commit to user 32
akan mempengaruhi nilai kelompoknya. Hal tersebut akan membuat tanggung jawab siswa untuk mengerti dan memahami pemecahan
masalah yang diberikan menjadi lebih besar.
Tabel 2.2 Sintaks pembelajaran NHT
Fase Peran guru
1. Penomoran
2. Mengajukan pertanyaan
3. Berpikir bersana
4. Menjawab pertanyaan
· Guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota 3 – 5 orang dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor antara 1 – 5. · Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada
siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat
tanya atau berbentuk arahan. · Siswa menyatukan pendapatnya terhadap
pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban itu.
· Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
c. Student Team Achievement Division STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam
commit to user 33
pembelajaran ini peserta didik akan belajar bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang untuk menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Menurut Slavin 2008: 12 gagasan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi
peserta didik supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.
Adapun komponen-komponen
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin 2008: 143-160 dirangkum sebagai
berikut: 1 Presentasi kelas, merupakan pengajaran langsung seperti yang sering
dilakukan atau diskusi yang dipimpin oleh guru, atau pengajaran dengan presentasi audiovisual. Sehingga peserta didik akan menyadari
bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kerena hal ini akan sangat membantu mereka dalam
mengerjakan kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. 2 Tim, terdiri atas empat atau lima orang yang heterogen. Fungsi utama
dari tim adalah untuk memastikan bahwa semua aggota tim benar- benar belajar, sehingga setiap anggota tim akan siap mengerjakan kuis
dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan, yang berupa pembahasan
masalah, membandingkan jawaban, dan mengoreksi kesalahan pemahaman antar anggota tim.
commit to user 34
3 Kuis, dilakukan setelah satu atau dua periode penyampaian materi dan satu atau dua periode praktikum tim. Peserta didik tidak
diperkenankan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap peserta didik bertanggungjawab secara individual untuk
memahami materinya.
Tabel 2.3
Kriteria Menentukan Nilai Peningkatan Hasil Belajar
Kriteria Nilai Peningkatan
Nilai kuistes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal
5
Nilai kuistes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal
10
Nilai kuistes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal
20
Nilai kuistes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30
4 Skor kemajuan individual. Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada kelompoknya dalam sistem
skor, sehingga tiap-tiap anggota kelompok harus berusaha memperoleh nilai yang maksimal dari skor kuisnya. Selanjutnya
peserta didik akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis dibandingkan dengan skor awal mereka.
commit to user 35
5 Rekognisi Tim. Tujuan dari pemberian skor adalah untuk memberi penghargaan pada tiap-tiap kelompok. Kelompok dengan skor
tertinggi mendapatkan penghargaan superteam, kelompok dengan skor menengah mendapatkan penghargaan greatteam dan kelompok
dengan skor terendah sebagai kelompok goodteam Slavin, 2008: 160. Untuk menjadi kelompok dengan predikatpenghargaan
superteam maka sebagian besar anggota kelompok harus memiliki skor di atas skor awal mereka.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa
LKS yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Langkah 2. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
Dalam tahap ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Langkah 3. Menyajikanmenyampaikan informasi
Dalam tahap ini guru menyampaikan materi pembelajaran.
Langkah 4. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru membagi siswa menjadi
commit to user 36
beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan perpaduan yang ditinjau dari latar belakang
sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan
keterampilan kooperatif dan menjelaskan aturan dasarnya, yaitu: e. Siswa tetap berada di dalam kelas.
f. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru.
g. Menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam satu kelompok. h. Bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompoknya.
Langkah 5. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama
untuk meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompoknya mengetahui
dan memahami jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS. Langkah 6. Evaluasi
Perwakilan dari masing-masing kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil dari diskusi mereka atau hasil dari tugas di LKS.
kemudianGuru mengarahkan siswa dalam membuat rangkuman, memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disajikan. Selanjutnya, guru memberikan tes kepada siswa secara individual.
Langkah 7. Memberikan penghargaan
commit to user 37
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor tes berikutnya terkini. Atau dengan kata lain, guru memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok
yang hasil diskusi masalahnyahasil belajarnya lebih baik.
Tabel 2.4 Sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD Fase
Kegiatan Guru Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan atau menyampaikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5
Evaluasi Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
commit to user 38
Fase 6
Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok.
B. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
1 Dwi Atmojo Heri 2002 dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
hasil studi menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada pembelajaran tradisional. Selain itu, terdapat perbedaan prestasi
belajar siswa yang mempunyai motivasi belajar berbeda-beda kategorinya. Ditemukan pula bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar. 2 Rofiq Setyawan 2008 dalam penelitian yang berjudul Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan Operasi Hitung Campur ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: model pembelajaran Numbered Head Together lebih baik dibandingkan dengan model ceramah. Kesamaan antara penelitian ini
adalah sama-sama mengunakan model pembelajaran tipe Numbered Head Together dan ditinjau dari motivasi belajar siswa. Sedangkan perbedaan
penelitian ini model pembelajarannya yakni model pembelajaran NHT dan STAD sedangkan pada penelitian Rofiq dengan model pembelajaran tipe
Numbered Head Together dan model ceramah.