Karakteristik Kota Pesisir Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Pesisir

BAB II KAJIAN LITERATUR KERENTANAN BENCANA PADA

KOTA PESISIR TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Pesisir

Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah perkotaan tidak terlepas dari aktivitas dan kondisi morfologi yang ada di wilayah tersebut. Hal ini juga terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan kota pesisir yang dipengaruhi aktivitas wilayah terrestrial daratan dan aquatic lautan. Perkembangan dan pertumbuhan kota pesisir memiliki berbagai karakteristik dan permasalahan. Berbagai hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

2.1.1. Karakteristik Kota Pesisir

Perkembangan suatu kota tidak terlepas dari sejarah morfologinya. Perkembangan kota pesisir juga mengikuti pola morfologi pembentukkan perkotaan di sekitar pantainya. Istilah kota pantaipesisir yakni suatu pusat kawasan yang luas, memiliki penduduk lebih dari 20 ribu jiwa dan populasinya terus meningkat karena masyarakat mendapatkan kemudahan akses ke laut, sungai, pantai dan kawasan alam serta ada kemudahan akses bekerja, pelayanan dan ketenagakerjaan maupun ketersediaan perumahan Coastal Design Guidelines for NSW, 2003. Pola pertumbuhan suatu wilayah diawali dengan perkembangan permukiman. Selain itu perkembangan pemukiman di pesisir menjadi kota, tidak terlepas dari peran kawasan pesisir tersebut yakni Purboyo,2002: • Peran Pelabuhan, kehadiran pedagang dan pendatang • Syahbandar dan administrasi pemerintahan • Urbanisasi Misal: Jepara, Cirebon, Semarang, Surabaya • Kehadiran orang asing dan penjajahan • Kota kolonial dan pemerintahan kota • Sebagai Kotamadya dan Ibukota Propinsi 33 GAMBAR 2.1 PERKEMBANGAN AKTIVITAS KAWASAN PESISIR Sumber: Purboyo,2002 Adapun ciri-ciri dari perkembangan kota-kota pesisirpantai antara lain Hantoro, 2002: • Diawali sebagai suatu pemukiman atau pos yang tumbuh di pantai yang terlindung di sekitar muara sungai yang juga rentan dari genangan banjir sebagai tempat berlabuh kapal dan alur-alur jalan yang menghubungkannya dengan pedalaman dari mana hasil bumi dihasilkan dari pertanian atau perambahan hutan. • Kota pantai tumbuh di bentang alam yang berbeda dengan gejala alam maupun sumberdaya pendukung yang tersedia, menyangkut: lahan, air maupun bahan konstruksi batuan, kayu untuk keperluan pertumbuhan kota. • Kebutuhan ruang yang meningkat tajam menyebabkan diabaikannya kapasitas daya dukung maupun sifat asli dari kawasan pantai sehingga dapat berdampak negatif sebagai ancaman bencana seperti halnya banjir, longsor, erosi pantai, gelombang pasang, dan lain-lain. Sedangkan pertumbuhan kota pesisirpantai dipengaruhi oleh beberapa hal yakni Purboyo, 2002: • Perkembangan permukiman Perkembangan permukiman ini berupa permukiman tradisional seperti halnya permukiman di atas perairan permukiman Suku Bajo, Orang Laut dan lain- lain maupun permukiman baru dengan penerapan teknologi yang ramah terhadap kondisi pantai. LAUT DARATAN • Antar daerah via laut pelabuhan pesisir • Air laut sebagai sarana transportasiÆ turun dari gunung, kontak lebih luas. • Kota-kota tua: Tepian – sungai atau laut • Perkembangan dan pertumbuhan aktivitas perekonomian. Hal ini seperti aktivitas perikanan berupa pengembangan pertambakan, aktivitas wisata bahari, aktivitas perdagangan dan jasa, aktivitas perkantoran serta berbagai aktivitas pendukung perkotaan. • Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Infrastruktur ini seperti halnya pengembangan pelabuhan dan bandara, pengembangan reklamasi pantai, pengembangan sarana wisata, maupun penyediaan dan pengembangan infrastruktur perkotaan secara umumnya. Sifat fisik kawasan pantaipesisir umumnya terdiri dari beberapa hal. Sifat- sifat tersebut yakni: • Pembentukan kawasan pantai: sebagian berasal dari endapan daratan semakin menjorok ke laut kemudian sering terjadi pemampatan. • Ada penurunan muka tanah dan fenomena pasang-surut muka air laut. Seperti halnya kasus rob di Kota Semarang • Ada beban kegiatan yang ada diatasnya • Ada penurunan muka air tanah dalam dan permukaan

2.1.2. Permasalahan Kota Pesisir