Kerentanan Bencana dari Perspektif Undang-Undang Pengelolaan Kerentanan Bencana dari Perspektif Undang-Undang

b. Saranafasilitas, meliputi Perdagangan dan jasa, Pendidikan, Kesehatan, dan lain-lain

2. Elemen Pola Ruang sebagai Elemen Kerentanan Bencana

Elemen pola ruang terkait dengan keberadaan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Adapun elemen-elemen yang sekiranya terkait dengan kerentanan bencana yakni: a. Kawasan lindung, meliputi Kawasan Hutan Lindung, Kawasan bergambut, Kawasan resapan air, Kawasan sempadan pantai,sungai, danau, sekitar mata air, Kawasan rawan bencana alam, Kawasan terumbu karang, pengungsian satwa, dan lain-lain. b. Kawasan budidaya, meliputi Perdagangan dan jasa, Pendidikan, Kesehatan,dan lain-lain.

2.3.2. Kerentanan Bencana dari Perspektif Undang-Undang Pengelolaan

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sudah menekankan aspek mitigasi bencana dalam pengelolaan wilayah pesisir. Hal ini dapat terjabar dalam substansi yang menjelaskan tentang bencana pesisir dan mitigasi wilayah pesisir namun belum diperjelas dalam undang-undang tersebut tentang subtansi dasarelemen-elemen yang harus dikaitkan dalam upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir. Berdasarkan undang-undang tersebut bencana Pesisir adalah kejadian karena peristiwa alam atau karena perbuatan orang yang menimbulkan perubahan sifat fisik danatau hayati pesisir dan mengakibatkan korban jiwa, harta, dan atau kerusakan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sedangkan mitigasi bencana pesisir dijelaskan bahwa harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat; kelestarian lingkungan hidup; kemanfaatan dan efektivitas; serta lingkup luas wilayah. Berdasarkan pada prespektif undang-undang tersebut maka secara umum aspek penanggulangan bencana perlu diperhatikan namun elemen- elemen yang perlu dipertimbangkan dalam melihat kerentanan bencana dan kerawanan bencana disesuaikan dengan karakteristik wilayah pesisir yang ada.

2.3.3. Kerentanan Bencana dari Perspektif Undang-Undang

Penanggulangan Bencana Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana merupakan upaya dalam mengantisipasi berbagai bencana yang terjadi di Wilayah Indonesia dalam beberapa tahun ini. Undang-undang ini merupakan payung hukum dalam setiap upaya mitigasi bencana di Indonesia tak terkecuali pada upaya penanganan bencana perubahan iklim yang berdampak pada beberapa kota pesisir di Indonesia. Beberapa point penting yang dapat dikaitkan dengan upaya penilaian kerentanan bencana dilihat pada prespektif undang-undang tersebut yakni penilaiannya harus mengacumengkaji terhadap elemen-elemen berikut ini: • Cakupan lokasi bencana • Jumlah korban Bayi, balita,anak-anak, wanita dan ibu menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut • Kerusakan sarana prasarana • Gangguan fungsi pelayanan umum dan pemerintahan • Kemampuan sumber daya alam • Pemenuhan kebutuhan dasar penduduk sandang, pangan, kebutuhan air bersih dan sanitasi, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, penampungan dan tempat hunian

2.3.4. Kerentanan Bencana dari Perspektif Konsep Praktis