commit to user 27
Model pembelajaran
kooperatif ini
merupakan upaya
pemberdayaan  teman  sejawat,  meningkatkan  interaksi  antar  siswa,  serta hubungan  yang  saling  menguntungkan  antar  mereka.  Siswa  dalam
kelompok akan belajar mendengar ide atau gagasan orang lain, berdiskusi, menawarkan, atau menerima kritikan yang membangun, dan siswa merasa
tidak terbebani ketika ternyata pekerjaannya salah.
b.  Numbered Heads Together NHT
Pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT  dikembangkan  oleh  Spencer Kagen  1993.  Pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT  adalah  suatu  tipe
pembelajaran  yang  memungkinkan  siswa  untuk  lebih  aktif  dan bertanggung  jawab  penuh  dalam  memahami  materi  pelajaran  baik  secara
kelompok  maupun  individual.  Sesuai  dengan  pendapat  Lie,  Anita 2008:59 yang mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe
NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan  mempertimbangkan  jawaban  yang  paling  tepat.  Selain  itu,  teknik  ini
juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT  ini,
keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar berkurang, guru berperan hanya  sebagai  fasilitator  yang  mengarahkan  dan  memotivasi  siswa  untuk
belajar  mandiri,  serta  siswa  akan  merasa  senang  berdiskusi  dengan kelompoknya,  juga  berinteraksi  dengan  teman  sebaya  dan  dengan  guru
sebagai pembimbingnya. Widaningsih, 2008:2
commit to user 28
Beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini adalah:
b.  Siswa terlibat secara aktif dalam proses belajarnya. c.  Setiap  siswa  memiliki  kebebasan  untuk  mengemukakan  pendapat
tanpa harus takut jika pendapatnya salah. d.  Semua  siswa  berbaur  menjadi  satu  di  dalam  kelompoknya,  jadi  tidak
tampak  lagi  mana  siswa  yang  berkemampuan  tinggi,  sedang  maupun kurang.
Ibrahim,  et.al.  2000  dalam  Widaningsih  2008:1-2  menyatakan bahwa  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT  guru  menggunakan
struktur  empat  langkah  sebagai  berikut:  1  Penomoran,  2  Mengajukan pertanyaan, 3 Berpikir bersama, 4 Menjawab.
Langkah-langkah  tersebut  kemudian  dikembangkan  sesuai  dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa
LKS yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan Kelompok
Dalam  pembentukan  kelompok  disesuaikan  dengan  model pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT.  Guru  membagi  siswa  menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Guru memberi nomor  kepada  setiap  siswa  dalam  kelompok  dan  nama  kelompok  yang
commit to user 29
berbeda.  Kelompok  yang  dibentuk  merupakan  perpaduan  yang  ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
Sebelum  proses  belajar  mengajar  dimulai,  guru  memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan aturan dasarnya, yaitu:
a.  Siswa tetap berada di dalam kelas. b.  Mengajukan  pertanyaan  kepada  kelompok  sebelum  mengajukan
pertanyaan kepada guru. c.  Menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam satu kelompok.
d.  Bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompoknya.
Langkah 3. Diskusi masalah
Guru  membagikan  LKS  kepada  setiap  siswa  sebagai  bahan  yang akan  dipelajari.  Dalam  kerja  kelompok,  setiap  siswa  berpikir  bersama
untuk  meyakinkan  bahwa  setiap  orang  dalam  kelompoknya  mengetahui dan memahami jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS.
Langkah 4. Memanggil nomor anggota kelompok
Dalam  tahap  ini,  guru  mengecek  pemahaman  siswa  dengan memanggil  salah  satu  nomor  siswa  dari  tiap  kelompok  dengan  nomor
yang sama mengangkat tangan dan mempersiapkan jawaban untuk siswa di kelas. Jawaban tersebut merupakan wakil jawaban dari kelompok.
Langkah 5. Memberi kesimpulan
Guru mengarahkan
siswa dalam
membuat rangkuman,
memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
commit to user 30
berhubungan  dengan  materi  yang  disajikan.  Selanjutnya,  guru memberikan tes kepada siswa secara individual.
Langkah 6. Memberikan penghargaan
Pada  tahap  ini,  guru  memberikan  penghargaan  pada  kelompok melalui  skor  penghargaan  berdasarkan  perolehan  nilai  peningkatan  hasil
belajar  individual  dari  skor  dasar  ke  skor  tes  berikutnya  terkini.  Atau dengan kata lain, guru memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok
yang hasil diskusi masalahnyahasil belajarnya lebih baik. Langkah-langkah  penentuan  nilai  penghargaan  kepada  kelompok
adalah sebagai berikut: a.  Menentukan  nilai  dasar  awal  masing-masing  siswa.  Nilai  dasar
awal  dapat  berupa  teskuis  awal  atau  menggunakan  nilai  ulangan sebelumnya.
b.  Menentukan  nilai  teskuis  yang  telah  dilaksanakan  setelah  siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata
nilai  kuis  I  dan  kuis  II  kepada  setiap  siswa  yang  kita  sebut  nilai  kuis terkini.
c.  Menentukan  nilai  peningkatan  hasil  belajar  yang  besarnya  ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dengan nilai dasar awal masing-
masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini:
commit to user 31
Tabel 2.1 Kriteria Menentukan Nilai Peningkatan Hasil Belajar
Kriteria Nilai Peningkatan
Nilai  kuistes  terkini  turun  lebih  dari  10  poin  di bawah nilai awal
5
Nilai  kuistes  terkini  turun  1  sampai  dengan  10  poin di bawah nilai awal
10
Nilai  kuistes  terkini  sama  dengan  nilai  awal  sampai dengan 10 di atas nilai awal
20
Nilai kuistes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30
Penghargaan  kelompok  diberikan  berdasarkan  rata-rata  nilai peningkatan
yang diperoleh
masing-masing kelompok
dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik dan sempurna.
Kriteria untuk status kelompok yaitu: a.  Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15
b.   Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 c.  Sangat  baik,  bila  rata-rata  nilai  peningkatan  kelompok  antara  20  dan
25 d.  Sempurna,  bila  rata-rata  nilai  peningkatan  kelompok  lebih  dari  sama
dengan 25 Penomoran  yang  merupakan  inti  dari  model  pembelajaran
kooperatif  tipe  NHT  ini  akan  menyebabkan  setiap  siswa  harus  selalu siap, dalam arti setiap siswa harus mengerti dan memahami pemecahan
dari  masalah  yang  diberikan  karena  jawabannya  pada  saat  presentasi
commit to user 32
akan  mempengaruhi  nilai  kelompoknya.  Hal  tersebut  akan  membuat tanggung  jawab  siswa  untuk  mengerti  dan  memahami  pemecahan
masalah yang diberikan menjadi lebih besar.
Tabel 2.2 Sintaks pembelajaran NHT
Fase Peran guru
1.  Penomoran
2.  Mengajukan pertanyaan
3.  Berpikir bersana
4.  Menjawab pertanyaan
·  Guru  membagi  siswa  kedalam  kelompok beranggota  3  –  5  orang  dan  kepada  setiap
anggota kelompok diberi nomor antara 1 – 5. ·  Guru  mengajukan  sebuah  pertanyaan  kepada
siswa.  Pertanyaan  dapat  bervariasi.  Pertanyaan dapat  amat  spesifik  dan  dalam  bentuk  kalimat
tanya atau berbentuk arahan. ·  Siswa  menyatukan  pendapatnya  terhadap
pertanyaan  itu  dan  meyakinkan  tiap  anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban itu.
·  Guru  memanggil  suatu  nomor  tertentu, kemudian  siswa  yang  nomornya  sesuai
mengacungkan  tangannya  dan  mencoba  untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
c. Student Team Achievement Division STAD