47 Selanjutnya, budaya massa yang terbentuk dalam konteks ini tidak lain mengacu pada
berbagai perilaku yang bersumber dari nilai, norma, ide-ide, serta simbol-simbol dari masyarakat massa tersebut. Nilai, norma, ide, simbol masyarakat itu dipertukarkan melalui
media dan didukung oleh perkembangan teknologi media yang semakin maju. Kerapkali nilai-nilai itu malah mengubah ide-ide dasar yang dimiliki oleh suatu masyarakat, hanya
karena media lebih mementingkan aspek komersial atau daya jual di pasar khalayak massa. Arti budaya massa kerap dipergunakan sebagai tanda terhadap suatu produk
budaya yang memassa, misalnya seni, musik, opera, komedi, dan produksi material yang disebarluaskan media massa sehingga menjadi komoditi budaya suatu masyarakat massa.
II.5 Kebudayaan Korea
Kebudayaan culture merupakan produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan
demikian, maka kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakatnya.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai ”hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal” Bungin, 2006 : 52. Kebudayaan dalam bahasa latin Yunani berasal dari kata “colere” yang berarti
mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam. Sedangkan pengertian
kebudayaan menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan kebudayaan adalah semua
Universitas Sumatera Utara
48 hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Pengertian paling tua atas kebudayaan diajukan
oleh Edward Burnett Tylor dalam karyanya berjudul Primitive Culture, bahwa kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat
isitiadat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Atau seperti kata Hebding dan Glick bahwa kebudayaan dapat
dilihat secara material maupun non material. Kebudayaan material tampil dalam objek material yang dihasilkan, kemudian digunakan manusia. Misalnya, dari alat-alat paling
sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, sistem komputer, desain arsitektur. Mesin otomotif, hingga instrumen untuk penyelidikan
besar sekalipun. Sebaliknya budaya nonmaterial adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan keyakinan serta bahasa.
Kebudayaan Korea berawal dari lahirnya kerajaan pertama Korea, yaitu kerajaan
Choson karena di masa kerajaan ini lahir dongeng yang menceritakan nenek moyang bangsa Korea. Dongeng ini dikenal dengan nama legenda Tan’gun. Dongeng ini bercerita
bahwa ada seorang dewa langit yang bernama Hwanung yang turun ke bumi, kemudian dia mengajak anak buahnya untuk ikut turun ke bumi. Di bumi mereka mendirikan kerajaan di
suatu tempat, di Semenanjung Korea. Suatu ketika, ada seekor macan dan beruang menemui Hwanung dengan tujuan
meminta Hwanung agar mengubah diri mereka yang berwujud binatang menjadi manusia. Hwanung mengabulkan permintaan mereka, ia memberikan sejumlah rumput dan sejumlah
siung bawang putih serta memerintahkan mereka memakannya dan menghindari matahari selama 100 hari. Mereka harus melaksanakan perintah tersebut jika mereka ingin menjadi
manusia. Beruang yang melaksanakan perintah Hwanung dengan sabar akhirnya menjelma
menjadi perempuan dalam waktu kurang dari dua bulan, tetapi macan yang tidak sabar
Universitas Sumatera Utara
49 melaksanakan perintah Hwanung gagal menjelma menjadi manusia. Karena macan
tersebut tidak tahan makan bawang putih dan rumput terus menerus maka, dia akhirnya keluar dari gua dan memakan daging. Padahal, jika macan itu bersabar seminggu lagi saja,
menurut Hwanung macan itu menjadi laki-laki dan tentu saja berpasangan dengan beruang yang menjadi perempuan tersebut.
Hwanung merasa empati dengan beruang yang menjelma menjadi perempuan
tersebut karena ia tidak memiliki pasangan hidup sehingga akhirnya Hwanung menikahinya. Kemudian, mereka memiliki putra yang diberi nama Tan’gun yang
selanjutnya menjadi nenek moyang bangsa Korea. Sekitar tahun 2300 Sebelum Masehi, Tan’gun menyatukan suku Tungusic dan kemudian mendirikan kerajaan yang dikenal
dengan kerajaan Choson kuno dengan ibukota Asadah Pyongyang sekarang. www.korea.net
Meskipun legenda Tan’gun hanya sebuah mitos yang kurang didukung fakta-fakta sejarah, namun legenda tersebut merefleksikan idealisme Korea serta memberikan
kebanggan bangsa Korea sebagai bangsa yang memiliki sejarah dan kebudayaan tertua. Oleh karena itu, bangsa Korea tetap melestarikan legenda tersebut dan menjadi sumber
kebangkitan spiritual bagi bangsa Korea saat menghadapi krisis rasial dan nasional. Maju ke abad pertengahan tepatnya abad ke-16, di Korea terdapat seorang
laksamana perang bernama, Laksamana Yi Sun Sin. Beliaulah yang membuat kapal anti peluru pertama kali di dunia yang diberi nama “kapal kura-kura”, untuk menangkal invasi
Jepang. Saat Jepang menginvasi Korea tentu saja ada kebudayaan Jepang yang berasimilasi
dengan kebudayaan Korea, ini terlihat dari pakaian tradisional Korea yang bernama Hanbok, yang merupakan perpaduan kimono ala Jepang dan baju katun Korea. Kemudian,
Universitas Sumatera Utara
50 saat orang Eropa, ikut datang ke Korea mereka membawa agama Kristen ke Korea serta
etos kerja keras ala Eropa dan individualisme plus liberalisme dan imperalisme Eropa. Korea memperoleh kemerdekaan pada tahun 1945 setelah kemenangan tentara
Sekutu atas Jepang, akan tetapi Semenanjung Korea dibagi dua sebagai Korea Utara dan Korea Selatan oleh garis lintang 38
o
, menurut perjanjian politik antara Amerika dan Uni Soviet. Di belahan selatan berdiri Republik Korea yang lebih dikenal sebagai Korea
Selatan setelah diakui oleh PBB melalui pemilihan umum pada tahun 1948, sedangkan di belahan utara didirikan Republik Rakyat Korea oleh tangan komunis.
Orang Korea berasal dari keturunan suku bangsa Mongolia. Orang-orang Korea itu kemudian memisahkan diri dan membentuk satu bangsa yang homogen, yaitu bangsa
Korea. Kemajuan dan kemakmuran Korea Selatan bukan karena kondisi alamnya karena sebagian besar tanahnya berbukit-bukit, berbatu-batu, kurang subur, dan mengalami empat
musim dengan musim dingin yang panjang dan membeku, tetapi berkat kerja sumber daya manusianya. Karena kondisi alam yang kurang mendukung itu, orang Korea tidak ingin
kehilangan waktunya sehingga senantiasa bekerja giat. Segala pekerjaan ingin diselesaikan cepat-cepat. Sifat begitu mencintai pekerjaan sehingga sampai larut malam pun masih
asyik dengan pekerjaannya demikian merambah dalam hati sanubari orang Korea Yang, 1995 : 37.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN