165
4.2.5. Analisis Kerentanan Ekonomi Wilayah
Kerentanan ini merupakan penilaian terhadap kerentanan kondisi ekonomi dalam konsteks wilayah. Berbeda dengan kerentanan sosial ekonomi yang
memandang kerentanan ekonomi secara individu penduduk, pada kerentanan ekonomi wilayah dilihat pada satu kesatuan ruang ekonomi sehingga jika terjadi
bencana maka akan menganggu perekonomian wilayah. Pada penilaian kerentanan ekonomi wilayah ini didasarkan pada analisis keberadaan lokasi
usahaproduksi serta lokasi kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan kedua sektor tersebut sangat berperan dalam perkembangan ekonomi wilayah.
Untuk memperjelas analisis tersebut maka dapat dijabarkan dibawahi ini.
4.2.5.1. Analisis Keberadaan lokasi usahaproduksi
Analisis ini didasarkan pada keberadaan lokasi usahaproduksi di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Pada analisis ini, adanya lokasi-lokasi ini di wilayah
rawan genangan tersebut dapat dinilai sebagai salah satu bentuk kerentanan. Dalam analisis ini secara konsep dan proses sama seperti halnya pada analisis
kerentanan lingkungan yang terdiri dari analisis kerentanan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Hutan Mangrove, Kawasan Terumbu Karang maupun
Kawasan Historis. Pada analisis ini pula, kerentanan dapat dilihat detail dari keberadaan lokasi usahaproduksi tersebut tergolong sebagai kawasan atau bukan
kawasan namun ada beberapa bangunan lokasi usahaproduksi. Berdasarkan data yang didapat dari Rencana Detail Tata Ruang Kota
RDTRK Semarang Tahun 2010-2030 diketahui bahwa pada Wilayah Pesisir Kota Semarang terdapat beberapa lokasi usahaproduksi. Lokasi-lokasi tersebut
berupa Kawasan Industri, Kawasan
Instalasi Pengolahan Limbah Cair WWTP, Kawasan Lapangan Penumpukan, Kawasan Pergudangan, Kawasan Perkantoran dan
Kawasan PLTU Tambak Lorok. Letak dari lokasi-lokasi tersebut tersebar di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Untuk memperjelas penggunaan lahan terkait kegiatan
produksiusaha tersebut maka akan dijabarkan dalam Tabel IV.32.
166
TABEL IV.32 PENGGUNAAN LAHAN TERKAIT KEGIATAN PRODUKSIUSAHA
GUNA LAHAN DI WILAYAH TERGENANG LUAS Ha
Industri 893,24 Instalasi Pengolahan Limbah Cair WWTP
13,17 Lap. Penumpukan
59,19 Pergudangan 36,28
Perkantoran 11,92 PLTU Tambak Lorok
0,25 Tdk ada usahaindustri
1658,63
Sumber : Modifikasi RDTRK Kota Semarang Tahun 2010-2030, 2009
Berdasarkan data sebaran lokasi usahaproduksi tersebut, maka analisis berdasarkan keruangan kawasan-kawasan tersebut. Dalam hal ini penentuan jenis
kawasan lokasi usaha tersebut tergolong berupa sebuah kawasanbukan kawasan berdasarkan data eksisting lokasi usahaproduksi yang tertuang dalam RDTRK
Kota Semarang dan diperkuat pada pengamatansurvei primer yang dilakukan. Untuk memperjelas sebaran lokasi usahaproduksi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.24 Berdasarkan pada data-data lokasi usahaproduksi yang didapat maka
dilakukan pengkelasan terhadap lokasi-lokasi usahaproduksi tersebut. Dengan menggunakan piranti SIG dilakukan overlay data dari RDTRK Kota Semarang
dan hasil survei primer. Dari pengolahan data tersebut maka didapat klasifikasi kerentanan lokasi usahaproduksi di Wilayah Pesisir Kota Semarang yang terjabar
dalam Tabel IV.33.
TABEL IV.33 PENILAIAN KERENTANAN LOKASI USAHAPRODUKSI DI WILAYAH
RAWAN GENANGAN AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT TAHUN 2029
No Luas Kawasan Ha Bobot
Skor Nilai
Kerentanan
1 1658,17 2
Rendah 2 120,55
2 1
2 Sedang
3 893,49 2
2 4
Tinggi
Total 2672,21
Sumber : Hasil analisis, 2009
167
GAMBAR 4.24 PETA LOKASI-LOKASI USAHAPRODUKSI DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG
1 67
168 Pada Tabel IV.33 diketahui bahwa kerentanan lokasi usahaproduksi di
Wilayah Pesisir Kota Semarang terbagai menjadi 3 tingkatan kerentanan dari rendah hingga tinggi. Kerentanan rendah tersebut terjadi pada kawasan-kawasan
yang tidak terdapat lokasi usahaproduksi. Untuk kerentanan sedang terdapat pada Lokasi Pergudangan, Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Cair WWTP,
Lokasi Perkantoran dan Lokasi Lapangan Penumpukan. Lokasi-lokasi tersebut dikategorikan kerentanan sedang karena hanya terdapat satu beberapa jenis
kegiatan usahaproduksi namun tidak membentuk suatu kawasan usahaproduksiindustri secara besar. Sedangkan kerentanan tinggi berada
kawasan-kawasan industri yang ada di Wilayah Pesisir Kota Semarang maupun kawasan PLTU Tambak Lorok yang lokasinya berada di antara kawasan industri
tersebut. Untuk memperjelas persebaran kerentanan lokasi usahaproduksi di Wilayah Pesisir Kota Semarang akibat kenaikan permukaan air laut Pada Tahun
2029 dapat dilihat dalam Gambar 4.25.
4.2.5.2. Analisis Keberadaan kawasan perdagangan dan jasa