensif ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas. c. Faktor Individual Faktor individual memiliki peran yang paling penting diantara kedua faktor diatas. Faktor individual menyangkut beberapa hal diantaranya: 1 Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun sifat yang diperoleh, misalnya saja pendengaran, penglihatan dan struktur tubuh. 2 Faktor psikologis bersifat bawaan maupun tidak, misalnya, bakat, minat dan motivasi. 3 Faktor kematangan fisik dan psikis. Berdasar pada faktor yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini mengacu pada faktor kedua yaitu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa.

C. Tinjauan Tentang Metode Index Card Match

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Pengaruh Metode Index Card Match dalam pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa SMP Dharma Karya UT Tangerang Selatan

2 10 189

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 2 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 3 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD. NEGERI 101775 SAMPALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 24

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Belajar PKn Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangtalun 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Pe

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Belajar PKn Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangtalun 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Pe

0 1 12

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP SISWA KELAS IV SD NEGERI

0 0 16

Metode Index Card Match Meningkatkan Prestasi Belajar PKn

0 0 5

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII

0 0 125