146
TABEL IV.26 PENILAIAN KERENTANAN PENDUDUK WANITA DI WILAYAH
RAWAN GENANGAN AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT TAHUN 2029
Kelurahan Persentase wanita
di wilayah tergenang Bobot
Skor Kerentanan Nilai
Mangkang Kulon 51,16
1 3
Tinggi 3
Mangunharjo 50,32 1
3 Tinggi
3 Mangkang Wetan
51,25 1
3 Tinggi
3 Randu Garut
51,12 1
3 Tinggi
3 Karang Anyar
49,57 1
3 Tinggi
3 Tugu Rejo
49,79 1
3 Tinggi
3 Jerakah 47,84
1 3
Tinggi 3
Tanjung Mas 53,29
1 3
Tinggi 3
Bandarharjo 49,94 1
3 Tinggi
3 Panggung Lor
51,61 1
3 Tinggi
3 Tawang Sari
49,75 1
3 Tinggi
3 Tambakharjo 51,55
1 3
Tinggi 3
Terboyo Kulon 48,58
1 3
Tinggi 3
Terboyo Wetan 0,00
1 1
Rendah 1
Trimulyo 49,82 1
3 Tinggi
3 Tambakrejo 0,00
1 1
Rendah 1
Sumber : Hasil analisis, 2009
Berdasarkan pada analisis kerentanan yang telah dijabarkan pada Tabel IV.26 diketahui bahwa kerentanan penduduk wanita yang ada di wilayah rawan
genangan tersebut yakni rata-rata pada kategori kerentanan tinggi. Kondisi ini yang ada bahwa jumlah penduduk wanita di wilayah tergenang tiap kelurahan
tersebut hampir seimbang dengan jumlah penduduk pria. Adanya hal tersebut yang menjadikan dasar kerentanan ini tinggi. Selain kerentanan tinggi terdapat
pula 2 kelurahan yang termasuk dalam kategori kerentanan rendah. Hal ini karena pada kawasan tergenang pada kedua kelurahan tersebut tidak terdapat komposisi
penduduk wanita yang diperkuat dengan data tidak ada bangunan pada kawasan tergenang di wilayah kelurahan-kelurahan tersebut. Untuk memperjelas
kerentanan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.15.
4.2.3.5. Analisis Pemahaman Masyarakat Tentang Bencana
Pada analisis ini merupakan penilaian kerentanan terhadap pemahaman masyarakat tentang kerawanan bencana tergenangnya beberapa kawasan akibat
147 kenaikan air laut di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Untuk memperjelas
kerentanan pemahaman masyarakat tersebut maka unit spasial yang digunakan yakni lingkup administratif kelurahan. Adapun proses analisis yang dilakukan
berdasarkan pada hasil data primer berupa wawancara terhadap beberapa stakeholders terkait.
Berdasarkan data wawancara yang telah didapat dan
klasifikasi kerentanan
pemahaman masyarakat terhadap bencana maka dapat ditentukan tingkat kerentanan tiap-tiap kelurahan pesisir yang dirinci dalam Tabel IV.27.
TABEL IV.27 PENILAIAN KERENTANAN PEMAHAMAN MASYARAKAT
TERHADAP BENCANA DI WILAYAH RAWAN GENANGAN AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT TAHUN 2029
Kelurahan Paham
bencana
Bobot Skor
Kerentanan Nilai
Mangkang Kulon ada
1 Rendah
Mangunharjo ada 1
Rendah Mangkang Wetan
ada 1
Rendah Randu Garut
ada 1
Rendah Karang Anyar
ada 1
Rendah Tugu Rejo
ada 1
Rendah Jerakah ada
1 Rendah
Tanjung Mas ada
1 Rendah
Bandarharjo ada 1
Rendah Panggung Lor
ada 1
Rendah Tawang Sari
ada 1
Rendah Tambakharjo ada
1 Rendah
Terboyo Kulon ada
1 Rendah
Terboyo Wetan ada
1 Rendah
Trimulyo ada 1
Rendah Tambakrejo ada
1 Rendah
Sumber : Hasil analisis, 2009
Berdasarkan penilaian kerentanan tersebut diketahui bahwa masyarakat wilayah pesisir Kota Semarang secara umum telah paham dengan potensi
kerawanan tergenangnya beberapa kawasan di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Mereka memahami kerawanan bencana ini sebab kondisi saat ini di Wilayah
Pesisir Kota Semarang sudah terdapat beberapa bagian kawasan yang tergenang
148 baik oleh kenaikan air laut yang menyebabkan banjir maupun rob. Hal ini mereka
anggap biasa terjadi di wilayah mereka. Selain itu pula mereka juga mengetahui bahwa beberapa bagian Wilayah Pesisir Kota Semarang saat ini sudah ada yang
hilang akibat kenaikan air maupun penurunan permukaan tanah. Rata-rata kawasan yang hilang tersebut yakni kawasan pertambakan yang berada di
Kecamatan Tugu dan Kecamatan Genuk Survei Primer, 2009. Untuk memperjelas kerentanan pemahaman masyarakat terhadap bencana tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.16.
4.2.3.6. Analisis Kekerabatan Penduduk dalam Penanggulangan Bencana