Isu Dampak Perubahan Iklim terhadap Kerentanan Kota Pesisir

• Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi • Konflik antar masyarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir Permasalahan-permasalahan tersebut berkembang sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan kota pesisir sehingga perlu upaya pembangunan yang berkelanjutan dalam merespon kondisi tersebut.

2.1.3. Isu Dampak Perubahan Iklim terhadap Kerentanan Kota Pesisir

Perubahan iklim merupakan perubahan unsur-unsur iklim suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dan sebagainya secara global terhadap normalnya. Pada perubahan iklim ini terkait dengan pemanasan global yakni indikasi naiknya suhu muka bumi secara global meluas dalam radius ribuan kilometer terhadap normalrata-rata catatan pada kurun waktu standard ukuran Badan Meteorologi DuniaWMO: minimal 30 tahun United Nations Framework Convention on Climate Change, 2007. Perubahan iklim ini merupakan suatu proses alam yang disebabkan oleh berbagai faktor dan juga menyebabkan berbagai kondisi yang merugikan kehidupan manusia. Beberapa penyebab utama terjadi perubahan iklim ini yakni pemanasan global. Fenomena alam ini tidak terlepas dari aktivitas masyarakat dunia. Pada kondisi ini terjadinya pemanasan global yang merupakan faktor utama terjadinya perubahan iklim disebabkan oleh beberapa hal berikut ini: ƒ Populasi penduduk dunia yang meningkat. Peningkatan ini berdampak pada meningkatkannya aktivitas penduduk di atas permukaan bumi yang menimbulkan berbagai kegiatan yang memacu pemanasan global. ƒ Ekploitasi lingkungan meningkat dengan marak dan meluasnya perubahan tata guna lahan yang berakibat pada mengecilnya luasan hutan di dunia. Berkurangnya luasan hutan tersebut menyebabkan berkurangnya paru-paru dunia yang dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi lingkungan. ƒ Kemajuan industri menimbulkan kenaikan jumlah sampah dan limbah ke darat, laut dan udara yang berlanjut dengan perusakan gas ozon di kutub atau lubang ozon di kutub dan konsentrasi gas buang yang menjadi selimut gas atau gas rumah kaca. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, juga menimbulkan beberapa dampak yang cukup berarti dalam kondisi dunia. Akibat dari pemanasan global dan perubahan iklim tersebut yakni mencairnya es di kutub utara dan selatan, naiknya permukaan air laut, banjir, meningkatnya intensitas badai tropis, meningkatnya suhu udara, kekeringan, gelombang panas, kebakaran hutan, dan timbulnya penyakit baru United Nations Framework Convention on Climate Change, 2007. Perubahan iklim memberikan dampak kepada ekosistem pesisir khususnya yang terkait dengan kenaikan paras muka laut, perubahan suhu permukaan laut, perubahan kadar keasaman air laut, dan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian ekstrim berupa badai tropis dan gelombang tinggi serta dampak susulannya berupa penggenangan kawasan budidaya, kehilangan aset ekonomi dan infraksruktur, meningkatnya erosi dan rusaknya situs budaya di wilayah pesisir serta keanekaragaman hayati komoditas ekspor strategis Harmoni, 2005. Kondisi ini tentu saja memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Berbagai permasalahan yang timbul tersebut tentunya menimbulkan berbagai kerentanan bagi kehidupan manusia. Pada hal ini salah satu dampak yang cukup rawan terhadap keberlanjutan suatu kota-kota pesisir akibat adanya perubahan iklim tersebut yakni adanya kenaikan air laut yang dapat meredam beberapa bagian wilayah kota pesisir tersebut. kerentanan pada fenomena bencana tersebut yakni dapat memunculkan berbagai dampak bencana lanjutan seperti halnya permasalahan banjir, rob, abrasi maupun penurunan muka tanah akibat infilrasi air laut. Pada beberapa kawasan di wilayah pesisir yang rawan tergenang akibat kenaikan permukaan air laut muncul berbagai kerentanan bencana bagi masyarakat pesisir maupun lingkungan pesisir tersebut. Permasalahan tersebut akan dapat menimbulkan beberapa akibat antara lain Harmoni, 2005: • Kerusakan infrastruktur jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan PDAM, fasilitas umum dan sebagainya Bencana banjir maupun rob akibat kenaikan air laut tentunya akan merusak infrastruktur yang ada di wilayah pesisir tersebut. Kerusakan tersebut terjadi karena infrastruktur tersebut akan tergenang oleh air laut yang menyebabkan kerusakan fisik pada infrastruktur yang ada. Kerusakan infrastruktur tersebut tentunya akan menelan biaya yang cukup besar untuk upaya perbaikannya maupun perawatan pasca bencana tersebut jika terjadi. Adanya hal ini tentunya merupakan kerentanan-kerentanan fisik yang dapat menghambat pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan. • Kerusakan kawasan-kawasan strategis. Pada wilayah pesisir seringkali terdapat beberapa wilayahkawasan yang memiliki peran strategis dalam perkembangan maupun keberlanjutan wilayah pesisir tersebut. Pada hal ini sebagai contoh yakni kawasan mangrove dan kawasan terumbu karang. Jika terjadi bencana banjir dan rob tersebut tentu saja kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang akan terkena dampaknya secara langsung. Kemungkinan besar akan terjadi kerusakan habitat-habitat tersebut. Hal ini tentu saja akan dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi keberlanjutan wilayah pesisir. Disisi lain kawasan strategis yang lainnya yakni kawasan-kawasan yang memiliki nilai historis. Pada umumnya kota-kota di Wilayah Pesisir Indonesia berkembang sejak zaman kolonial sehingga banyak peninggalan sejarah yang berada di wilayah pesisir. Melihat kondisi tersebut tentunya bencana tersebut dapat pula mengancam kawasan-kawasan ini, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kerentanan lingkungan. • Keterancaman masyarakat pesisir. Keterencaman masyarakat pesisir ini dapat dilihat melalui 2 aspek yakni kerentanan kehilangan nyawatimbulnya penyakit maupun kerentanan kehilangan asset-aset harta benda yang dimiliki oleh mereka. Adapun kerentanan kehilangan nyawatimbulnya penyakit yang dapat mengancam kehidupan masyarakat pesisir merupakan keterancaman yang paling utama. Jika bencana tersebut benar terjadi maka masyarakat pesisir harus berfikir agar dapat berpindah untuk menyelamatkan diri. Namun pada kenyataannya seringkali masyarakat terkendala dalam menghadapimengantisipasi bencana tersebut. Hal ini karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya kemiskinan maupun nilai strategis dari wilayah pesisir sehingga masyarakat enggan untuk meninggalkan wilayah tersebut. Pada sisi lain, masyarakat juga tidak ingin meninggalkan aset-aset harta benda tanah, rumah maupun lahan tempat bekerjatempat usaha dan lain-lain yang mereka miliki akibat tergenang. Kehilangan aset-aset tersebut tentu saja akan menimbulkan kesengsaraan dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

2.2. Manajemen Bencana Sebagai Upaya Penanganan Bencana Perubahan