Metode ngumpulan Data Analisis Instrumen Penelitian

commit to user 48 b Indikator yang digunakan adalah skor angket motivasi berprestasi. Skala pengukuran mengunakan skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori. · Rendah jika skor angket V − · Sedang jika V − ≤ skor angket ≤ V + . · Tinggi jika skor angket V + . Dengan V adalah rata-rata dan s adalah simpangan baku. c Symbol: V

b. Variable terikat

1 Prestasi belajar matematika adalah nilai tes hasil belajar siswa kelas IV Semester I pada pokok bahasan bilangan. 2 Indikator yang digunakan adalah skor tes prestasi belajar matematika. 3 Skala pengukuran mengunakan skala interval. 4 Symbol: Y

2. Metode ngumpulan Data

Pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini mengunakan teknik tes, angket, dan dokumentasi. a. Tes Dalam teknik ini digunakan butir-butir soal untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika. Soal tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Setiap butir soal mempunyai empat alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah memperoleh skor 0. commit to user 49 b. Angket Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi berprestasi. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung, tertutup dan berbentuk rating scale yang mengunakan skala Likert dengan item pernyataan yang mempunyai lima alternatif jawaban. Pernyataan dalam angket terdiri dari item positif dan negatif. Pemberian skor untuk butir positif adalah jika menjawab SS diberi skor 5, S diberi skor 4, R diberi skor 3, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1 serta tidak menjawab diberi skor 0, sedang untuk butir negatif berlaku sebaliknya. c. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi adalah nilai ulangan umum semester II tahun ajaran 20092010 yang digunakan untuk menguji keseimbangan rata-rata kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II.

3. Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk tes obyektif dengan empat alternatif jawaban untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika dan angket motivasi berprestasi untuk memperoleh data tentang motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. commit to user 50 a. Tahap Penyusunan Instrumen 1 Menyususn kisi-kisi instrumen yaitu kisi-kisi pada materi pokok bahasan bilangan untuk instrumen tes dan kisi-kisi motivasi berprestasi untuk instrumen angket motivasi berprestasi. 2 Menyusun butir-butir soal instrumen tes yang berupa tes obyektif dengan empat alternatif jawaban dan butir-butir soal motivasi berprestasi dengan lima alternatif jawaban. b. Tahap Uji Coba Instrumen Sebelum dikenakan pada sampel penelitian, instrumen yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut. 1 Instrumen Tes a Analisis Instrumen 1 Uji Validitas Isi Validitas instrumen tes dalam penelitian ini mengunakan validitas isi. Dengan demikian, instrumen tes dikatakan valid apabila telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi dari hal yang hendak diukur. Validitas isi instrumen tes dapat diketahui melalui penilaian yang dilakukan oleh pakar dibidangnya experts judgment. Subject matter experts akan melihat apakah kisi-kisi yang telah disusun oleh pengembang tes telah mewakili substansi yang akan diukur. Selanjutnya commit to user 51 dilakukan relevance ratings, yaitu penilaian terhadap relevansi atau kesesuaian antara masing-masing butir tes dengan klasifikasi kisi- kisi yang telah ditentukan. Empat langkah yang bisa dilakukan dalam menentukan validitas isi antara lain: 1 Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur, dapat berupa tujuan pembelajaran yang dikembangkan melalui kisi-kisi. 2 Membentuk panel-panel yang qualified dalam domain-domain tersebut. 3 Menyediakan kerangka struktur untuk proses pencocokan butir- butir soal dengan domain performance yang terkait. 4 Menganalisa dan menarik kesimpulan data yang diperoleh dari proses pencocokan. Budiyono, 2003:60 Butir soal tes dinyatakan valid menurut validitas isi jika telah memenuhi semua kriteria yang tersedia dalam lembar telaah validitas yang mencakup materi, konstruksi dan bahasa. 2 Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel berarti dapat memberikan hasil yang relatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada responden yang sama pada waktu yang berlainan. Reliabel tes hasil belajar diuji dengan rumus KR-20 yaitu: 11 = − 1 2 − ∑ 2 commit to user 52 dengan: r 11 : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen p i : proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i q i : 1– p i , i:1,2,....n s t 2 : variansi total Budiyono, 2003: 69 Dalam penelitian ini instrumen dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0.70. b Analisis Butir Soal 1 Daya Pembeda Sebuah instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Biasanya untuk menghitung daya pembeda butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson berikut. = ∑ V − ∑ V ∑ ∑ V 2 − ∑ V 2 ∑ 2 − ∑ 2 dengan: r xy : indeks daya pembeda untuk butir ke-i n : banyaknya subyek yang dikenai tes instrumen commit to user 53 X : skor butir ke-i dari subjek uji coba Y : skor total dari subjek uji coba Butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika r xy ³ 0.3 Budiyono, 2003: 65 Dalam penelitian ini jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0.3 maka butir tersebut harus dibuang. 2 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai, artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut. P JB JS dengan: P = indeks kesukaran JB = banyaknya subjek yang menjawab benar JS = banyaknya seluruh subjek. Butir soal yang digunakan untuk menghimpun data penelitian ini mempunyai interval tingkat kesukaran 0,3 ≤ P ≤ 0,7. 2 Instrumen Angket motivasi berprestasi Angket tipe kecerdasan majemuk digunakan untuk mengetahui motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. Angket motivasi berprestasi dikatakan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. commit to user 54 a Analisis Instrumen 1 Uji Validitas Isi Supaya angket motivasi berprestasi mempunyai validitas isi, maka harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut. a Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket. b Kesesuain kalimat dengan Ejaan Yang Disempurnakan. c Kalimat pada butir-butir angket mudah dipahami siswa sebagai responden. d Ketetapan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket. Untuk menilai apakah instrumen angket motivasi berprestasi tersebut mempunyai validitas isi, penilaian ini dilakukan oleh para pakar atau validator experts judgment dan semua kriteria disetujui. Jika ada salah satu yang tidak disetujui maka instrumen tersebut belum valid, artinya butir yang tidak disetujui tersebut harus direvisi atau dibuang. 2 Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas digunakan rumus Alpha, sebab skor butir angket bukan 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2002: 192 yang menyatakan bahwa, “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut. r 11 = n n – 1 1 – ∑ s i 2 s t 2 commit to user 55 dengan: r 11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen s i 2 = variansi butir ke-i, i = 1,2,...,n s t 2 = variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba Budiyono, 2003: 72 Interpretasi indeks reliabilitas instrumen angket sama dengan interpretasi indeks reliabilitas instrumen tes, instrumen angket dikatakan reliabel jika indeks reliabilitasnya lebih dari 0.7 atau r 11 Ģ 0.7. b Analisis Butir Instrumen 1 Konsistensi Internal Untuk mengetahui konsistensi internal butir soal angket digunakan rumus korelasi produk momen Karl Pearson sebagai berikut. r xy = n ∑ XY– ∑ X ∑ Y n ∑ X 2 – ∑ X 2 n ∑ Y 2 – ∑ Y 2 dengan: r xy : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n : banyaknya subyek yang dikenai tes instrumen X : skor butir ke-i dari subjek uji coba Y : skor total dari subjek uji coba Butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika r xy ³ 0.3 Budiyono, 2003: 65 commit to user 56 Dalam penelitian ini jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0.3 maka butir tersebut harus dibuang. c. Tahap Penetapan Instrumen Butir-butir instrumen yang memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik ditetapkan sebagai instrumen penelitian. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat, tidak digunakan.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini memiliki kemampuan awal yang sama. Data yang digunakan untuk menguji keseimbangan diambil dari dokumentasi nilai ujian semester 2 kelas IV SDN dalam wilayah kecamatan belitang tahun pelajaran 20102011 pada mata pelajaran matematika yang terdiri dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Di dalam uji keseimbangan membutuhkan asumsi normalitas dan homogenitas. Karena itu dalam bagian ini akan dituliskan masing-masing uji prasyarat analisis yang dibutuhkan untuk uji t, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur. 1 Hipotesis H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT KEAKTIFAN SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUB

0 6 110

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99