commit to user 39
3 Aloysius Sutomo
2008 dalam
penelitian yang
yang berjuduleksperimentasi model pembelejaran kooperatif tipe STAD pada
pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa: model
pembelajaran STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada pokok
bahasan fungsi. Kesamaan antara penelitian ini adalah sama-sama mengunakan model pembelajaran tipe STAD dan ditinjau dari motivasi
belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini model pembelajarannya yakni model pembelajaran NHT dan STAD sedangkan pada penelitian
Aloysius Sutomo dengan model pembelajaran tipe STAD dan model pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD terhadap prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif sangat sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika karena kegiatan belajar matematika lebih diarahkan
pada kegiatan yang mendorong siswa aktif. Pembelajaran matematika mengunakan model pembelajaran yang sama yaitu kooperatif tetapi melalui
dua tipe yang berbeda yaitu NHT dan STAD. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT, penomoran yang merupakan inti dari model pembelajaran kooperatif
commit to user 40
tipe NHT ini akan menyebabkan setiap siswa harus selalu siap, dalam arti setiap siswa harus mengerti dan memahami pemecahan dari masalah yang
diberikan karena jawabannya pada saat presentasi akan mempengaruhi nilai kelompoknya. Hal tersebut juga akan membuat tanggung jawab siswa untuk
mengerti dan memahami pemecahan masalah yang diberikan menjadi lebih besar. Sedangkan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, dalam model
pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen dengan kemampuan akademik yang bervariasi. Hal ini dilakukan supaya siswa yang
berkemampuan kurang dapat terbantu oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Kemudian setiap kelompok diberi tanggung jawab untuk memecahkan masalah
atau soal yang telah diberikan oleh guru. Ketika memecahkan masalah, setiap siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat tanpa harus takut jika
pendapatnya salah. Penggunaan metode pengajaran yang berbeda akan memberikan para siswa cara pembelajaran matematika yang berbeda untuk
mencapai tujuan pembelajaran matematika yang telah ditetapkan. Jika cara untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut berbeda
dimungkinkan adanya perbedaan tingkat tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Kedua tipe pembelajaran yang diterapkan dengan pembelajaran
kooperatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 2. Pengaruh perbedaan tingkat motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan tinjauan pustaka, bahwa motivasi berprestasi dalam rangka belajar di sekolah, merupakan bentuk peningkatan dari motivasi intrinsik.
Dengan demikian, motivasi berprestasi merupakan motivasi tertinggi dalam
commit to user 41
belajar dan bentuk peningkatan dari motivasi intrinsik. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dalam belajar tidak akan cepat merasa puas dengan
apa yang dicapainya. Proses belajarpun dilalui oleh siswa dengan suasana yang menyenangkan karena siswa beraktivitas dengan tinggi baik mental, fisik,
sosial maupun emosinya. Sedangkan bagi siswa yang rendah motivasi berprestasinya tidak demikian halnya. Dengan demikian prestasi belajar
matematika yang dicapai oleh siswa yang tinggi motivasi berprestasinya lebih baik dibanding siswa yang sedang dan rendah motivasi berprestasinya dan
siswa dengan motivasi berprestasi sedang akan lebih baik dari siswa yang rendah motivasi berprestasinya.
3. Perbandingan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ditinjau dari motivasi berprestasi
Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai sifat: tekun, rajin ulet, ingin mendalami materi dan ingin mencapai prestasi yang lebih baik
dan pada pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan setiap siswa diberi nomor agar
mempunyai sifat tanggungjawab maka siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai prestasi yang lebih baik daripada anak yang
mempunyai motivasi berprestasi sedang dan rendah. 4. Perbandingan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD ditinjau dari motivasi berprestasi Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai sifat: tekun,
rajin ulet, ingin mendalami materi dan ingin mencapai prestasi yang lebih baik
commit to user 42
dan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi akan mempunyai prestasi yang lebih baik daripada anak yang mempunyai motivasi berprestasi sedang dan rendah.
5. Perbandingan prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengunakan
penomoran sehingga setiap siswa mempunyai tanggungjawab terhadap kelompoknya sehingga siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan
sedang akan lebih aktif untuk memahami materi sehingga prestasi belajarnya juga akan lebih baik.
Untuk motivasi berprestasi rendah karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengunakan penomoran sehingga setiap siswa
mempunyai tanggungjawab terhadap kelompoknya sehingga siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah akan terpengaruh oleh teman yang lain
untuk memahami materi sehingga prestasi belajarnya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sama baiknya.
D. Pengajuan Hipotesis