67 jong, yang semula merupakan calon permaisuri sebelum suaminya wafat lewat kecelakaan
tragis. Rupanya, bangsawan yang telah menetap di Inggris selama 14 tahun tersebut berniat untuk merebut kembali kekuasaan yang semula dianggap sebagai miliknya.
Situasi menjadi pelik karena Yool yang baik hati selalu ada untuk Chae-kyeong saat gadis itu diperlakukan semena-mena oleh sang suami, Pangeran Shin, sehingga mulai
tumbuh benih-benih cinta di hati Yool. Demikian pula dengan Shin, yang masih sulit melepaskan sosok Hyo-rin, yang belakangan kembali muncul dan mengganggu
ketentraman rumah tangganya. Banyak pihak yang tidak ingin melihat keluarga istana bahagia. Terutama Lee Shin dan Chae-kyeong, Lee Yool yang mencintai Chae-kyeong
tidak rela kalau Chae-kyeong bahagia dengan Shin, tetapi karena cinta Pangeran Shin dan Chae-kyeong begitu kuat walaupun Lee Yool mengejarnya mereka tetap mengumbar aura
bahagia. Saat hubungan Shin dan Chae-kyeong mulai memasuki tahap yang lebih serius,
berbagai skandal, baik yang disebabkan oleh sikap masing-masing yang keras maupun yang dihembuskan Putri Hye-jong, terekspos ke publik yang kontan langsung bereaksi
negatif, dan berakibat semakin merosotnya popularitas keluarga kerajaan. Suasana semakin panas setelah media massa mendapati Chae-kyeong bersama seorang pria yang tak lain
adalah Yool, hingga tidak ada pilihan lain selain menyingkirkan sang calon permaisuri demi menyelamatkan reputasi kerajaan. Namun, Shin telah bertekad untuk tidak berpisah
dengan Chae-kyeong.
IV.3 Penyajian Data
Penelitian ini menggunakan klasifikasi atau katagori semantik yang meliputi Analisis Penunjukan Designation, Analisis Penyifatan attributions, dan Analisis
Pernyataan Assertions untuk mengetahui muatan-muatan budaya yang terkandung dalam serial Korea Full House, Hello Miss, Love Story in Harvard, dan Princess Hours.
Universitas Sumatera Utara
68
A. Analisis Penunjukan ; Menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu
orang, benda, kelompok, atau konsep dirujuk yang
memperlihatkan tradisi atau budaya bangsa Korea.
A.1 Analisis Penunjukan mengenai budaya Korea dalam serial Full House.
A.1.1 Scene yang menggambarkan keadaan atau lokasi Full House.
Rumah Full House sangat besar dan tampak menawan berdiri di tepi pantai. Pantai itu juga
kelihatan sangat bersih dan bening. Kamera membawa penonton menyaksikan keindahan Pantai
Incheon, tempat Full House, rumah Han Ji-eun didirikan. Taman yang rapi, ayunan, bangku kayu,
dan jendela-jendela besar turut menghiasi Full House.
A1.2 Scene yang menggambarkan Korea Selatan merupakan negara maju dan dinamis.
Universitas Sumatera Utara
69 Ji-eun kesal karena Yeong-jae yang membuatnya
terlambat ke kantor Min-hyuk karena harus membersihkan rumah dan mencuci. Ji-eun berlari
menuju kereta bawah tanah subway. Di stasiun, Ji- eun yang sudah terlambat, berlari-lari mencapai
kereta tersebut, namun ia melihat seorang nenek tua yang membawa sebuah keranjang menaiki tangga
dengan susah payah. Ji-eun menghentikan langkahnya dan membantu nenek itu membawakan
keranjang. Berada di dalam kereta, Ji-eun merekam suaranya dengan recorder yang diberikan Yeong-jae,
”Yeong-jae, kau benar-benar brengsek”
A.1.3 Scene yang menggambarkan makanan, minuman, dan cara makan orang Korea.
Keluar dari lift, Min-hyuk bertemu lagi dengan Ji-eun
yang keluar kamar untuk mendapatkan air panas untuk menyeduh mi instan Korea yang dibawanya.
”Kita bertemu lagi,” ujar Min-hyuk. ”ooo .. hai,” sapa Ji-eun. ”Aku benar-benar berterima kasih dan
minta maaf padamu atas kejadian tadi.” ”Sudahlah,
Universitas Sumatera Utara
70 tidak usah dipikirkan,” ujar Min-hyuk. ”Oya..aku
belum sempat memperkenalkan diriku. Namaku Han Ji Eun.” ”Aku Yoo Min Hyuk.” ”Oh..apa kau juga
tinggal di sini?” tanya Ji-eun. “Tidak. Aku hanya mengunjungi temanku, Le Yeong-jae,” jawab Min-
hyuk. “Oo..begitu,” kata Ji-eun. “Baiklah. Sampai jumpa, nona Han Ji-eun,” kata Min-hyuk. “Sampai
jumpa,” balas Ji-eun. Usai menyantap makan malamnya yang berupa mi instan tadi, Ji-eun kembali
menghubungi Dong-wook. Tapi hanya mesin penjawab yang menerima telpon Ji-eun. “Sepertinya
ada yang tidak beres. Apa yang terjadi? Pemandunya tidak ada Kuharap kau segera menghubungiku ke
hotel ini”
Usai bertengkar dengan yeong-jae, Ji-eun pergi ke
rumah Dong-wook dan Hee-jin dan mengatakan akan tinggal bersama mereka untuk seterusnya. Kedua
sahabat Ji-eun itu sudah tentu sebal melihat kehadiran Ji-eun, namun kegalakan Ji-eun membuat
mereka tidak mampu melawan. Hidup seorang diri, mau tidak mau Yeong-jae harus membereskan rumah
sendiri. Masalah yang dialami terlihat oleh sang manajer, yang langsung meminta Yeong-jae bersikap
profesional. Tidak hanya itu, Ji-eun juga ditelepon. Sang manajer meminta Ji-eun untuk datang ke
pemotretan Yeong-jae dan membawakan bekal. Ji-eun
Universitas Sumatera Utara
71 tidak bisa menolak permintaan sang manajer.
Berikutnya tampak Ji-eun membuat makanan semacam nasi yang dibungkus dengan daun yang
diketahui rumput laut kering. ”Jangan dimakan terus nanti tidak cukup untuk 20 orang” seru Ji-eun.
”bukan aku yang mau. Ini permintaan bayiku,” jawab Hee-jin. Ji-eun datang dengan membawa bekal ke
tempat yang diminta oleh manajer Yeong-jae. Di sana Yeong-jae sedang melakukan pemotretan. Untuk
menepis gosip keretakan rumah tangga, dengan terpaksa Ji-eun didudukkan bersebelahan dengan
Yeong-jae. Kejadian lucu kembali terjadi saat keduanya saling menyuapi makanan.
Karena tidak masak dan Yeong-jae juga pulang
terlambat, Ji-eun yang kelaparan tampak mengaduk- aduk sayur, kecap, dan bumbu-bumbu lainnya ke
dalam mangkuk berukuran besar yang sudah berisi nasi dan memakannya. ”Aku pulang,” ujar Yeong-jae.
”Oo..kau sudah pulang? Apa kau sudah makan?” tanya Ji-eun dengan mulut penuh makanan. ”Sudah,”
jawab Yeong-jae. ”Tapi, apa itu?” tanyanya lagi. “Oh…ini bimbimbab. Aku mencampur nasi dan
seluruh bahan makanan yang ada di kulkas dan
Universitas Sumatera Utara
72 mengaduknya,” jawab Ji-eun dengan mulut penuh
makanan. “Itu bukan bimbimbab. Itu seperti makanan hewan,” cela Yeong-jae. “Coba saja. Dan rasakan
apakah ini makanan hewan,” jawab Ji-eun sambil menyodorkan sesendok pada Yeong-jae.
Ji-eun tidak pulang karena menginap di rumah orang
tua Yeong-jae. Karena tidak ada yang bisa dimakan Yeong-jae menyiapkan sarapan yang sebelumnya
pernah dimakan Ji-eun dan disebutnya ‘makanan hewan’, bimbimbab. Baru beberapa suap, mendadak
Ji-eun pulang, Yeong-jae terkejut dan memuncratkan makanan yang ada di mulutnya. Ji-eun bengong dan
kemudian mencela pria itu.
Pulang dari rumah orang tua Yeong-jae, ibu Yeong-
jae membawakan mereka bekal. ”Bawalah ini. Ini kimchi dan yang lainnya,” ujar ibu Yeong Jae kepada
Ji-eun. ”Terima kasih.” tutur Ji-eun.
A.1.3 Scene yang menunjukkan upacara pernikahan dan pakaian tradisional bangsa Korea.
Universitas Sumatera Utara
73 Acara pernikahan yang dihadiri oleh sejumlah
bintang ternama ini berlangsung meriah, dan dihadiri oleh keluarga Yeong-jae. Ibu, nenek, dan beberapa
tamu yang hadir memakai hanbok, pakaian tradisional Korea. Di ruang pengantin, ayah Yeong-
jae menemui Ji-eun. Ji-eun yang menyadari kehadiran ayahnya memberi salam, ”Saya tidak mendapat
kesempatan untuk memperkenalkan diri saya. Nama saya Han Ji-eun.” ”Ya. Akhirnya aku dapat bertemu
denganmu. Apapun alasannya kau akan menghadapi sedikit kesulitan. Dia memang keras kepala tapi dia
mempunyai hati yang baik. Kau harus sabar dengannya. Kau terlihat sangat cantik, Ji-eun.”
Setelah mendapat instruksi bahwa sudah saatnya upacara dimulai ayah Yeong-jae memberi isyarat
agar Ji-eun memegang lengannya menuju altar.
A.1.4 Scene yang menunjukkan tulisan bangsa Korea.
Ji-eun mendapat telepon yang menyuruhnya datang
ke kantor penerbitan. Sesampainya di sana ternyata Ji-eun disuruh untuk menulis tentang kehidupan Lee
Yeong-jae. Ji-eun sadar pemanggilannya ke kantor tersebut lebih dikarenakan statusnya sebagai istri
seorang artis, bahkan novelnya sempat dikritik. Pergi dalam keadaan kesal, mendadak ia mendapat ide
untuk meneruskan naskah novelnya ke Min-hyuk. Namun, saat hendak ditemui di kantornya, pria
Universitas Sumatera Utara
74 tersebut sedang rapat. Kemudian Ji Eun menuliskan
namanya ”Han Ji-eun” di atas amplop itu dan menitipkannya kepada resepsionis. Saat tiba dirumah,
Young-jae langsung mencela setelah melihat ekspresi gadis itu yang berusaha berdalih.
Dong-wook dan Hee-jin berkunjung ke Full House.
Kebetulan Ji-eun tidak ada di rumah, Yeong-jae juga hendak pergi. Yeong-jae menyuruh keduanya
menunggu di luar. Meski tidak diperbolehkan masuk, keduanya nekat melewati jendela. Di dalam rumah,
Dong-wook membuka komputer Ji-eun. Hee-jin dan Dong-wook mendapati kontrak pernikahan Ji-eun dan
Yeong-jae. Saat kembali ke rumah, keberadaan mereka didalam rumah membuat Yeong-jae jengkel,
namun ia tidak berkutik ketika diancam. Beruntung tak lama kemudian Ji-eun kembali pulang.
A.2 Analisis Penunjukan mengenai budaya Korea dalam serial Hello Miss.
Universitas Sumatera Utara
75
A.2.1 Scene yang menunjukkan pakaian tradisional bangsa Korea.
Kedatangan Huang Dong-gyu disambut baik Lee Soo- ha – yang kerap dipanggil Aegishi nona besar.
Aegisshi menyangka Dong-gyu adalah orang bank yang datang memberi pinjaman untuk merenovasi
rumah adatnya. Lee Soo-ha telah mengganti bajunya dengan hanbok, pakaian tradisional bangsa Korea
dengan rambut dikepang rapi ke belakang. Ia mempersilahkan Huang Dong-gyu masuk dengan
santun. “Selamat datang di rumah kami. Ini adalah rumah Hwa Ahn Dang yang telah berusia 300 tahun,”
Lee Soo-ha membungkuk memberi salam. “Aku senang dengan budaya yang ada di sini,” tutur Huang
Dong-gyu. “Ya. Di Korea Cuma di sinilah satu- satunya kebudayaan yang masih tersisa. Jika
direnovasi mungkin bisa bertahan hingga 500 tahun,” tambah Lee Soo-ha.
A.2.2 Scene yang menunjukkan makanan dan minuman khas orang Korea.
Universitas Sumatera Utara
76
Setelah selesai membersihkan halaman, Lee Soo-ha mengambil nasi, sayur, dan beberapa bumbu
kemudian mencampur dan mengaduk-aduknya di dalam sebuah mangkuk.
Lee Soo-ha pulang disambut Oh Jeong-suk yang
bersiap-siap untuk membuat makanan untuk ayah Lee Soo-ha. “Kemana semua orang?” tanya Lee Soo-ha.
“Ibumu pergi berbelanja dengan putrinya. Ayahmu ada di kamar. Dia belum makan,” jawab Oh Jeong-
suk. “Ayah belum makan?” “Ya. Katanya dia tidak berselera. Makanya aku ingin membuatkan makanan
untuknya. Tapi aku tidak tahu mau membuat apa,” kata Jeong-suk “Kimchi mandu. Kita buat kimchi
Universitas Sumatera Utara
77 mandu,” ajak Lee Soo-ha. “Kimchi mandu? Kau
tahu cara membuatnya?” tanya Jeong-suk lagi. “Tentu saja. Serahkan padaku,” jawab Lee Soo-ha.
Adegan berlanjut dengan memperlihatkan bagaimana Lee Soo-ha dan Jeong-suk membuat kimchi mandu.
Ayah Lee Soo-ha memakan kimchi mandu buatan Lee Soo-ha. “Sudah lama aku tidak merasakan rasa yang
seperti ini,” tutur ayahnya. Lee Soo-ha tersenyum senang melihat ayahnya yang puas dengan masakan
yang dibuatnya. “Rasanya seperti buatan ibumu,” tambah ayahnya. Ketika ayahnya akan kembali ke
kamar, Ibu tiri Lee Soo-ha dan putrinya, Lee Jun-hee pulang. Ibu tirinya melihat dengan tidak senang
kimchi mandu di atas meja. “Kenapa ayah makan ini? Bukankah selama ini ayah tidak suka ini?” tanya
Jun-hee pada dirinya sendiri. Ibu tirinya kemudian melemparkan kimchi mandu tersebut ke dalam tong
sampah. Lee Soo-ha marah hingga menangis. “Jangan Jangan buang kimchi manduku. Kau tak
berhak melakukanya” katanya sambil menangis dan memungut pangsit-pangsit itu. Lee Soo-ha berlari ke
luar rumah sambil menangis.
Perusahaan TOP melakukan pemotretan di Hua Ahn
Dang. Di dapur, Nenek dan bibi Lee Soo-ha
Universitas Sumatera Utara
78 menyiapkan makanan untuk mereka. ”Ah...mereka
menganggap kita sebagai pembantu. Seenaknya saja berjalan ke sana kemari dan tidak menegur kita,”
keluh bibinya. ”Berhenti mengeluh dan bawa kimchi kemari,” tegur nenek. ”Sempurna. Kimchi yang
dibuat enak. Dunia sudah banyak berubah akhir- akhir ini. Di masa lalu untuk membuat kimchi yang
enak, kita harus menggunakan berlapis-lapis jerami dan menaruh batu di atasnya. Sekarang kita tidak
perlu mengubur kimchi di toples lagi. Selama empat musim setahun, kita bisa memakan kimchi yang
enak,” ujar bibi.
Lee Soo-ha kesal setengah mati karena dituduh
berbohong untuk mendapatkan uang oleh salah satu direktur perusahaan TOP yang juga ibu Huang Chan-
min. Lee Soo-ha menumpahkan kekesalannya dengan minum arak soju di warung tenda ditemani Oh Jeong-
suk hingga mabuk.
Universitas Sumatera Utara
79
Lee Soo-ha mengunjungi makam ibunya. ”Ibu, rasakanlah biskuit ini. Ini nenek yang buat sendiri.
Ibu, bukankah kau suka makan ini. Nenek yang buat pakai kacang kuning terbaik. Satu persatu dimasak.”
Kemudian gadis itu menyebarkan potongan-potongan biskuit dan menyiramkan air yang ada dalam botol
berwarna hijau, soju, di atas makam ibunya. ”Dari dulu ibu tidak suka minum arak. Makanya aku bawa
ke sini. Ibu makan biskuit, aku minum arak,” katanya.
A.2.3 Scene yang menunjukkan kesenian rakyat Korea, yakni seni musik dan seni tari.
Lee Soo-ha pergi ke Seoul karena diminta mengisi
acara di sebuah hotel. Di Seoul ia tinggal di rumah ayahnya. Kedatangan Lee Soo -ha disambut baik oleh
Universitas Sumatera Utara
80 ibu tirinya namun tidak demikian halnya dengan Lee
Jun Hee adik tiri Lee Soo-ha. Ketika ada telepon dari pihak acara yang membatalkan acara tersebut, Jun-
hee yang menerima telepon tersebut sengaja tidak memberitahu Soo-ha. Esoknya, dengan balutan
hanbok berwarna merah muda Lee Soo-ha pergi ke hotel yang dimaksud. Dia tampak bingung karena
tamu yang hadir adalah orang-orang Jepang. Namun, Lee Soo-ha tetap diminta untuk menari sambil
memainkan alat musik tradisional Korea yang mirip gendang.
Lee Soo-ha mengikuti pentas seni yang diadakan di
desanya. Lee Soo-ha menari dengan memainkan tiga buah alat musik yang mirip gong.
A.2.3 Scene yang menunjukkan tulisan bangsa Korea.
Universitas Sumatera Utara
81 Setiap kali adegan di dalam Hwa Ahn Dang, maka
kamera selalu menyoroti tulisan yang ada di depan pintu gerbang Hwa Ahn Dang, yang berbunyi ”Hwa
Ahn Dang”.
A.2.4 Scene yang menunjukkan upacara pernikahan Korea.
Kakek tidak merestui niat Dong-gyu menikahi Lee
Soo-ha karena sakit hati dengan tetua Hwa Ahn Dang. Namun, Dong-gyu bersikeras menikahi Soo-
ha. Soo-ha memutuskan tidak akan menikah dengan Dong-gyu sebelum mendapat rstu kakek. Diam-diam
nenek mendengarkan pembicaraan cucunya dengan Dong Gyu. Nenek pergi menenui kakek di restoran
pangsitnya yang ramai pengunjung berkat resep barunya. “Lihatlah diri kita. Kita ini sudah tua.
Anggap saja dulu kita tak berjodoh. Jika hubungan kita tidak berakhir bahagia, jangan pula menghalangi
kebahagiaan cucu-cucu kita,” kata nenek kepada Huang Man Bok. Kakek meresapi ucapan nenek,
Universitas Sumatera Utara
82 secara gentleman kakek datang menemui tetua Ahn
Dang meminta maaf atas kesalahan masa lalunya dan meminta merestui pernikahan cucunya dengan Lee
Soo Ha. Kesalahan dimaafkan dan restu pernikahan pun didapat. Waktu acara pernikahan, kakek
membawa 4 sapi yang gemuk ke Ahn Dang. Dan seperti yang sudah ditebak, acara pernikahan
berlangsung meriah dan sukses.
Di tengah-tengah pesta, Hwa Ran menghubungi Lee Su Yeon dan memintanya membawa ibunya karena
gadis itu ingin bertemu dengan ibunya. “Kkot Bun... Kkot Bun... anakku,” panggil wanita itu ketika
dipertemukan dengan putrinya. Su Hwa Ran memeluk ibunya. Ini pertama kalinya Su Hwa Ran memeluk
dan mengakui ibu kandungnya. “Bisakah kita lupakan masa lalu dan mulai dari awal lagi? Anggap
saja kita berpisah saat kecil dan ini pertemuan pertama kali. Mulai dari awal,” pinta Su Hwa Ran
dengan mata berkaca-kaca. Su Yeon mengangguk. “Kak Su Yeon, lama tak jumpa. Apa kau masih ingat
diriku? Aku Kkot Bun.” tanya Hwa Ran. “Ya. Lama tak berjumpa. Tapi kau sama sekali tak berubah.”
Hwa Ran tersenyum lebar, ”penipu..” ”Tak peduli sekarang atau dulu, tapi kau tetap saja cantik.”
Mereka bertiga tertawa bahagia. Ibunya menyatukan tangan mereka berdua.
Universitas Sumatera Utara
83
A.3 Analisis Penunjukan mengenai budaya Korea dalam serial Love Story in
Harvard. A.3.1 Scene yang menunjukkan makanan dan minuman khas Korea.
Su-in dan ayahnya berjalan menuju ke sebuah rumah
mobil. Di sinilah ayah Su-in tinggal. “Kau sudah makan?” tanya ayah. “Aku tak pernah lupa makan,”
jawab Su-in. ”Paling kau makan roti. Kau mau sup Kimchi?” tanya ayahnya. Su-in makan sup Kimchi
buatan ayahnya. ”Bagaimana kalau ayah makan juga?” tanya Su-in. ”Makan saja. Aku sudah makan
banyak. Kerjaku di restoran, jadi makan terus.” Ayah memperhatikan wajah Su-in yang pucat, ”kau
kelihatan kurang sehat hari ini. Belajar memang bagus. Tapi harus jaga kesehatan. Apa kau sudah
Universitas Sumatera Utara
84 punya pacar? Bagaimana bisa dapat pacar kalau
baumu seperti anti hama? Kau harus berdandan dan pakai parfum.” Kemudian ayah Su-in mengeluarkan
sebuah botol berwarna hijau, soju. ”Ah...enak sekali. Kau mau?” tanya ayah. Su-in menggeleng.
Hyun-woo menyewa Su-in sebagai tutornya untuk
membantunya memahami kasus tuntutan medis yang diberikan Prof. Keynes. Di kamar kos, Hyun-woo dan
Su-in membahas masalah tugas Hyun-woo. Di sela- sela waktu belajar, Hyun-woo bertanya pada Su-in
mengapa sebagai mahasiswa kedokteran ia mempunyai begitu banyak waktu untuk bekerja paruh
waktu dimana-mana. Karena sebagaimana yang diketahui Hyun-woo selama ini bahwa Fakultas
Kedokteran memiliki aturan yang sangat ketat seperti Fakultas Hukum. Su-in mengaku tidak punya pilihan
lain, dan seseorang yang bisa membayar tutor pribadi seperti Hyun-woo dianggapnya tidak akan
mengerti. Hyun-woo mengajak Su-in beristirahat sebentar dan
menawarinya mi Korea. Mereka ke dapur. Hyun-woo membuka kardus dan mengeluarkan beberapa mi
instan dari Korea.
Universitas Sumatera Utara
85
Su-in bangun kesiangan. Rudi marah-marah. Beruntung Hyun-woo menggantikan Su-in
menyiapkan sarapan untuk mereka. ”Bukankah seharusnya kau menyiapkan sarapan?” Rudi
membanting meja. ”Maaf,” ujar Su-in. ”Rudi, tenanglah,” kata Hilliard. ”Jangan dibesar-
besarkan,” tambah Hyun-woo. Rudi pergi dengan marah-marah. ”Ia suka histeris akhir-akhir ini. Ia
makan paling banyak. Dan suka membikin kamar mandi berantakan. Dan bikin ribut juga. Jangan
hiraukan dia,” kata Hyun-woo dalam bahasa Korea. ”Aku minta maaf. Biar aku yang selesaikan. Kau
siapkan dirimu untuk kuliah saja,” kata Su-in. ”Nanti dulu, aku ingin berikan sesuatu,” Hyun-woo menarik
Su-in ke belakang. Hyun-woo mengeluarkan bubur tiram kering instan dari oven dan menyuapi Su-in.
”Kau mau makan sup kimchi? Mau aku buatkan sup kimchi?” tanya Hyun-woo.
”Tak usah,” jawab Su-in.
Universitas Sumatera Utara
86
Su-in mengembalikan seragam dokternya. Jung-min mengikuti Su-in. Jung-min tak tahan dan memutuskan
memberi tahu Hyun-woo. Hyun-woo berlari menemui Su-in, tapi tidak menemukan gadis itu dimana-mana.
Hyun-woo melihat Su-in duduk sendirian di taman dan sangat sedih. Ia memutuskan untuk membantu
Su-in dengan mengumpulkan semua fakta yang dibutuhkan. ”Tak ada yang bisa kulakukan selain
menunggu. Semua salahku,.” Su-in meneteskan air mata. ”Tentu saja tidak. Kau hanya mencoba
menyelamatkan nyawa orang. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Kau sudah makan? Mari
kita pulang saja.” ujar Hyun-woo. ”Seharusnya ia tak berada dalam kondisi koma jika aku tak ragu.
Seharusnya aku bertindak lebih cepat. Itu yang sangat mengangguku,” ujar Su-in. ”Ayo kita pulang.
Kau bilang mau makan sup kimchi, kan? Aku sudah buatkan untukmu. Kau harus makan agar tetap kuat.
Berapa mangkuk nasi yang kau mau? Tiga? Empat? Oke?” Hyun-woo memeluk Su-ini.
Universitas Sumatera Utara
87
Jung-min pulang dan mencium bau sesuatu, ”bau apa ini?” tanyanya. ”Aku sedang buat sup kimchi.
Cobalah. Ini sendoknya.” jawab Hyun-woo.
A.3.2 Scene yang menunjukkan tulisan bangsa Korea.
Su-in jatuh pingsan saat di bandara. Dia tidak jadi pergi ke Afrika. Jung-min yang saat itu sedang
berada di rumah sakit mendengar ucapan suster yang menyebut nama Su-in. Dia pun mencari nama
Su-in yang tertera di dinding rumah sakit. Dan di pintu kamar Su-in tertera namanya.
Adegan lain yang menunjukkan tulisan bangsa Korea ini adalah pada saat Su-in bangun kesiangan.
Ia tertidur di meja belajarnya. Kamera menyoroti sebuah buku tulis yang di atasnya tertulis nama Kim
Hyun Woo.
A.3.3 Scene yang menunjukkan upacara pernikahan di Korea.
Universitas Sumatera Utara
88
Pesta pernikahan Su-in berlangsung di sebuah hotel. Hyun-woo memakai jas dan Su-in memakai gaun
putih ala barat. ”Bahagiakan dia,” kata yah Su-in kepada Hyun-woo. ”Ya, ayah. Kami akan bahagia
bersama. Boleh aku memelukmu?” ”Ya. Peluk yang erat.” ”Terima kasih, ayah” ”Terima kasih...terima
kasih banyak...” Hyun-woo melihat kedatangan ayahnya. Ayah Hyun-woo menyerahkan sebuah kunci,
”kau harus punya tempat tinggal,” ujar ayahnya. Tahulah Hyun-woo bahwa restu ayahnya sudah
didapatnya. ”Terima kasih, ayah” ”Terima kasih...terima kasih,” ayah Su-in berkata kepada
ayah Hyun-woo. ”Tidak. Aku yang terima kasih karena memberikan menantu yang baik,” ujar ayah
Hyun-woo. ”Maafkan aku karena dia tidak sehat,” kata ayah Su-in. ”Kini kita jadi keluarga. Kita semua
membantunya untuk sehat kembali,” kaya yah Hyun- woo. ”Ya. Aku akan membuatnya sehat supaya dia
bisa jadi menantu yang baik. Terima kasih...terima kasih,” ujar ayah Su-in. ”Ya. aku juga berterima
kasih,” kata ayah Hyun-woo.
A.4 Analisis Penunjukan mengenai budaya Korea dalam serial Princess Hours.
Universitas Sumatera Utara
89
A.4.3 Scene yang menunjukkan makanan khas Korea.
”Pulang sekolah nanti, kita makan kue beras. Kau
mau, kan?” Chae-kyeong dan teman-temannya mengajak Yul. Benar saja, sepulang mereka dari
sekolah Chae-kyeong mengubah dandanannya agar tidak dikenali oleh pengawal-pengawalnya. Di
gerbang sekolah, mereka makan kue beras. ”Tidak bersih, ya?” tanya Chae-kyeong yang melihat Yool
memperhatikan kue-kue beras yang dijajakan di udara terbuka.
Adegan lain tentang salah satu makanan Korea ini
adalah pada waktu Chae Kyeong merasa sangat sedih setelah beberapa lama menjadi Puteri Mahkota. Dia
kehilangan kebebasannya bermain bersama teman- temannya, jajan di pinggir jalan, dan bertemu orang
tuanya. Karena sudah tidak tahan lagi, Chae-kyeong kabur begitu saja sepulang sekolah dan pergi ke
restoran bersama teman-temannya. Di sana mereka memesan banyak kue beras. Di luar, situasi tak
terkendali, masyarakat dan wartawan yang mengetahui bahwa Puteri Mahkota berada di dalam,
berusaha masuk. Para pengawal Chae-kyeong berusaha menahan. Saat situasi benar-benar menjadi
sangat tak terkendali lagi, Pangeran Shin datang dan
Universitas Sumatera Utara
90 masuk ke dalam restoran. Kemudian membawa Chae-
kyeong ke luar. ”Pegang tanganku, jangan pernah melepaskannya” perintah Pangeran Shin untuk
melindungi Chae-kyeong.
A.4.2 Scene yang menunjukkan pakaian tradisional bangsa Korea.
Ibu Suri dan Permaisuri tampak berbincang-bincang
dengan tabib. “Bagaimana keadaan raja? Tanya ibu suri kepada tabib yang memeriksa kesehatan raja.
“Sulit untuk dikatakan, Yang Mulia” jawab tabib itu. “Katakan saja,” perintah ibu suri. Kesehatan raja
sangat Buruk sampai jatuh pingsan.” Jawab tabib. Setelah tabib pergi, ibu suri mendiskusikan sesuatu
dengan permaisuri istri raja. Ibu suri dan permaisuri memakai hanbok lengkap dengan hiasan
kepalanya. Hiasan kepala ibu suri berupa rambut yang dikepang dan digulung ke atas. Sedangkan
rambut permaisuri hanya disanggul sederhana dengan tusuk konde. “Mengapa kaisar pergi begitu
cepat? Waktu itu Pangeran Xiaolie adalah pewaris tahta setelah kaisar meninggal. Namun, pangeran
Xiaolie pun mengalami kecelakaan. menurut tradisi, selain putra mahkota, anak raja yang lain tidak boleh
tinggal di istana. Putri Hye-jong dan pangeran Yul pergi dan tinggal di Inggris. Kalau saja pangeran
Xiaolie tidak wafat, Putri Hye-jong dan Pangeran Yul pasti masih tinggal di istana ini. Sekarang kesehatan
Universitas Sumatera Utara
91 raja sangat mengkhawatirkan. Kita harus
mempersiapkan agar Putra Mahkota Shin naik tahta agar bisa menggantikan raja jika sesuatu terjadi
nantinya. Kita harus menikahkan Pangeran secepatnya,” ujar ibu suri. “Tapi pangeran masih
sangat muda, Yang Mulia. Dia juga masih seorang pelajar,” tutur permaisuri. “Itu tidak jadi masalah.
Dulu kaisar punya seorang sahabat dan waktu kaisar sakit, sahabatnya itu yang menyelamatkan kaisar.
Kaisar berjanji akan menikahkan pewaris tahta dengan cucunya. Pewaris saat itu adalah pangeran
Xiaolie dan putranya Yul. Kini pewaris tahta itu adalah Shin,” ujar ibu suri.
Hari ini adalah hari terakhir Chae-kyeong tinggal
bersama keluarganya. Karena besok ia harus masuk istana unuk belajar beberapa hal sebagai putri
mahkota. Chae-kyeong sangat sedih. Ia meminta agar bias tidur bersama ayah dan ibunya. Keesokan
harinya, mobil istana menjeput Chae-kyeong. Chae- kyeong yang sudah didandani bak seorang putri yang
sangat cantik memakai hanbok berwarna hijau terang keluar dari rumahnya. Di luar wartawan dan seluruh
warga telah ramai menunggu sang calon puteri mahkota.
Di istana, Chae-kyeong merasa menderita karena harus belajar berbagai macam pelajaran sebagai
Universitas Sumatera Utara
92 Puteri Mahkota. Atas saran Yool, Lee Shin datang
mengunjungi Chae-kyeong di tempat ia belajar dan membawakannya berbagai jenis permen. Shin
menghibur Chae-kyeong dengan mengatakan bahwa ia memperbolehkan Chae-kyeong mengunjungi
keluarganya sekali sebulan dan akan menceraikan Chae-kyeong suatu saat nanti.
A.4.2 Scene yang menunjukkan upacara pernikahan tradisional Korea.
Hari pernikahan yang ditunggu jutaan warga Korea akhirnya tiba, lengkap dengan segala atribut dan
aturan kekaisaran. Saat kejadian bersejarah itu, Yool yang berada di ruangannya diminta untuk segera
mengenakan pakaian tradisional, sementara Hyo-rin memasuki detik-detik akhir kompetisi balet. Dengan
pakaian biasa, Yool melihat upacara pernikahan dari kejauhan sebelum akhirnya keluar dari kerumunan
dengan perasaan berkecamuk. Dari layar televisi, baik Ibu Suri maupun Permaisuri bisa bernapas lega
mengingat meski persiapannya sangat pendek, upacara bisa berjalan dengan lancar. Iring-iringan
kereta yang dinaiki Shin dan Chae-kyeong akhirnya memasuki jalan-jalan di kota besar. Sudah tentu,
kehadiran mereka, yang menaiki kereta kerajaan, dielu-elukan oleh penduduk Korea termasuk tiga
Universitas Sumatera Utara
93 sahabat Chae-kyeong di sekolah Lee Kang-hyeon,
Kim Soon-young, dan Yoon Hae-soong. Namun, ketiga gadis itu harus kecewa karena Chae-kyeong
ternyata tidak melihat mereka. Di istana ketika kedua pengantin memberi hormat, terjadi insiden kecil
ketika mahkota Chae-kyeong yang besar menimpa kepala orang didepannya. Begitu malam tiba dan
memasuki sesi menyantap hidangan dan minum arak bagi kedua pengantin, akhirnya hal yang tidak
diharapkan terjadi juga : Chae-kyeong menggigit tangan Shin karena kesal akan sikap arogannya
sehingga pria itu kehilangan kendali.
A.4.3 Scene yang menunjukkan olah raga atau permainan tradisional Korea.
Di istana, pangeran Shin sedang latihan memanah.
“Permaisuri menentang pernikahan itu. Karena mereka tidak berasal dari keluarga baik,” ujar
sekretaris istana. Pangeran Shin yang sedang latihan memanah, tampak cuek menanggapi hal tersebut.
“Apa Anda berpikir seperti itu juga?” tanya Shin. “Bukan begitu maksud saya. Tapi saya mohon
pikirkankanlah dua kali,” ujar sekretaris istana. “Menggelikan. Di abad 21 ini mereka masih
Universitas Sumatera Utara
94 menghadirkan tradisi lucu. Tapi, jika aku menikah
dengan gadis dari kalangan rakyat biasa akan menjadi hal yang menarik,” ujar Shin.
“Wah…hebat sekali,” ujar Chae-kyeong yang melihat
Shin memasukkan bola ke dalam lubang. “Permainan apa ini?” tanya Chae-kyeong pada pengawal yang
mengikuti mereka. “ini adalah permainan Jipang, Puteri Mahkota. Permainan ini sangat terkenal di
kalangan kerajaan. Permainan ini sudah ada sejak abad 15. Kita memukul bola dan berusaha
memasukkannya ke dalam lubang.” Pengawal itu menjelaskan kepada Chae-kyeong. “Seperti golf?”
tanya Chae-kyeong. “Kira-kira seperti itu, Puteri Mahkota. Tapi, Jipang lebih dulu ada jauh sebelum
permainan golf diciptakan,” ujar pengawal. “Sekarang giliranmu,” ujar Shin pada Chae-kyeong.
Universitas Sumatera Utara
95
Adegan dimana shin dan Yool bermain polo. Polo di sini agak berbeda dari biasanya. Peserta memukul
bola dengan tongkat sambil menunggang kuda. Namun insiden terjadi. Shin dan Yool terjatuh.
Semula Chae Kyeong ingin menghampiri Shin dan menolongnya namun karena ia melihat sudah banyak
pengawal kerajaan yang menolongnya dan Yool sendirian tidak ada yang membantunya, maka Chae-
kyeong berlari ke arah Yool dan memapahnya. Hal ini memuat Shin kesal dan salah paham terhadap
Chae-kyeong.
B. Analisis Penyifatan ; Menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi
tertentu dirujuk yang secara tidak langsung juga memperlihatkan kebiasaan maupun sikap dalam menjalani
kehidupan yang telah menjadi budaya masyarakat Korea misalnya, bersujud atau membungkukkan badan untuk
menayapa orang, mabuk-mabukan, menyanyi di karaoke, dan sebagainya.
B.1 Analisis Penyifatan mengenai budaya Korea dalam serial Full House.
Scene yang menggambarkan kebiasaan masyarakat Korea. a. Membungkukkan badan tanda menyapa atau memberi salam.
Keluar dari lift, Min-hyuk bertemu lagi dengan Ji-
eun yang keluar kamar untuk mendapatkan air
Universitas Sumatera Utara
96 panas untuk menyeduh mi instan Korea yang
dibawanya. ”Kita bertemu lagi,” ujar Min-hyuk. ”Ooo..hai,” sapa Ji-eun kemudian membungkukkan
badannya.
Berita rencana pernikahan tersebut terdengar oleh
keluarga Yeong-jae, mereka memerintahkan Ji-eun dijemput untuk dipertemukan dengan nenek pria
tersebut. Ji-eun bertemu dengan ibu Yeong-jae. ”Kau sudah datang. Aku ibunya Young-jae.” ”Oh ..
bagaimana kabar Anda? Nama saya Han Ji-eun,” Ji-eun memberi salam dengan membungkuk.
Mereka berdua menuju ke sebuah ruangan tempat nenek Yeong-jae beristirahat. Neneknya sudah
menunggu gadis itu dari tadi. Mengetahui bahwa wanita tua itu neneknya Yeong-jae, Ji-eun memberi
salam, ”bagaimana kabar Anda ... Saya Han Ji- eun.” Nenek Yeong-jae tidak puas dengan salam Ji-
eun, ”aduuh..apakah begitu caramu memberi hormat pada orang tua?” ”Kau harus bungkuk”
kata ibu Yeong-jae. Dengan agak kikuk Ji-eun melipat kaki kanannya ke belakang dan setengah
duduk dengan kaki kiri ditekuk.
Universitas Sumatera Utara
97
Yeong-jae dan Ji-eun berkunjung ke rumah orang tua Yeong-jae sepulang dari bulan madu. Keduanya
menghaturkan hormat dengan bersujud kepada nenek dan ibu Yeong-jae kali ini Ji-eun
melakukannya dengan benar.
b. Minum alkohol dan mabuk-mabukan