Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa

33 1 Analisis Isi Pragmatis ; prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin. Misalnya, penghitungan berapa kali suatu kata diucapkan, yang dapat mengakibatkan sikap suka terhadap negara Jerman pada audiens tertentu. 2 Analisis Isi Semantik ; prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya misalnya, penghitungan berapa kali negara Jerman dijadikan referensi, tidak jadi masalah kata apa yang digunakan untuk menunjukkan referensi itu. a Analisis penunjukan designation ; menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu orang, benda, kelompok, atau konsep dirujuk. Analisis ini secara kasar disebut analisis pokok bahasan subject-matter. b Analisis penyifatan attributions ; menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk misalnya, referensi kepada ketidakjujuran. c Analisis pernyataan assertions ; menggambarkan frekeuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini secara kasar disebut analisis tematik. 3 Analisis Sarana tanda sign-vehicle ; prosedur yang mengklasifikasikan isi menurut sifat psikofisik dari tanda, misalnya penghitungan berapa kali kata ”Negara Jerman” muncul.

II.2 Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan sarana vital untuk mengerti diri sendiri, untuk memahami apa yang dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan orang lain, apa pemahaman Universitas Sumatera Utara 34 kita, dan apa pemahaman sesama. Oleh karena itu untuk berhubungan dengan manusia lainnya, manusia memerlukan jalinan komunikasi. Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti ”sama” Mulyana, 2005 : 41. Makna kata ”sama” ini bisa diinterpretasikan dengan ”sama makna”. Jadi, secara sederhana proses komunikasi bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Komunikasi sendiri merupakan kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan hasratnya kepada orang lain, merupakan awal dari keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat nonverbal, kemudian disusun dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Unsur-unsur dalam komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain dalam sebuah rangkaian sistem yang memungkinkan berlangsungnya suatu aktivitas komunikasi. Dalam sebuah proses komunikasi yang sangat sederhana paling tidak memerlukan tiga unsur, yakni komunikator, pesan, dan komunikan. Proses pemberian informasi tidak selalu dilakukan melalui kata-kata atau yang dikenal dengan komunikasi verbal, melainkan juga dapat dilakukan melalui komunikasi nonverbal. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu, dan penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima Mulyana, 2005 : 308. Universitas Sumatera Utara 35 Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi. Untuk memperkenalkan ”Korea Selatan merupakan sebuah negeri yang indah dan dinamis” dapat dilakukan lewat komunikasi nonverbal dalam bentuk sebuah drama seri televisi. Dimana dalam serial-serial tersebut penonton diajak menyaksikan beragam jenis kesenian, masakan tradisional, pakaian, serta kebiasaan-kebiasaan masyarakat Korea. Hal inilah yang coba dikenalkan kepada negara-negara lain melalui komunikasi verbal dan nonverbal, dalam artian mereka tidak harus secara langsung mengatakan bahwa negara mereka adalah sebuah negara yang indah dimana penduduknya sangat dinamis dan kaya akan budaya- budaya yang unik, melainkan cukup dengan menyelipkan adegan-adegan seperti memakai baju Hanbok pakaian tradisional korea, minum sup rumput laut di hari ulang tahun, memberi salam dengan cara membungkukkan badan, minum arak di warung-warung tenda pinggir jalan, membuat sup kimchi, dan lain sebagainya. Penonton juga dapat mendengarkan bahasa asli mereka jika menonton serial- serial Korea lewat VCD atau DVD, karena semua serial-serial Korea yang ditayangkan di televisi telah melalui proses dubbing. Penyampaian pesan-pesan budaya mereka juga dilakukan melalui komunikasi verbal tentunya, yakni bahasa Korea. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa itu sendiri dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasan, dan maksud. Carl I Hovland dalam bukunya Social Communication Amir Purba, dkk dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi menyebutkan : communication is the process by which an individual the communicator transmit stimuly usually verbal symbol to modify the behavior of the individual communicate, komunikasi adalah suatu proses dimana Universitas Sumatera Utara 36 seorang individu komunikator mengirimkan stimuli biasanya dalam bentuk simbol verbal atau kata-kata untuk mengubah perilaku orang lain komunikan. Formula Lasswell melengkapi unsur-unsur yang ada dengan memfokuskan analisis pada komunikasi massa dengan menjawab Who siapa, Says what berkata apa, In which channel saluran apa, To whom kepada siapa, With what effect dengan efek apa. Dapat dilihat elemen yang ditambahkan dalam proses ini dari tiga menjadi lima, yaitu media saluran dan efek atau pengaruh yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi terdiri dari sumber source dalam hal ini komunikator, pembentukan kode encoding, pesan message, saluran channel, penerima atau komunikan, pembacaan kode decoding, umpan balik feedback, efek effect. Sumber atau komunikator dalam sebuah aktivitas komunikasi adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak memulai suatu pembicaraan. Serial-serial Korea melalui kegiatan komunikasi baik yang dilakukan para pemerannya komunikasi verbal maupun hanya melalui visualisasi berupa tempat- tempat bersejarah, tulisan, dan sebagainya komunikasi nonverbal merupakan sumber atau komunikator dalam proses penyampaian pesan ini. Seseorang menjadi komunikator ketika sedang mengirimkan pesan, misalnya sedang berbicara, menulis, menggambar, ataupun sedang melakukan tindakan, gerak-gerik, menampilkan ekspresi wajah, dan sebagainya. Sedangkan penerima komunikan adalah orang yang menerima pesan tersebut. Penonton yang menonton sebuah film menjadi komunikan yang menerima pesan-pesan yang disampaikan dalam film yang mereka tonton. Encoding dan decoding dalam proses komunikasi merupakan dua fungsi yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebagai komunikator akan melakukan fungsi encode encoding dan pada saat itu disebut sebagai encoder, sedangkan komunikan melakukan fungsi decode decoding yang disebut sebagai decoder. Encoding Universitas Sumatera Utara 37 encode merupakan suatu tindakan untuk menghasilkan pesan. Fungsi decoding ada pada diri seseorang yang berperan sebagai komunikan penonton. Tindakan menerima pesan tersebut misalnya membaca, mendengarkan, melihat, mengamati, dan selanjutnya memberikan penafsiran atau interpretrasi terhadap pesan tersebut. Decoding decode dapat berarti tindakan membaca dan menginterpretasikan pesan. Pesan message adalah kata verbal tertulis written maupun lisan spoken, isyarat gestural, gambar pictorial maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan dalam sebuah film tidak semata-mata disampaikan dalam bentuk kata-kata saja tetapi pesan tersebut juga dapat diungkapkan melalui lambang-lambang atau isyarat dalam bentuk komunikasi nonverbal misalnya orang Korea mengenakan Hanbok pakaian tradisional Korea berwarna putih ketika sedang menghadiri upacara kemalangan, akan memberikan pesan turut berduka cita. Cara memberi salam dengan membungkukkan badan juga berbeda-beda menurut usia dan jabatan orang yang dihadapinya, jika sebaya maka hanya dengan membungkukkan badan seadanya saja. Jika orang itu lebih tua atau lebih tinggi jabatannya, membungkukkan badan hingga 90 derajat. Ketika memberi salam kepada tetuah dan pada saat sembahyang menghormati arwah para leluhur mereka, maka cara membungkukkan badannya seperti orang bersujud dengan melipat tangan hingga membentuk seperti segitiga sejajar dahi dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan. Atau juga dalam pergaulan sehari-hari, bangsa Korea biasa minum soju sejenis arak ; minuman tradisional bangsa Korea di warung-warung tenda. Ketika menuangkan soju juga memiliki aturan tersendiri. Jika seseorang yang mengajak atau mengundang temannya untuk ”minum” maka dialah yang harus menuangkan arak ke dalam gelas temannya itu, karena jika teman yang diajaknya ”minum” itu menuangkan sendiri arak ke dalam gelasnya akan dianggap tidak sopan. Universitas Sumatera Utara 38 Saluran channel merupakan media yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Saluran berperan sebagai mata rantai yang harus dilalui pesan untuk sampai kepada tujuan. Jenis saluran berbeda-beda tergantung kepada jenis proses komunikasi yang berlangsung dan jarang sekali menggunakan hanya satu saluran saja. Dalam komunikasi tatap muka, misalnya, proses penyampaian ide, gagasan, atau perasaan seseorang dapat menggabungkan pemakaian beberapa saluran yang berbeda- beda secara simultan, seperti saluran suara, saluran visual, dan sebagainya. Seluruh saluran tersebut digunakan dalam proses komunikasi secara primer atau langsung face to face. Proses komunikasi secara primer adalah penyampaian pesan atau lambang-lambang dengan menggunakan media primer, seperti kata-kata atau bahasa saluran suara dan penglihatan saluran visual. Selain proses komunikasi secara primer, proses komunikasi juga berlangsung secara sekunder. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media saluran kedua setelah pemakaian lambang sebagai media pertama. Komunikasi ini disebut juga komunikasi bermedia mediated communication. Pada saat komunikasi sedang berlangsung maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut akan melakukan fungsi sebagai komunikator maupun komunikan. Fungsi ini akan terus berjalan sepanjang aktivitas komunikasi terus berlangsung. Berlanjut tidaknya aktivitas komunikasi tersebut tergantung kepada umpan balik yang diterima. Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan kembali kepada sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri dan dapat pula bersumber dari orang lain. Umpan balik dapat berupa pesan-pesan verbal maupun nonverbal. Umpan balik verbal adalah tanggapan yang dikirimkan oleh komunikan berupa kata-kata baik lisan maupun tulisan. Sedangkan umpan balik nonverbal adalah tanggapan atau respon yang diberikan oleh komunikan berupa pesan yang disampaikan bukan dengan kata-kata tetapi dengan Universitas Sumatera Utara 39 isyarat misalnya dengan menggelengkan kepala, tertawa, menangis, gambar, warna, dan sebagainya. Efek dalam komunikasi merupakan dampak atau hasil yang dicapai dari sebuah proses komunikasi. Salah satu dampak atau hasil tersebut dapat berupa aspek kognitif, seperti terjadinya peningkatan pengetahuan, kemampuan, intelektual yang semakin baik, wawasan yang semakin luas, meningkatnya kemampuan menganalisis atau melakukan evaluasi terhadap budaya-budaya yang ditonjolkan dalam serial Korea. Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communication yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg Wiryanto, 2000 : 1. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu baru lahir pada 1940-an, ketika para ilmuwan sosial mulai melakukan pendekatan-pendekatan ilmiah mengenai gejala komunikasi. Di Indonesia gejala komunikasi yang menggunakan media massa ini dipelajari di perguruan tinggi sekitar tahun 1950-an Wiryanto, 2000 : 1. Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan press printed yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur, dan materi cetakan lainnya. Gejala ini makin meluas pada dasawarsa pertama abad ke-20, ketika film dan radio mulai digunakan secara luas. Kemudian disusul televisi pada dekade berikutnya. Sebagian dari sejumlah besar dari peralatan mekanik itu dikenal sebagai alat-alat komunikasi massa atau lebih populer dengan nama media massa, yang meliputi semua alat-alat saluran, ketika narasumber komunikator mampu mencapai jumlah penerima Universitas Sumatera Utara 40 komunikan atau audience yang luas serta secara serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi. Begitu eratnya penggnaan peralatan tersebut, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa untuk pesan-pesan yang disampaikan. Istilah komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication, yang artinya komunikasi dengan menggunakan media massa. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media media massa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata massa berarti ”orang banyak”. Namun, dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar ”orang banyak”. Massa di sini meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa. Mereka tidak harus berada di suatu lokasi tertentu yang sama, tetapi dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Massa juga meliputi semua lapisan masyarakat atau khalayak ramai dalam berbagai tingkat umur, pendidikan, keyakinan, status sosial. Tentu saja yang terjangkau oleh saluran media massa. Komunikasi massa juga terdiri dari unsur-unsur sumber source, pesan message, saluran channel, dan penerima receiver, serta efek effect. Menurut Harold D Lasswell untuk memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect ? Unsur who merupakan sumber utama dalam komunikasi massa, yakni lembaga, organisasi, atau orang yang bekerja dengan fasilitas lemaga atau organisasi. Yang dimaksud dengan lembaga atau organisasi dalam hal ini atau penelitian ini adalah perusahaan atau stasiun televisi. Pesan-pesan komunikasi massa unsur says what dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audiens Universitas Sumatera Utara 41 yang sangat banyak jumlahnya. Charles Wright Wiryanto, 2000 : 5 memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi sebagai berikut : a. Publicity Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditunjukkan kepada perorangan-perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. b. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan. c. Transient Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi ”sekali pakai” dan bukan untuk tujuan-tujuan bersifat permanen. Namun, ada pengecualian seperti buku-buku, film, transkripsi- transkripsi radio, dan rekaman-rekaman audiovisual. Unsur in which channel menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media dalam penelitian ini yang memiliki kemampuan tersebut adalah televisi. Unsur to whom menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa, yakni penonton yang sedang menikmati serial Korea. Unsur with what effect sesungguhnya ”melekat” pada unsur audiens. Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audiens sebagai akibat terpaan pesan-pesan media. David Berlo Wiryanto, 2000 : 9 mengklasifikasikan efek atau perubahan ini ke dalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Aspek kognitif merupakan efek atau perubahan dalam ranah pengetahuan. Misalnya dengan menonton serial Korea timbul pengetahuan tentang negera Korea dan kebiasaan masyarakatnya dan wawasan penonton pun bertambah tentang Korea. Aspek afektif berhubungan dengan perubahan sikap, dari yang tidak suka menjadi Universitas Sumatera Utara 42 suka terhadap suatu hal, dan sebaliknya. Citra positif Korea yang berusaha dibangun dalam setiap produksi serial mereka, sedikit banyak telah berhasil membentuk sikap positif terhadap para penonton di seluruh dunia. Jepang, misalnya, bangsa Jepang Jepang selama ini kita ketahui sangat antipati terhadap Korea, namun lewat serial Winter Sonata, pandangan mereka sungguh banyak berubah terhadap ”negeri ginseng” tersebut. Dengan menampilkan citra positif Korea, bagaimana kebiasaan-kebiasaan unik masyarakatnya, tempat-tempat wisata yang indah, beragam kuliner yang membangkitkan selera dalam setiap serial-serial yang mereka buat sedikit banyak juga telah membuat penonton ingin berwisata ke negeri itu dan mencicipi masakannya. Hal ini dinamakan aspek behavioral. Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D Lasswell Wiryanto, 2000 : 11 yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut : a. Surveillance of the environment ; pengamatan lingkungan. b. Correlation of the parts of society in responding to the environment ; menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. c. Transmission of the social heritage from one generation to the next ; penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

II.3 Media Massa Televisi