Analisis Tutupan Terumbu Karang Analisis Keberadaan kawasan historis

158 Secara umum dari hasil survei ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota Semarang sudah mengalami degradasi, kerusakan tersebut sejalan dengan perkembangan kota yakni pembukaan lahan di wilayah pesisir untuk budidaya tambak intensif, untuk kawasan permukiman, kawasan industri dan kawasan pelabuhan. Berdasarkan kondisi tersebut disimpulkan secara umum kerusakan ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota Semarang sudah mencapai 90 dan dalam kategori rusak berattutupan lahan di bawah 25 RTRWP Kota Semarang, 2008. Atas dasar data yang ada dalam RTRWP Kota Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan Kawasan Mangrove di Wilayah Pesisir Kota Semarang tergolong kerentanan rendah dengan nilai kerentanan 1. Untuk memperjelas kondisi kerentanan tersebut, maka dapat dilihat pada Gambar 4.21.

4.2.4.3. Analisis Tutupan Terumbu Karang

Analisis ini didasarkan pada keberadaan Kawasan Terumbu Karang di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Pada analisis ini, adanya Kawasan Terumbu Karang di wilayah tergenang dinilai sebagai salah satu bentuk kerentanan. Dalam analisis ini secara konsep dan proses sama seperti pada analisis kerentanan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Hutan Mangrove. Berdasarkan data yang didapat dari Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir RTRWP Kota Semarang Tahun 2009-2028 diketahui bahwa pada Wilayah Pesisir Kota Semarang tidak terdapat Kawasan Terumbu Karang. Namun pada saat ini sedang dibudidayakan Terumbu Karang buatan di Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Tugu RTRWP, 2008 dan Survei primer, 2009. Atas dasar data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa Kerentanan Kawasan Terumbu Karang di Wilayah Pesisir Kota Semarang tergolong kerentanan rendah dengan nilai kerentanan 1. Untuk memperjelas kondisi kerentanan tersebut, maka dapat dilihat pada Gambar 4.22.

4.2.4.4. Analisis Keberadaan kawasan historis

Pada analisis ini terkait dengan keberadaan kawasan historis atau bersejarah yang ada di wilayah rawan genangan akibat kenaikan air laut pada Tahun 2029. 159 Adanya kawasan historis di wilayah tergenang dinilai sebagai salah satu bentuk kerentanan. Semakin kawasan historis yang berada di wilayah tersebut maka semakin besar pula kerentanan yang akan dihadapi karena akan kehilangan aset bersejarah dan mempunyai nilai seni maupun wisata bagi wilayah tersebut maupun Kota Semarang secara umumnya. Berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir RTRWP Kota Semarang diketahui bahwa pada wilayah rawan tidak terdapat kawasan historis. Pada kondisi eksisting di wilayah pesisir Kota Semarang terdapat 3 kawasan historis yakni Kawasan Kota Lama, Kawasan Kampung Melayu dan Kawasan Kampung Kauman. Namun keberadaannya tersebut setelah dideliniasi secara seksama tidak berada di wilayah rawan genangan. Untuk memperjelas keberadaan kawasan-kawasan tersebut terjabar dalam Tabel IV.31. TABEL IV.31 KEBERADAAN CAGAR BUDAYA DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG Nama Kawasan Lokasi Penggunaan Keadaan Kawasan Kota Lama Dibangun pada tahun1705 di Kelurahan Bandarharjo, luas kawasan 31,24 Ha Pusat perdagangan dan perbankan Kota Semarang Sebagian baik, dan banyak yang terlantar Kawasan Kampung Melayu Dibangun pada abad 17- an di Kelurahan Melayu, Kecamatan Semarang Utara Permukiman Kurang baik Kawasan Kampung Kauman Berada di Kelurahan Bangunharjo dan Kelurahan Kauman. Permukiman Baik Sumber: RTRWP Kota Semarang, 2009 Atas dasar data yang ada di dalam RTRWP Kota Semarang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Kerentanan Kawasan Historis di wilayah rawan genangan tersebut tergolong pada kerentanan rendah dengan nilai kerentanan 0 karena memang tidak terdapat kawasan historis dalam lingkup ruang itu. Klasifikasi penentuan kerentanan rendah tersebut didasarkan kriteria skor dan klas dalam metodologi studi. Sedangkan untuk memperjelas lokasi keberadaan kawasan-kawasan tersebut dan kerentanan kawasan historis di wilayah rawan genangan akibat kenaikan muka air laut pada Tahun 2029 dapat dilihat pada Gambar 4.23. 160 GAMBAR 4.19 PETA KERENTANAN KAWASAN HUTAN LINDUNG AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG TAHUN 2029 160 161 GAMBAR 4.20 PETA EKSISTING KAWASAN MANGROVE TAHUN 2007 161 162 GAMBAR 4.21 PETA KERENTANAN KAWASAN MANGROVE AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG TAHUN 2029 162 163 GAMBAR 4.22 PETA KERENTANAN KAWASAN TERUMBU KARANG AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG TAHUN 2029 163 164 GAMBAR 4.23 PETA KERENTANAN KEBERADAAN KAWASAN HISTORIS AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG TAHUN 2029 164 165

4.2.5. Analisis Kerentanan Ekonomi Wilayah