PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI MARGOYOSO.

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV

SD NEGERI MARGOYOSO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Husnul Chotimah NIM 12108244143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV

SD NEGERI MARGOYOSO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Husnul Chotimah NIM 12108244143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

MOTTO  

“Membiarkan mereka (anak-anak) bermain dengan sesuatu merupakan salah satu hal terbaik yang dapat anda lakukan.” (Mark Zuckerberk)


(7)

PERSEMBAHAN  

Alhamdulillahirabbil‘alamin segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan jalan dan kemudahan. Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Niryo Santoso dan Ibu Murti Istini atas cinta yang tidak pernah terhenti.


(8)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV

SD NEGERI MARGOYOSO Oleh

Husnul Chotimah NIM 12108244143  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso menggunakan metode Index Card Match.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso 2016/2017 berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan materi globalisasi. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan tes. Teknik analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan adalah75% siswa mencapai KKM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso. Langkah metode Index Card Match yang digunakan adalah (1) menyiapkan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban; (2) Acak kartu dengan mengocok; (3) Bagikan kepada tiap siswa; (4) Perintahkan siswa menemukan pasangannya; (5) Minta siswa duduk berdampingan dengan pasangannya; (6) membacakan isi kartu. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah tindakan. Presentase ketuntasan belajar pada pra tindakan sebesar 25,80%, pada siklus I sebesar 57,14% dan pada siklus II sebesar 80,65%.


(9)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Index Card Match pada Mata

Pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Margoyoso” ini dengan baik. Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rohmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kebijakan dan kesempatan untuk menulis skripsi ini.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd., selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan persetujuan atas pelaksanaan penelitian skripsi ini.

3. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I., selaku ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar. 4. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd., selaku pembimbing akademik, yang telah

memberikan nasihat yang bermanfaat.

5. Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan rekomendasi dan bantuan dari awal pembuatan proposal hingga penyusunan skripsi ini terselesaikan.

6. Ibu Tri Mulyani, M.Pd., selaku kepala sekolah SD Negeri Margoyoso yang telah memberikan izin penelitian.


(10)

7. Bapak Jaswadi, selaku wali kelas IV SD Negeri Margoyoso yang telah banyak membantu dalam penelitian.

8. Kakak-kakak Rachmad Purwanto, Taufiq Ismail, Manfaat Adi Saputro yang selalu memberikan doa dan dukungan.

9. Teman-teman kelas H “harmonisasi humani”, woolie team, serta Muhammad

Apridhoni yang telah memberikan banyak motivasi dan bantuan.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan dan pahala yang berlipat ganda dan menjadikan amalan tersebut sebagai bekal di akherat nanti. Aamiin.

Yogyakarta, 14 Oktober 2016 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

hal.

HALAMAN JUDUL ………... i

PERSETUJUAN ………. ii

SURAT PERNYATAAN ……… iii

PENGESAHAN ……… iv

MOTTO ………... v

PERSEMBAHAN ……… vi

ABSTRAK ………... vii

KATA PENGANTAR ………. viii

DAFTAR ISI ……… x

DAFTAR TABEL ………... xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……… B. Identifikasi Masalah ………..

C. Pembatasan Masalah ……….

D. Rumusan Masalah ……….

E. Tujuan Penelitian ………..

F. Manfaat Penelitian ………

1 6 6 7 7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ……... 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ………... 2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ……….. 3. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar ………..

9 9 10 11


(12)

4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan …………... B. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar ………. 1. Definisi Belajar ………... 2. Definisi Prestasi Belajar ……….. C. Tinjauan Tentang Metode Index Card Match ………... D. Karakteristik Siswa SD ………. E. Penelitian yang Relevan ………

F. Kerangka Pikir ………..

G. Hipotesis Tindakan ………... H. Definisi Operasional ……….

12 15 15 18 24 30 34 36 37 38 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……….. B. Subjek dan Objek Penelitian ………. C. Setting Penelitian ………... D. Model Penelitian ………... E. Teknik Pengumpulan Data ……… F. Instrumen Penelitian ………. G. Teknik Analisis Data ………. H. Indikator Keberhasilan ………..

39 40 41 41 44 46 50 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian ……….. 1. Deskripsi Setting Penelitian ……… 2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian ………... 3. Kondisi Awal Pra Tindakan ……… 4. Data Hasil Penelitian ………... a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ………. c. Aktivitas Siswa dan Guru dalam Penggunaan Metode

Index Card Match Saat Pembelajaran Siklus I ………. 53 53 53 54 57 57 58 64


(13)

d. Refleksi Tindakan Siklus I ……… e. Perencanaan Tindakan Siklus II ……… f. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……… g. Aktivitas Siswa dan Guru saat Pembelajaran Siklus II h. Refleksi Tindakan Siklus II ………... B. Pembahasan

1. Peningkatan Prestasi Belajar ………... 2. Masih Adanya Siswa yang Belum Tuntas ……….. C. Keterbatasan Penelitian ……….

68 71 72 79 86

87 90 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………...

B. Saran ………..

93 94

DAFTAR PUSTAKA ……….. 96


(14)

DAFTAR TABEL

hal.

Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Emosi Anak dan Orang Dewasa ………. 33

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ……… 46

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II ……… 47

Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Guru .………... 48

Tabel 5. Kisi-kisi Observasi Siswa ………... 49

Tabel 6. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa ………... 51

Tabel 7. Hasil Belajar PKn Pra Tindakan ………. 55

Tabel 8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I ……… 65

Tabel 9. Perolehan Nilai Siswa Siklus I ………... 66

Tabel 10. Perbandingan Prestasi Belajar Pra Tindakan dan Siklus I ……… 67

Tabel 11. Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II …………... 80

Tabel 12. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ……….. 81

Tabel 13. Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ……… 82

Tabel 14. Nilai Siswa Siklus II ………. 83

Tabel 15. Perbandingan Pencapaian Prestasi Belajar Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ……….. 85


(15)

DAFTAR GAMBAR

hal. Gambar 1. Model Spiral Kemmis dan Taggart ………. 42 Gambar 2. Diagram Pencapaian KKM Pra Siklus ………... 56 Gambar 3. Diagram Pencapaian KKM Siklus I ………... 67 Gambar 4. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Tindakan dan

Siklus I ………... 68 Gambar 5. Diagram Pencapaian KKM Siklus II ……….. 84 Gambar 6. Diagram Perbandingan Perolehan Prestasi Belajar Pra


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

hal.

Lampiran 1. Daftar Nilai Semester Gasal Kelas IV ………. 99

Lampiran 2. Jadwal Pelajaran Kelas IV SD N Margoyoso ……….. 101

Lampiran 3. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ………... 102

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………... 103

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….. 120

Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus I ……….. 138

Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus II ………. 141

Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ………... 146

Lampiran 9. Lembar Observasi Guru ………... 147

Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa ……… 149

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus I ………. 151

Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Siklus II ……… 153

Lampiran 13. Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Siklus I dan II ……….. 155

Lampiran 14. Hasil Observasi Guru Siklus I ……… 156

Lampiran 15. Hasil Observasi Guru Siklus II ……….. 159

Lampiran 16. Hasil Observasi Siswa Siklus I ……….. 162

Lampiran 17. Hasil Observasi Siswa Siklus II ………. 163

Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ……….. 164

Lampiran 19. Hasil Evaluasi Siklus I Nilai Terendah ……….. 166


(17)

Lampiran 21. Hasil Evaluasi Siklus II Nilai Terendah ………. 172

Lampiran 22. Hasil Evaluasi Siklus II Nilai Tertinggi ………. 177

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian FIP UNY ……….. 182

Lampiran 24. Surat Izin Kesbangpol Yogyakarta ……… 183

Lampiran 25. Surat Izin Kesbangpol Kabupaten Magelang ………. 184

Lampiran 26. Surat Izin BPMPT Kabupaten Magelang ………... 185


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang dapat melaksanakan hak dan kewajibannya agar menjadi warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila dan UUD 1945. Dalam mata pelajaran PKn tersebut, siswa tidak hanya menerima pelajaran berupa pengetahuan tetapi dalam diri siswa juga harus tertanam sikap, ketrampilan serta nilai-nilai. Tujuan pembelajaran PKn itu sendiri adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan p96-97meyakini nilai-nilai pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, sehingga dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk belajar kejenjang yang lebih lanjut.

Noor Ms Bakry (2011: 3) mengemukakan PKn adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menggembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian demi tanah air Indonesia dan PKn bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu adanya interaksi antara siswa dan guru ketika pembelajaran di kelas. Interaksi tersebut salah satunya dapat berupa keterlibatan siswa di kelas pada saat pembelajaran berlangsung serta minat siswa


(19)

ketika guru menyampaikan materi pembelajaran PKn. Untuk meningkatkan interaksi tersebut maka perlu adanya kreativitas serta profesionalisme dari guru agar minat siswa dalam pembelajaran PKn dapat meningkat. Tanpa adanya minat yang tinggi dari siswa, maka siswa akan sulit memperoleh prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran PKn.

Muhibbin Syah (2005: 141) mengemukakan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui suatu mata pelajaran, umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar PKn yang baik, maka diperlukan kegiatan pembelajaran yang menarik agar siswa aktif, senang dan dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran PKn.

Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan pada tanggal 19 November 2015 di SD Negeri Margoyoso kelas IV, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn tergolong masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata PKn kelas IV pada ulangan semester satu masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Dengan jumlah siswa 31 anak, nilai rata-rata yang diperoleh untuk ulangan semester hanya 61,29 sedangkan kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran PKn adalah 70. Hal ini dibuktikan dengan data dari 31 siswa terdapat 23 siswa yang nilainya masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal. Presentase ketuntasan PKn hanya mencapai 25,80% dari keseluruhan siswa kelas IV.


(20)

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas yang mengampu mata pelajaran PKn di SD tempat observasi, selama ini mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa. Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca sehingga membuat siswa jenuh dengan mata pelajaran ini. Kondisi tersebut diperparah dengan keadaan siswa yang menganggap pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang membosankan. Sehingga tidak sedikit siswa yang hanya diam bahkan sibuk sendiri ketika pelajaran berlangsung.

Pembelajaran PKn di SD N Margoyoso masih dilakukan dengan ceramah dan sedikit melibatkan siswa. Sehingga siswa cenderung mudah bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar yang berlangsung sangatlah didominasi oleh guru, peserta didik hanya menyimak penjelasan guru dan mengerjakan latihan yang diberikan. Kondisi pembelajaran yang seperti ini cenderung menyebabkan kejenuhan pada peserta didik dan membuat peserta didik menjadi pasif. Guru juga menyampaikan bahwa kebanyakan siswa belum percaya diri ketika mengemukakan pendapat atau gagasannya, akibatnya pembelajaran menjadi kurang optimal, terbukti dengan rendahnya rata-rata nilai ulangan tengah semester mata pelajaran PKn.

Hasil wawancara dengan siswa mayoritas anak mengatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang sulit difahami. Karena selain penyampaian pembelajaran yang cenderung itu-itu saja (ceramah), siswa juga dituntut untuk menghafalkan banyak materi. Dan itu yang membuat siswa kurang bersemangat dan merasa bosan ketika pelajaran PKn berlangsung. Terbukti dari hasil pengamatan, saat proses pembelajaran PKn tidak sedikit siswa yang kurang memperhatikan dan


(21)

membuat kesibukan sendiri untuk mengusir rasa bosannya. Berbeda dengan mata pelajaran lainnya yang menuntut siswa untuk aktif, seperti misalnya matematika, siswa diminta untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis, begitu juga mata pelajaran IPA yang menuntut siswa untuk bereksperimen secara langsung. Sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami suatu materi yang berkaitan.

Seluruh faktor yang ada, menjadi sebab dari diperlukannya metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan dapat menjadikan siswa lebih aktiif dalam pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi dapat menjadi salah satu faktor untuk membangun keaktifan siswa di kelas.

Semestinya proses belajar mengajar haruslah berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan harus memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi mereka. Oleh karena itu, guru perlu memberikan berbagai macam situasi belajar yang memadai untuk setiap materi yang disampaikan dan menyampaikannya sesuai dengan kemampuan serta karakteristik siswanya. Guru juga sebaiknya dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Proses pembelajaran membutuhkan keterlibatan mental maupun tindakan dari siswa itu sendiri. Itu sebabnya pembelajaran harus dilakukan secara aktif. Hal yang sangat penting dalam aktifitas belajar aktif adalah bahwa siswalah yang melakukan


(22)

sendiri, menemukan contoh-contoh, dan melakukan tugas-tugas pembelajaran yang harus dicapai.

Metode yang dimungkinkan dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan metode Index Card Match.

Dengan menggunakan metode Index Card Match, siswa dituntut untuk berperan

secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Metode Index Card Match ini

merupakan salah satu metode dalam Active Learning, sehingga siswa berperan aktif

dalam pembelajaran dan apa yang dipelajari oleh siswa akan terus diingat dan tidak mudah dilupakan karena dengan metode ini siswa seperti sedang bermain permainan kartu biasa, namun didalamnya terdapat materi pelajaran yang sedang dipelajari (Mel. Silberman, 2014: 247). Hal ini dimungkinkan dapat mempermudah siswa dalam menggali pengetahuan baru melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran yang kondusif harus didukung dengan keaktifan siswa. Menurut Maman (2008:143) untuk aktifnya kegiatan pembelajaran, siswa harus dipandang sebagai subjek. Artinya siswalah yang seharusnya aktif yaitu merencanakan dan mereka sendirilah yang melaksanakan belajar.

Berdasarkan hasil uraian diatas, menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru khususnya mata pelajaran PKn masih menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran dan berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, maka metode pembelajaran yang digunakan guru perlu diubah dengan metode pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Mendasar pada


(23)

latarbelakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan

metode Index Card Match pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri

Margoyoso.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut:

1. Penyampaian mata pelajaran PKn di SD N Margoyoso cenderung

membosankan, sehingga siswa kurang memperhatikan pembelajaran.

2. Siswa kelas IV SD N Margoyoso merasa kesulitan dalam memahami

materi pembelajaran PKn.

3. Metode yang digunakan guru dalam penyampaian mata pelajaran PKn

kurang bervariasi.

4. Pada mata pelajaran PKn, sebagian besar prestasi belajar siswa kelas IV SD N Margoyoso masih dibawah standar kriteria ketuntasan minimal, yaitu 70.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian difokuskan pada rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.


(24)

D. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan identifikasi dan batasan tersebut adalah “Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV melalui penerapan metode Index Card Match di SD Negeri Margoyoso?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Margoyoso melalui penerapan metode

Index Card Match.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai metode Index Card Match, sehingga dapat memberikan inovasi

pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar bagi siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Menambah wawasan serta pengalaman tentang metode yang baik digunakan dalam pembelajaran.


(25)

b. Bagi siswa

Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dan memperoleh suasana belajar yang menyenangkan sehingga, dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran PKn.

c. Bagi guru

Guru dapat menciptakan susasana belajar yang lebih menyenangkan dan menambah referensi metode pembelajaran bagi kegiatan pembelajaran.


(26)

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Noor Ms Bakry (2011: 3) adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didikdalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Sedangkan menurut Winataputra dalam bukunya Ruminiati (2007: 25) PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam undang-undang No.2 tahun 1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006: 49) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang ceras, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Somantri (2011: 154) mengemukakan bahwa PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan


(27)

negara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada usaha mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dengan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi dengan pengetahuan.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak lain adalah untuk membentuk watak dan kepribadian warga negara yang baik. Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 26) adalah untuk menjadikan siswa:

a. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam mencapai persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, serta aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

c. Bisa berkembang secara positif dan demoktatis sehingga mampu hidup

bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membentuk sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Menurut Noor


(28)

Ms Bakry (2011: 11) sikap tersebut disertai dengan perilaku yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berjiwa nasionalisme yang kuat, sadar hal dan kwajiban, serta aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Waterwoth (1998) dalam Sunarso dkk (2008: 11) mengemukakan butir-butir concept of citizhenship dan warga negara yang baik adalah sebagai berikut

(i) menghargai warisan budaya masyarakatnya, (ii) menggunakan hak pilih, (iii) menghormati hokum dan norma-norma masyarakat, (iv) memahami proses politik dan ekonomi, (v) menggunakan hak berbicara, (vi) memberi sumbangan kebaikan terhadap masyarakat dan keluarga, (vii) peduli terhadap lingkungan lokalnya.

Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya untuk membentuk watak dan kepribadian peserta didik saja namun juga dapat membentuk sikap mental yang cerdas, serta mampu memanfaatkan ilmu pengetahuannya dengan didasari ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

Winataputra (2009: 6) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya mengacu pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. PKn diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi


(29)

warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia.

Depdiknas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sekolah dasar (2006: 56) mengemukakan bahwa pembelajaran PKn di sekolah dasar ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri sendiri.

b. Pembelajaran PKn pada kelas I sampai dengan kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV sampai dengan kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

c. Jam pembelajaran PKn dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur

KTSP.

d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi seorang warga negara yang dapat bertanggung jawab serta dapat mencintai tanah air sehingga dapat melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Warga negara yang baik dapat dilihat dari cara bersikap dan juga cara berperilaku.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Noor Ms Bakry (2011: 2-5) mengatakan materi pendidikan kewarganegaraan di SD/MI, SMP/MTs, serta SMA/Ma berupa aspek berbangsa dan bernegara. Landasan hukum pendidikan kewarganegaraan adalah Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982, Undang-Undang-Undang-Undang


(30)

Nomor 20 Tahun 2003, dan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006. Sedangkan landasan ideal pendidikan kewarganegaraan adalah pancasila. Cholisin (2004: 18) dalam Sunarso dkk (2008: 12) civic knowledge berupa aspek

berbangsa dan bernegara yang terdiri dari: (i) persatuan bangsa, (ii) agama, hokum, dan peraturan, (iii) hak asasi manusia, (iv) kebutuhan hidup warga negara, (v) kekuasaan dan politik, (vi) masyarakat demokratis pancasila dan konstitusi negara, (vii) globalisasi. Aspek-aspek pengetahuan kewarganegaraan tersebut pada dasarnya merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan peran warga negara daam kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis.

Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi beberapa aspek. Berdasarkan Depdiknas (2007) aspek-aspek tersebut meliputi sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.


(31)

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.


(32)

B. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar

Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya. Belajar dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari pengalaman baru. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi seseorang, baik berupa pengetahuan,sikap, maupun keterampilan. Seperti halnya perkembangan, belajar berlangsung seumur hidup dan erat kaitannya dengan kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Setiap manusia pasti mengalami tahap belajar dalam kehidupannya.

Konsep belajar pun juga telah banyak didefinisikan oleh berbagai pakar psikologi, diantaranya seperti yang dikemukakan Reber dalam Sugihartono, dkk (2012: 74) mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemempuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Menurut Oemar Hamalik (2005: 36) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Sedangkan menurut Santrock dan Yussen dalam Sugihartono, dkk (2012: 74) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman.


(33)

Dalam kehidupan tidak semua tingkah laku dikategorikan sebagai perilaku belajar. Sugihartono (2012: 74) ciri-ciri yang dikategorikan sebagai perilaku belajar adalah sebagai berikut:

a. Perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar, bahwa seseorang yang

belajar menyadari terjadinya perubahan yang terjadi dalam dirinya seperti misalnya menyadri pengetahuannya bertambah.

b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional. Perubahan ini terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis setra berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar berikutnya.

c. Perubahan bersifat positif dan aktif. Suatu perilaku dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan dapat memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan bersifat aktif berarti bahwa suatu perubahan terjadi atas usaha individu sendiri, bukan terjadi dengan sendirinya.

d. Perubahan bersifat permanen, merupakan perubahan yang terjadi karena

bersifat menetap atau permanen. Perubahan tersebut akan terus dimiliki bahkan akan terus berkembang apabila terus dilatuh dan digunakan.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Adanya tujuan yang akan

dicapai selama proses belajar disertai adanya arahan untuk mencapai tujuan tersebut.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bahwa setelah melalui


(34)

Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. Perkembangan yang berbeda-beda menyebabkan beberapa perubahan yang berbeda pula didalam suatu proses belajar. Meskipun demikian ada beberapa pandangan umum yang sama atau relatif sama di antara perbedaan tersebut. Beberapa kesamaan ini dipandang sebagai prinsip belajar. Prinsip belajar yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2004: 54-55) adalah sebagai berikut:

a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan pengembangan perilaku siswa.

b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.

c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya pembentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan.

d. Belajar bersifat keseluruhan yang mentikberatkan pemahaman berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun

secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.

f. Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu.

g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dan kesulitan yang perlu

dipecahkan.


(35)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dan kegiatan guna memperoleh pengetahuan serta pengalaman yang berlangsung seumur hidup melalui interaksi individu terhadap lingungan yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan dalam proses belajar dapat berupa pengetahuan (kognitif), perubahan sikap (afektif), serta perubahan dalam keterampilan (psikomotor).

2. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sedangkan menurut Abu Abadi, dkk (2013: 21) Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari adanya peningkatan menjawab benar pada evaluasi yang dilakukan. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebaliknya prestasi belajar dikatakan kurang sempurna bila seseorang belum mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor dengan lingkungan yang mempengaruhinya, yaitu faktor dari dalam diri (faktor internal) dan faktor dari luar diri (faktor eksternal).

Berdasarkan taksonomi Bloom (Retno Utari, 2011: 3) ranah kognitif dalam pembelajaran terdiri dari enam level kemampuan, yaitu:


(36)

a. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan menyebutkan atau

menjelaskan kembali.

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang urutan; (e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi.

b. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami suatu

masalah dan menyatakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri. Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi); (c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai data).

c. Penerapan (apllication) adalah kemampuan menggunakan konsep dalam

mempraktekkan sesuatu dengan situasi yang baru dan nyata. Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level ini yaitu menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menentukan, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, menggali.


(37)

d. Analisis (analysis) adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam

beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas atas dampak komponen-kompenan terhadap konsep tersebut secara utuh. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi), (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan), (c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian atau organisasi).

e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan menyusun kembali komponen

komponen dalam rangka menciptakan pemahaman yang baru. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik, (b) memproduksi rencana atau kegiatan utuh, dan (c) menghasilkan seperangkat hubungan abstrak.

f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai

sesuatu berdasarkan norma, acuan, dan kriteria. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal. Zainal Arifin (2013: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu indikator baik kualitas maupun kuantitas pengetahuan yang


(38)

sebagai umpan balik sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.

Sugihartono, dkk (2012: 130) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan tingkatan penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Sebuah prestasi belajar menjadi bukti adanya keberhasilan dalam pembelajaran.

Berdasar pada beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan suatu indikator yang diperoleh siswa berupa angka atau pernyataan yang digunakan sebagai tolak ukur penguasaan materi siswa tersebut.

Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Abu Ahmadi dan Widodo (2013: 139) mengemukakan faktor yang yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya:

a. Faktor Stimulus Belajar

Stimulus belajar di sini dimaksudkan segala sesuatu yang ada di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari oleh peserta didik.

b. Faktor Metode Belajar

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada perbedaan proses belajar yang digunakan siswa. Penggunaan metode


(39)

yang tepat dan menarik pada proses belajar akan membantu siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Faktor-faktor metode belajar menyangkut beberapa hal, diantaranya:

1) Kegiatan berlatih atau praktek

Kegiatan berlatih dapat diberikan secara maraton (non-stop) atau secara

distribusi (dengan selingan waktu istirahat). Kegiatan berlatih yang diberikan secara terdistribusi lebih efektif dibanding kegiatan berlatih yang diberikan secara maraton. Kegiatan berlatih secara maraton dapan melelahkan dan membosankan siswa.

2) Overlearning dan Drill

Overlearning dan Drill dilakukan untuk kegiatan menghafal dan

mengingat, keduanya berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.

Overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti menjahit,

sedangkan Drill berlaku bagi kegiatan abstraksi seperti berhitung.

3) Resitasi selama Belajar

Resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca maupun untuk menghafal bahan pelajaran.

4) Pengenalan tentang Hasil-Hasil Belajar

Pengenalan seseorang terhadap hasil belajarnya sangatlah penting karena dapat membuat seseorang lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya.


(40)

5) Belajar dengan Keseluruhan dan dengan Bagian-Bagian

Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektifitas antara belajar secara keseluruhan dengan belajar secara bagian-bagian belum ditemukan, tetapi apabila kedua prosedur ini dilakukan secara simultan, ternyata belajar secara keseluruhan lebih mengungtungkan dibanding dengan belajar secara bagian-bagian.

6) Penggunaan Modalitas Indra

Modalitas indra yang digunakan oleh masing-masing individu tidak semuanya sama. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga hal pengindraan yang penting dalam belajar, yaitu oral, visual, dan kinestetik.

7) Bimbingan dalam Belajar

Pemberian bimbingan belajar diperlukan untuk memberikan modal kecakapan agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan menjadi lebih ringan. Pemberian bimbingan belajar ini perlu adanya batasan-batasan agar siswa tidak menjadi tergantung dengan bantuan orang lain.

8) Kondisi-Kondisi Intensif

Intensif merupakan alat untuk mencapai tujuan. Intensif-intensif dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

a) Intensif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional


(41)

b) Intensif ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas.

c. Faktor Individual

Faktor individual memiliki peran yang paling penting diantara kedua faktor diatas. Faktor individual menyangkut beberapa hal diantaranya:

1) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun sifat yang diperoleh, misalnya saja pendengaran, penglihatan dan struktur tubuh.

2) Faktor psikologis bersifat bawaan maupun tidak, misalnya, bakat, minat dan motivasi.

3) Faktor kematangan fisik dan psikis.

Berdasar pada faktor yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini mengacu pada faktor kedua yaitu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa.

C. Tinjauan Tentang Metode Index Card Match

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.


(42)

Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa, namun demikian bukanlah berarti peran guru terisihkan, melainkan bertindak sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai pengaruh dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar oleh karena itu metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran haruslah berorientasi pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Metode yang dipilih oleh pendidik haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.

Index Card Match berasal dari bahasa Inggris yang masing-masing dapat

dijelaskan sebaga berikut: (1) Index berarti petunjuk atau indicator, sesuatu yang

menunjukkan, indikasi, tanda, atau representasi dari sesuatu (2) Card berarti kartu,

yaitu irisan kertas tipis yang biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang dan memiliki gambar atau tulisan tertentu (3) Match berarti cocok, jodoh atau berarti

sesuatu yang cocok dengan yang lain, sesuatu yang sama atau berpasangan. Jadi,

metode dengan menggunakan Index Card Match adalah suatu metode pembelajaran

dengan menggunakan kartu-kartu yang berpasangan yang digunakan sesuai dengan petujuk yang ada.

Metode Index Card Match merupakan bagian dari metode pembelajaran aktif

sebagai mana yang dijelaskan Mel Silberman (2014). Metode ini dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri


(43)

sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun menguasai keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam metode pembelajaran ini ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu: (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik, (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (3) adanya hal yang dapat menguntungkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menerapkan metode

Index Card Match adalah sebagai berikut:

1. Memahami sifat peserta didik

Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu. Sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi perkembangan sifat tersebut.

2. Mengenal peserta didik secara perseorangan

Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Semua peserta didik tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya atau sebagai tutor sebaya.

3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar.


(44)

pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan

masalah.

Peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Guru diharapkan dapat mengembangkannya.

5. Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

Ruang kelas yang menarik sangat disarankan dalam penerapan metode Index

Card Match. Hasil pekerjaan peserta didik juga sebaiknya dipajang di dalam

kelas, agar dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik. 6. Memanfaatkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menari sangat disarankan karena dapat memotivasi peserta didik dan memberikan kenyamanan ketika pembelajaran berlangsung.

Menurut Hisyam Zaini, dkk (2008: 67) metode Index Card Match merupakan

salah satu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Mengacu pada pendapat Hisyam Zaini diatas, maka


(45)

pengulangan materi atau digunakan untuk mengulang materi yang sebelumnya telah

diketahui siswa. Dalam penggunaan metode Index Card Match ini siswa diminta

untuk mencari pasangan dengan cara mencocokkan kartu index yang telah diberikan oleh guru. kartu index tersebut berupa potongan kertas yang berisi soal dan jawaban, kemudian soal dan jawaban tersebut disebarkan keseluruh siswa dan tiap siswa mencari pasangannya masing-masing yang sesuai.

Tujuan dari penerapan metode Index Card Match adalah untuk melatih

peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2008: 82).

Dalam bukunya Mel Silberman (2014: 250) mengungkapkan prosedur yang dilakukan dalam penggunaan Index Card Match ini antara lain:

1. Pada kartu index terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang telah

diajarkan di dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.

2. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban untuk setiap pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

3. Gabungkan dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar

acak.

4. Berikan satu kartu kepada tiap-tiap siswa. Sebagian siswa memegang


(46)

5. Perintahlah siswa menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dimulai, mintalah siswa yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama.

6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap

pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan pertanyaan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab.

Kelebihan dari penggunaan metode Index Card Match antara lain:

1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3. Materi pembelajaran akan lebih mudah diingat.

4. Dapat menciptakan susasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

5. Dengan tumbuhnya ketertarikan siswa dan kemudahan dalam mengingat suatu

materi, maka akan berdampak pada prestasi belajar yang meningkat.

Kekurangan metode Index Card Match antara lain:

1. Membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan tugas atau misi.

2. Guru harus meluangkan waktu lebih, baik untuk membuat media maupun

untuk menyelesaikan materi.

3. Guru harus memiliki ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas. 4. Suasana kelas menjadi gaduh.


(47)

Berdasarkan kelebihan yang dimiliki metode Index Card Match tersebut maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode Index Card Match

khususnya pada mata pelajaran PKn, maka akan menjadikan pembelajaran semakin menarik dan materi pembelajaran akan mudah diserap oleh siswa sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.

D. Karakteristik Siswa SD

Salah satu faktor yang dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan proses belajar adalah pembelajaran itu sendiri, dalam hal ini adalah siswa. Karakteristik siswa yang berbeda-beda itulah yang menjadikan cara belajar yang berbeda pula. (Sri Anitah, 2009: 2.13)

Pembelajaran yang efektif haruslah berdasar pada karekteristik siswa, maka sebaiknya guru dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116) siswa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase. Fase pertama, masa kelas rendah yang berlangsung antara usia 6/7 – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3. Fase yang kedua, masa kelas tinggi yang berlangsung antara usia 9/10 – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 sekolah dasar. Mengacu pada hal tersebut, maka siswa kelas IV termasuk dalam kategori siswa kelas tinggi dimana memiliki ciri-ciri yang khas. Ciri khas siswa kelas tinggi tersebut antara lain:


(48)

3. Adanya minat kepada pelajaran-pelajaran khusus

4. Memandang nilai sebagai ukuran mengenai prestasi belajarnya

5. Suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama dan

membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Dalam memahami karekteristik siswa sekolah dasar tidak hanya dilakukan dengan memperhatikan ciri atau tahapan anak tersebut, tetapi juga memperhatikan aspek perkembangan anak itu sendiri. Menurut Syamsu Yusuf (2004: 101) beberapa aspek perkembangan yang perlu diperhatikan tersebut antara lain:

1. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial diartikan sebagai proses belajar untuk meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orangtua, keluarga, lingkungan tempat tinggal, maupun teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial memberikan dampak perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang, begitu sebaliknya. Namun, apabila lingkungan sosial kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, tidak memberikan bimbingan, maka anak akan cenderung menampilkan perilaku

maladjustment, seperti : bersifat minder, senang mendominasi orang lain,


(49)

2. Perkembangan Emosi

Menurut Sarlito Wirawan dalam Syamsu Yusuf (2004: 115) emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah maupun tingkat yang mendalam. Emosi sangat berperan penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dapat dirasakan oleh fisik anak terutama jika emosi itu kuat dan berulang-ulang. John B. Waston mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar emosi, yaitu takut, marah, dan cinta (fear, anger and love). Ketiga jenis emosi tersebut menunjukkan

respons tertentu pada stimulus tertentu pula, tetapi kemungkinan terjadi pula modifikasi (perubahan). Menurut Rita Eka Izzati (2008: 112) ciri-ciri emosi pada anak antara lain:

a. Emosi anak berlangsung relatif singkat b. Terlihat lebih kuat

c. Bersifat sementara atau mudah berubah d. Terjadi secara berulang-ulang

e. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya

f. Kekuatan emosi mengalami perubahan


(50)

Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Emosi Anak dan Orang Dewasa

Emosi Anak Emosi Orang Dewasa

1. Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba

2. Terlihat lebih kuat 3. Bersifat sementara 4. Sering terjadi

5. Dapat dilihat dengan jelas dari tingkah lakunya

1. Berlangsung lama dan berakhir

lambat

2. Tidak kuat/hebat

3. Lebih mendalam dan tahan lama

4. Jarang terjadi

5. Sulit diketahui karena orang dewasa lebih pandai

menyembunyikan

3. Perkembangan Moral

Istilah moral berasal dari kata “mos” (moris) yang berartiadat sitiadat,

kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan (Syamsu Yusuf, 2004: 132). Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang disekitarnya.

Perkembangan moral dapat berlangsung melalui beberapa cara, sebagai berikut:

a. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman secara langsung

kepada anak mengenai pengertian tingkah laku yang benar atau salah. Selain itu juga keteladanan yang dapat dicontoh dari orang tua, guru dan orang lain.


(51)

b. Identifikasi, yaitu dengan cara meniru atau mencontoh tingkah laku seseorang.

c. Proses coba-coba (trial&error), yaitu biasanya anak akan mencoba

suatu tingkah laku. Tingkah laku yang mendapat pujian akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikan.

Berdasar dari penjelasan diatas maka guru dapat lebih mudah menentukan metode yang tepat sesuai dengan usia perkembangan siswa itu sendiri. Karena untuk mengetahui metode yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar maka perlu adanya pengetahuan tentang karakteristik siswa itu sendiri. Sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan tahap perkembangannya setra apa yang menjadi kebuutuhan siswa itu sendiri.

E. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Handayani (2014) yang berjudul

Peningkatan Motivasi Belajar PKn melalui Index Card Match bagi Siswa

Kelas IV di MI Yakti Purwosari Kecamatan Tegalrejo Magelang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Index Card Match mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran meliputi keaktifan, motivasi, perhatian, dan kerjasama dalam setiap sikulsnya.


(52)

Peningkatan presentase pada motivasi siswa yaitu siswa yang termotivasi pada siklus I sebesar 33,3% menjadi 80%. Pada siklus II sudah tidak ada siswa yang kurang termotifasi. Adapun rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan pada siklus I 65,7 menjadi 75,7 pada siklus II.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Meskipun penelitian sama-sama dilakukan pada pembelajaran PKn kelas IV, tetapi materi yang diteliti sangat berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Handayani (2014) meneliti tentang materi konstitusi negara pada semester satu. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada materi globalisasi dilingkungannya pada semester dua. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rahma Handayani (2014) memfokuskan pada peningkatan motivasi belajar, sedangan penelitian ini focus pada peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lely Nur Fajrina (2014) yang berjudul

Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 94,28% dengan nilai rata-rata 91,14 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Metode ini dilakukan dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan hasil belajar


(53)

sebagai tujuan dari penelitian yang dilakukan. Pada siklus I, hasil pretest yang

telah dilaksanakan belum memenuhi ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 74,28%, sedangkanhasil posttest telah memenuhi ketuntasan yang

diharapkan yaitu sebesar 85,71%. Pada siklus II, hasil pretest dan posttest yang dilaksanakan telah memenuhi ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 82,85% pada pertemuan ketiga dan 94,28% pada pertemuan keempat. Hasil rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 8,57% dari siklus I ke siklus II yaitu dari nilai rata-rata 80,85 menjadi 91,14.

F. Kerangka Pikir

Prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD N Margoyoso, kecamatan Salaman, kabupaten Magelang masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan presentase sebesar 61% siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada pelajaran PKn. Berdasarkan hasil observasi, metode yang digunakan guru dalam pembelajar kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dan kurang memahami materi pembelajaran.

Penggunaan metode yang tepat pada setiap pembelajaran akan menumbuhkan rasa ketertarikan sehingga siswa mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya, siswa sekolah dasar berada dalam tahap operasional kongkret, dimana siswa berpikir atas dasar pengalaman yang telah dialaminya secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berupaya


(54)

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Margoyoso khususnya pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Index Card Match.

Metode Index Card Match dilakukan dengan melakukan sebuah permainan

dimana siswa diminta untuk mencocokkan dua buah kartu berisi pertanyaan dan jawaban berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Metode ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi juga tidak mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari. Metode Index Card Match ini memiliki manfaat

untuk meningkatkan aspek kognitif siswa, salah satunya prestasi belajar.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match akan

membuat suasana menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Siswa belajar sesuai dengan tahapan perkembangan pada usianya, sehingga proses belajar menjadi lebih mendalam dan bermakna. Perasaan senang akan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka hipotesis tindakan yang

dapat diajukan adalah penggunaan metode Index Card Match dapat meningkatkan


(55)

H. Definisi Operasional

1. Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran yang berwujud angka maupun

pernyataan yang mencerminkan tingkatan penguasaan materi pelajaran bagi para siswa.

2. Metode Index Card Match adalah suatu metode pembelajaran dengan

menggunakan kartu-kartu yang berpasangan yang digunakan sesuai dengan petujuk atau langkah-langkah yang ada.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan menawarkan solusi dalam proses pembelajaran PKn untuk peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Negeri Margoyoso, Salaman, Magelang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitan

Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penerapan PTK

dimaksudkan adalah untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Wina Sanjaya (2009:26), menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas untuk memecahkan masalah tersebut dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Tujuan utama dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peningkatan kualitas proses dan prestasi belajar. Zainal Arifin (2011:101) juga menyebutkan bahwa tujuan umum dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan efisiensi proses belajar mengajar di dalam kelas.

Kusnandar (2012: 61) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif perlu adanya partisipasi dari pihak yang lain untuk mendukung kredibilitas. Penelitian ini berkolaboratif pada kegiatan mendiagnotis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, sampai pada menganalisis hasil penelitian. Penelitian ini bersifat kolaboratif karena penelitian


(57)

ini melibatkan guru wali kelas IV SD Negeri Margoyoso dan teman selaku kolaborator dalam penelitian tindakan serta teman sejawat yaitu teman mahasiswa yang memiliki peran ketika melakukan pengamatan agar kegiatan observasi lebih mudah, lebih teliti, dan lebih objektif.

Penelitian yang digunakan dalam PTK meliputi beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran akan berlanjut ke siklus berikutnya jika indikator keberhasilan kerja belum tercapai. Di dalam PTK tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 75) banyaknya siklus tergantung pada pencapaian tolak ukur, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso, dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa, terdiri dari 14 siswa laiki-laki dan 17 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah prestasi belajar PKn materi

Globalisasi. Pemilihan materi tersebut didasarkan pada saat mendiagnosa

permasalahan. Materi tersebut dianggap terlalu banyak hafalan, sehingga siswa banyak yang kurang tertarik pada materi ini dan berdampak pada prestasi belajar PKn siswa.


(58)

C. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di ruang kelas untuk siswa IV SD N Margoyoso yang berada di Jalan Raya Magelang-Purworejo Km 25 desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ruang kelas memiliki luas sekitar 6 x 5 meter. Pada dinding belakang terdapat sebuah jam dinding, lemari penyimpanan, alat-alat kebersihan serta rak serbaguna. Pada dinding depan terdapat sebuah papan tulis, serta gambar presiden serta wakil presiden pada sisi atas dinding.

Secara umum, sebagian besar siswa kelas IV belum dapat mengikuti pelajaran dengan baik, rata-rata nilai masih banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa secara keseluruhan berada dari keluarga dengan ekonomi sedang atau cukup mampu, sehingga tidak ada kesenjangan sosial. Interaksi antar siswa juga terjalin dengan cukup baik, tidak ada siswa yang merasa terkucilkan di kelas.

Pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Standar Kompetensi (SK) yang diambil adalah menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan dengan Kompetensi Dasar (KD) memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

D. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart. Dalam model spiral Kemmis dan Taggart ini terdapat 4 komponen yang terkandung, yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan


(59)

refleksi. Komponen tindakan dan pengamatan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan karena harus dilakukan dalam satu waktu. Model penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: Siklus I

1 = Plan (Perencanaan Tindakan I) 2 = Act and Observe (Tindakan dan Observasi I)

3 = Reflect (Refleksi I) Siklus II

4 = Revised Plan (Perencanaan Tindakan II)

5 = Act and Observe (Tindakan dan Observasi II)

6 = Reflect (Refleksi II)

Gambar 1. Model Spiral Kemmis dan Taggart

Berdasarkan gambar di atas komponen-komponen dalam model Kemmis dan Taggart tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Plan (Perencanaan)

Tahapan perencanaan dalam penelitian ini didahului dengan observasi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar kelas IV di SD N Margoyoso. Dari hasil observasi diperoleh permasalahan yaitu metode yang


(60)

digunakan guru dalam pembelajaran hanya sebatas menggunakan metode ceramah sehingga dalam pembelajaran anak mudah bosan. Akibat dari hal tersebut, prestasi belajar anak menjadi rendah, terutama dalam mata pelajaran PKn. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut:

a. Peneliti berkonsultasi dengan guru kelas IV tentang Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), serta materi yang menjadi masalah di kelas tersebut.

b. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV dalam penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada metode Index Card

Match dengan materi pokok pengaruh globalisasi di lingkungan.

c. Mempersiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran dan juga

Lembar Kerja Siswa (LKS).

d. Berdiskusi dengan guru kelas IV untuk menyamakan persepsi tentang

tindakan yang akan dilakukan.

e. Menyusun instrument sebagai pedoman dalam penelitian. 2. Act and Observe (Tindakan dan Observasi)

Pada tahap tindakan ini, guru melakukan proses pembelajaran PKn

dengan menggunakan metode Index Card Match seperti yang telah

direncanakan. Guru kelas sebagai pelaksana proses pembelajaran dan peneliti sebagai pengamat atau observer penelitian atau sebaliknya.


(61)

3. Reflect (Refleksi)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang telah diperoleh selama tindakan dan observasi berlangsung. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan metode selama pembelajaran PKn berlangsung. Hasil evaluasi pada siklus I akan dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan langkah pada siklus selanjutnya demi tercapainya tujuan penelitian. Pada tahap ini perlu diadakannya keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan siklus sesuai dengan hasil refleksi. Siklus akan dihentikan jika pembelajaran sudah mencapai indikator keberhasilan, dan siklus akan dilanjutkan jika belum mencapai indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah

jika ≥ 75% dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso

telah mencapai KKM.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah untuk memperoleh suatu data dalam sebuah penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(62)

1. Tes Prestasi Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) instrument berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes prestasi dalam penelitian ini berupa test/soal evaluasi yang bertujuan

untuk mengukur pengetahuan siswa secara kognitif pada akhir pembelajaran

PKn setelah menggunakan metode Index Card Match. Fungsi dari pada tes

prestasi belajar ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso, Salaman pada pelajaran PKn, sesudah dan sebelum menggunakan metode Index Card Match. Tes prestasi belajar yang digunakan

berkenaan dengan materi globalisasi. 2. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Kusnandar (2012: 143) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran di kelas oleh guru beserta partisipasi yang dilakukan oleh siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi kemudian dihubungkan dengan tes prestasi belajar siswa.


(63)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur aspek yang berkenaan dengan tujuan penelitian yaitu prestasi belajar PKn. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan catatan pengamatan.

1. Test

Tes berupa soal materi yang berkenaan tentang globalisasi. Standar Kompetensi (SK) yang diambil adalah menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan dengan Kompetensi Dasar (KD) memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

Tabel 2. Kisi-kisi instrument tes siklus I Kompetensi Dasar Indikator

Tingkat kognitif Nomor Soal 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

1. Mendefinisikan arti dan proses terjadinya globalisasi.

C1

1, 2, 19

2. Megidentifikasi perubahan perilaku masyarakat.

C2

11, 14

3. Memberikan contoh

dampak positif dan negatif globalisasi.

C2

3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 15,


(64)

17, 18, 20

4. Menentukan cara

menghadapi pengaruh globalisasi.

C3

9, 12, 16

Tabel 3. Kisi-kisi instrument tes siklus II Kompetensi Dasar Indikator

Tingkat Kognitif Nomor Soal 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

1. Mendefinisikan proses terjadinya globalisasi.

C1

1, 2, 4, 11

2. Memberikan contoh

globalisasi di berbagai bidang.

C2

3, 5, 6, 13, 16, 17, 18

3. Menyebutkan dampak serta

pengaruh globalisasi.

C2

7, 8, 9, 12, 19

4. Menemukan cara untuk

menghadapi pengaruh globalisasi.

C3

10, 14, 15, 20


(65)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan mencatat tentang aktivitas belajar siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan saat kegiatan berlangsung yaitu, penggunaan metode

Index Card Match pada pelajaran PKn. Subjek yang diobservasi adalah guru

dan siswa dalam proses pembelajaran. Tabel 4. Kisi-kisi observasi guru

No Aspek yang diamati Butir yang diamati No Butir

1 Kegiatan Pendahuluan Penyiapan RPP 1

Penyiapan media 2

Penyiapan materi 3

Penyiapan evaluasi 4

Pembuka pembelajaran 5

6

Penyiapan siswa 7

Pemberian apersepsi 8

Penyampaian tujuan 9

2 Kegiatan Inti Penyampaian materi 10

Penggunaan contoh dengan

tepat 11

Kesesuaian penggunaan

metode Index Card Match 12

Penggunaan bahasa 13

Pemberian apresiasi 19


(66)

alat peraga 17 Volume suara, kejelasan suara,

kelancaran bicara dan variasi intonasi.

22

Keluwesan gerak 21

Pandangan mata 20

Melakukan evaluasi 24

3 Kegiatan Penutup Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami siswa 14

Menyimpulkan hasil

pembelajaran 23

Pemberian tugas 25

Menutup kegiatan pembelajaran

26 27

Tabel 5. Kisi-kisi observasi siswa

No. Butir yang diamati No Butir

1 Aktif bekerjasama dalam kelompok 1

2 Bertanggungjawab terhadap tugas kelompok 2

3 Saling membantu dalam kerja kelompok 3

4 Aktif bertanya 4

5 Aktif menjawab pertanyaan 5

6 Aktif mengemukakan pendapat 6

7 Memperhatikan penjelasan guru 7

8 Semangat dalam mengikuti pembelajaran 8


(67)

10 Mematuhi perintah guru 10

11 Mematuhi peraturan dalam pembelajaran 11

12 Mengerjakan tugas tepat waktu 12

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Test

Penelitian ini menggunakan tes yang bertujuan untuk menentukan perubahan prestasi belajar Pkn yang dicapai siswa setelah menggunakan

metode Index Card Match. Tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir

siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Peningkatan prestasi belajar PKn diketahui dengan presentase ketuntasan belajar yang dihitung menggunakan rumus:


(68)

2. Analisis lembar observasi

Hasil observasi siswa dihitung dengan jumlah skor butir yang dinilai yaitu rentan antara 1-4 dibagi dengan skor maksimal dikaitkan 100%, seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2012: 102), sebagai berikut:

Nilai rata-rata =

Jumlah Skor Skor Maksimal

Berdasarkan perhitungan tersebut maka kriteria penilaian hasil observasi menurut Ngalim Purwanto (2002: 103) sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktifitas Siswa

NO PENCAPAIAN SKOR KATEGORI

1 86% - 100% Baik Sekali

2 75% - 85% Baik

3 60% - 75% Cukup

4 55% - 59% Kurang

5 ≤54% Sangat Kurang

Hasil observasi guru dianalisis dengan menggunakan skala Guttman, yaitu dengan menggunakan dua pilihan jawaban ya atau tidak yang disertai deskripsi singkat. Penggunaan skala ini untuk mengetahui dengan tegas apakah kisi-kisi tersebut dilakukan atau tidak. Pengisian skala dilakukan dengan mencentang kolom “ya” apabila telah melaksanakan aspek yang diukur, dan “tidak” jika tidak melaksanakan aspek yang diukur. Rentan


(69)

skornya adalah 0 – 1 dengan 0 untuk jawaban tidak dan 1 untuk jawaban ya. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif.

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika ≥ 75% dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso telah mencapai taraf kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.


(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Margoyoso, Jalan Magelang – Purworejo km 23 Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Letak sekolah cukup strategis karena

terletak di tepi jalan yang terdiri dari 9 ruangan yang terdiri dari ruang kelas dari kelas 1 hingga kelas 6, ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah). SD Negeri Margoyoso hanya ada satu lantai.Siswa SD Negeri Margoyoso secara keseluruhan berjumlah 186 siswa, sedangkan guru dan karyawan di SD Negeri Margoyoso berjumlah 9 orang.

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 17 siswa putra dan 14 siswa putri, dan bapak Jaswadi sebagai wali kelas sekaligus yang melaksanakan

pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card

Match. Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar PKn dengan

menggunakan metode pembelajaran Index Card Match pada pokok bahasan


(71)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso memiliki kemampuan akademik yang beragam. Ada yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Margoyoso ini memiliki

kemampuan akademik sedang dan rendah, yaitu ditunjukkan dengan bukti

nilai UTS yang masih rendah dan kurang dari KKM yang ditetapkan (nilai UTS terlampir). Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh guru kelas IV SD Negeri Margoyoso, nilai pada mata pelajaran PKn sebagian besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah. Dalam menyampaikan materi, guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih siswa kelas IV SD Negeri Mergoyoso sebagai subjek penelitian dan juga karena metode

pembelajaran Index Card Match belum pernah diterapkan oleh guru untuk

meningkat kan prestasi belajar siswa.

3. Kondisi Awal Pra Tindakan

Kegiatan awal dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Margoyoso yang menjadi objek penelitian. Pengamatan pertama dilakukan pada hari Kamis, 19 November 2015, kemudian pengamatan kedua dilakukan pada hari Selasa, 15


(72)

2016. Pengamatan tersebut meliputi bagaimana keadaan siswa pada saat pembelajaran, serta metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru.

Peneliti mengambil data prestasi belajar yang berupa data awal. Data awal tersebut diperoleh dari nilai ulangan semester siswa sebelum diadakan tindakan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn sebelum menggunakan metode pembelajaran yang menarik seperti metode Index Card Match Adapun data hasil nilai ulangan

semester siswa sebelum diadakan tindakan terlampir pada halaman lampiran.

Tabel 7. Hasil Belajar PKn Pra Tindakan

No. Kriteria Keberhasilan Pra Tindakan

Jumlah Persen (%)

1. Tuntas 8 25,80%

2. Belum Tuntas 23 74,19%

Rata-rata 61,29

Dari hasil belajar tersebut dapat dilihat dari 31 siswa, yang tuntas sebanyak 8 siswa atau sebesar 25,80% dan yang belum tuntas sebanyak 23 siswa atau sebesar 74,19% dengan nilai rata-rata sebesar 61,29. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut ini:


(73)

8

23

0 5 10 15 20 25

Pra Siklus

Tuntas KKM Belum Tuntas KKM

Gambar 2.

Diagram Pencapaian KKM Pra Siklus

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PKn siswa kelas IV sebelum dilakukan tindakan masih rendah dan belum semuanya mencapai KKM. Untuk itu perlu dilakukan tindakan agar siswa mendapatkan hasil minimal KKM.

Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, menyatakan bahwa siswa masih ada yang belum serius dalam memperhatikan guru saat mengikuti pelajaran, ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri tidak memperhatikan guru. Guru dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Meskipun guru menggunakan metode tanya jawab namun siswa masih terlihat belum aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sehingga proses


(74)

pembelajaran membuat siswa menjadi bosan. Faktor penyebabnya adalah kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, keaktifan siswa hanya mendengarkan dan mencatat, serta belum ada interaksi antara guru dan siswa.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PKn kelas IV di SD Negeri Margoyoso masih belum optimal karena metode yang digunakan masih menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil seperti tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran yang

dapat digunakan adalah metode pembelajaran Index Card Match untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Data Hasil Penelitian

Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun proses penelitian adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Peneliti mengadakan diskusi terlebih dahulu dalam merencanakan dan menyiapkan tindakan yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(75)

1. Peneliti dan guru sebagai kolaborator berdiskusi menyiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Peneliti menyusun RPP.

3. Menyiapkan media dan semua perlengkapan yang diperlukan dalam

pembelajaran.

4. Menyusun dan menyiapkan LKS.

5. Menyusun dan menyiapkan lembar pengamatan.

6. Memberikan penjelasan kepada guru tentang metode pembelajaran

Index Card Match dan menjelaskan hal-hal yang akan dikerjakan oleh

guru pada saat pembelajaran.

7. Menyusun dan menyiapkan lembar evaluasi yang berupa soal yang

diberikan kepada siswa pada akhir siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Siklus I pertemuan 1

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Senin, 9 Mei 2016. Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah berdoa guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Kemudian siswa dikondisikan agar siap mengikuti pelajaran dengan bernyanyi bersama. Guru melakukan apersepsi


(76)

dengan menanyakan kepada siswa materi PKn yang dipelajari sebelumnya. “Anak-anak, pelajaran PKn kemarin kita sudah belajar tentang apa saja?” Ada beberapa siswa yang memberikan pendapatnya dengan menjawab pertanyaan guru mengenai pelajaran PKn yang telah dipelajari sebelumnya. Setelah itu guru memberikan gambaran kepada siswa tentang pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan contoh perkembangan berbagai teknologi di zaman sekarang. Pada pertemuan pertama ini guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mempelajari materi globalisasi dan contoh akibat globalisasi diberbagai bidang

melalui membaca. Kemudian siswa membaca secara bersama-sama

dengan suara keras sambil memberi tanda bagian-bagian yang penting. Guru meminta siswa untuk membaca dengan keras agar semua siswa mau membaca. Karena biasanya ada siswa yang tidak mau untuk membaca materi sehingga materi harus dibaca secara bersama-sama dengan suara keras.

Setelah itu guru menyiapkan kartu index yang jumlahnya

sebanyak peserta didik sesuai dengan tema globalisasi dan contoh

dampaknya diberbagai bidang diikuti dengan memberi contoh tentang aturan main menggunakan Index Card Match. Aturan mainnya yaitu:


(77)

pertanyaan dan yang lainnya mendapat jawabannya) maka siswa harus berkeliling kelas mencari temannya yang memiliki kartu yang cocok atau sesuai dengan isi kartu yang dipegangnya kemudian tiap pasang siswa duduk dalam satu bangku berdampingan sehingga dalam satu kelas akan terbagi 15-16 pasang siswa. Kemudia setelah siswa duduk berdampingan, maka tiap-tiap pasang siswa diberi kesempatan untuk membacakan isi dari kartu yang dipegang (membacakan pertanyaan terlebih dahulu kemudian jawaban) dan memberikan kesempatan kepada pasang siswa lain untuk menanggapi. Begitu seterusnya hingga pasangan lain mendapat giliran.

Setelah guru memberi contoh tentang aturan main menggunakan kartu index, guru memberikan masing-masing satu kartu secara acak dan meminta peserta didik bergerak dan berkeliling di dalam kelas

untuk menemukan teman yang akan menjadi pasangannya. Pada saat

mencari “pasangan” siswa mencari teman yang akan menjadi pasangannya dengan kurang kondusif.

Setelah siswa menemukan pasangannya masing-masing, guru mengalami kesulitan karena ada siswa yang tidak mau satu bangku (duduk bersebelahan) dengan siswa yang memiliki kartu yang cocok. Ada juga yang minta ganti kartu agar bisa berpasangan dengan teman yang dia sukai sehingga suasana menjadi kurang kondusif. Kemudian


(78)

guru memberikan pengertian untuk saling menghargai satu sama lain, harus saling membantu dan tidak boleh bermusuhan ataupun bertengkar. Akhirnya siswa mau untuk menerima siapapun yang menjadi pasangannya.

Setelah itu guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada masing-masing pasangan dan meminta siswa mendiskusikan LKS

yang diberikan guru dengan masing-masing pasangannya. Pada

masing-masing pasang siswa ada yang bertugas menulis jawaban pada lembar LKS. Siswa sangat antusias dalam diskusi mengerjakan LKS. Akan tetapi kelas menjadi kurang kondusif karena siswa menjadi ramai. Namun kemudian guru mengingatkan siswa untuk tetap tenang bekerja bersama teman yang menjadi pasangannya.

Pada kegiatan penutup, guru membuat rangkuman dengan melibatkan peserta siswa. Rangkuman dilakukan dengan memberikan pertanyaan apa saja yang telah dipelajari dan siswa menjawab apa saja yang telah dipelajari. Guru juga mengingatkan siswa bahwa akan diadakan tes pada pertemuan berikutnya sehingga siswa harus belajar di rumah.

2) Siklus I pertemuan 2

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua berselang tiga hari setelah pertemuan pertama dilakukan, yaitu pada hari Jum’at tanggal 13 Mei


(79)

2016. Pada kegiatan awal, seperti biasa guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan langsung mengajak siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah berdoa guru dan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian setelah menyanyikan lagu dilanjutkan dengan mengaji bersama-sama membaca suratan pendek juz ‘amma. Setelah mengaji guru mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu siswa dikondisikan agar siap mengikuti pelajaran dengan membuat tabel peringatan. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa materi PKn yang dipelajari sebelumnya. “Anak-anak, pelajaran PKn kemarin kita sudah belajar tentang apa saja?” Ada beberapa siswa yang memberikan pendapatnya dengan menjawab pertanyaan guru mengenai pelajaran PKn yang telah dipelajari sebelumnya. Pada pertemuan ke dua siklus I ini guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak memberikan motivasi kepada siswa.

Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk membaca/ mempelajari kembali materi Globalisasi. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah membaca materi secara mandiri di dalam hati, tidak membaca bersama-sama dengan suara keras.

Setelah itu, guru menyiapkan hasil LKS yang dikerjakan siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah guru menyiapkan LKS yang


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Pengaruh Metode Index Card Match dalam pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa SMP Dharma Karya UT Tangerang Selatan

2 10 189

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 2 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 3 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD. NEGERI 101775 SAMPALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 24

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Belajar PKn Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangtalun 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Pe

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Belajar PKn Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangtalun 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Pe

0 1 12

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP SISWA KELAS IV SD NEGERI

0 0 16

Metode Index Card Match Meningkatkan Prestasi Belajar PKn

0 0 5

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII

0 0 125