Penentuan Model Orde Kedua

Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009

5.2.4. Penentuan Model Orde Kedua

Nilai faktor yang telah diketahui pada langkah diatas akan digunakan pada percobaan ini, dimana terlebih dahulu ditentukan level tertinggi dan level terendah dari masing-masing faktor dengan acuan terhadap unit origin. Pengaturan nilai dari faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7. Nilai Faktor setelah Steepest Descent. Tabel 5.7. Nilai Faktor setelah Steepest Descent Faktor -1 1 Putaran x 1 187 rpm 197 rpm 207 rpm Tekanan x 2 1,02 psi 1,07 psi 1,12 psi Temperatur x 3 135 °C 140 °C 150 °C Didalam Central Composite Design CCD terdapat star points ditentukan oleh rumus: 4 2 k = α Dala m hal ini nilai adalah = ± 1,68. Penggambaran Central Composite Design dapat dilihat pada gambar 5.2. Central Composite Design. 1,68,0,0 -1,68,0,0 0,0,1,68 0,-1,68,0 0,1,68,0 0,0,-1,68 x 1 x 2 x 3 o a -1,1,1 -1,1,-1 1,1,-1 1,1,1 1,-1,-1 1,-1,1 -1,-1,1 -1,-1,-1 Gambar 5.2. Central Composite Design Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Central Composite Design menyatakan desain yang memiliki 2 level perl akuan ditambah dengan level ± dengan k faktor. Dalam percobaan, faktor yang digunakan ada tiga, masing – masing: putaran x 1 untuk sumbu x, tekanan x 2 untuk sumbu y dan temperatur x 3 untuk sumbu z. Level percobaan yang digunakan ada 2, yaitu: level tinggi +1 dan level rendah - 1 ditambah level ± , yaitu: ± 1,68. Penentuan nilai faktor menggunakan teknik interpolasi sebagai berikut: ; i = nilai faktor i Penentuan nilai faktor pada star points adalah sebagai berikut: 1. Nilai star points = 1,68 untuk Putaran 1 = 1,68 207 – 1872 + 197 1 = 1,68 10 + 197 1 = 16,8 + 197 1 = 213,8 rpm ≈ 214 rpm 2. Level star points = -1,68 untuk Putaran 1 = -16,8 207 – 1872 + 197 1 = -1,68 10 + 197 1 = 180,2 rpm ≈ 180 rpm Hal yang sama berlaku untuk faktor tekanan dan temperatur. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Nilai untuk masing-masing faktor dapat dilihat pada Tabel 5.8. Nilai untuk Masing – masing Faktor. Tabel 5.8. Nilai untuk Masing - masing Faktor Putaran Tekanan Temperatur 1,68 214 1.15 148 -168 180 0.99 131 Setelah nilai dari faktor diketahui maka akan dilakukan pengumpulan data untuk pembuatan model orde kedua. Pengumpulan data ini adalah berdasarkan ketentuan perlakuan yang berlaku dalam Central Composite Design CCD. Berikut ini adalah data-data yang dikumpulkan untuk menunjang penelitian yang dilakukan yaitu: data jumlah produk cacat pada Central Composite Design. Data berikut ini adalah data yang dikumpulkan selama 5 hari yang dimulai dari tanggal 7 – 12 November 2008 yang ditunjukan pada Tabel 5.9. Jumlah Produk Cacat Per 1 Jam Produksi. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 5.9. Jumlah Produk Cacat Per 1 Jam Produksi Perlakuan x x 1 x 2 x 3 x 1 ² x 2 ² x 3 ² x 1 x 2 x 1 x 3 x 2 x 3 Y 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 1 7 3 1 -1 1 -1 1 1 1 -1 1 -1 6 4 1 1 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 5 5 1 -1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 3 6 1 1 -1 1 1 1 1 -1 1 -1 8 7 1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 2 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 9 1 -1,68 2,83 2 10 1 1,68 2,83 4 11 1 -1,68 2,83 2 12 1 1,68 2,83 8 13 1 -1,68 2,83 5 14 1 1,68 2,83 2 15 1 10 16 1 7 17 1 7 18 1 8 19 1 9 20 1 5 Keterangan: Y = Jumlah produk cacat Untuk perlakuan 1, perlakuan yang diberikan adalah level rendah -1, selanjutnya perlakuan diberikan sesuai dengan format Central Composite Design. Untuk menentukan model orde kedua, koefisien dari model ditentukan terlebih dahulu dengan pendekatan matriks. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Langkah – langkah penentuan koefisien fungsi model orde kedua adalah sebagai berikut: 1. Daftarkan nilai dari prediktor x iu , matriks X dan nilai respon y u , matriks Y seperti matriks dibawah ini: X Y 1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 1 7 1 -1 1 -1 1 1 1 -1 1 -1 6 1 1 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 5 1 -1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 3 1 1 -1 1 1 1 1 -1 1 -1 8 1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 -1,68 2,83 2 1 1,68 2,83 4 1 -1,68 2,83 2 1 1,68 2,83 8 1 -1,68 2,83 5 1 1,68 2,83 2 1 10 1 7 1 7 1 8 1 9 1 5 Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 2. Membuat persamaan normal dengan bentuk ij X’X dan iy X’Y Bentuk X’ Matriks X transpose sebagai berikut: 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1,68 1,68 0 0 0 0 0 0 -1 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1,68 1,68 0 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -1,68 1,68 0 0 0 0 0 0 X = 1 1 1 1 1 1 1 1 2,83 2,83 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2,83 2,83 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2,83 2,83 0 0 0 0 0 0 1 -1 -1 1 1 -1 -1 1 0 0 0 0 0 0 1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1 0 0 0 0 0 0 Bentuk X’X dan X’Y sebagai berikut: XX XY 20 13,66 13,66 13,66 0 0 0 114 13,66 0 0 0 10,36 13,66 0 0 0 3,09 13,66 0 0 0 -12 13,66 24 8 8 0 0 0 61,97 13,66 8 24 8 0 0 0 73,28 13,66 8 8 24 0 0 0 64,8 8 0 0 -1 0 8 0 11 0 0 8 1 Prinsip perhitungan pada matriks ini adalah sama dengan perhitungan pada model orde pertama. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 3. Membuat inverse dari matriks X’X menjadi bentuk X’X -1 Dengan cara yang sama seperti pada pembuatan model orde pertama maka diperoleh hasil sebagai berikut : 0,166 -0,057 -0,057 -0,057 0,073 0,073 0,073 XX -1 = -0,057 0,069 0,007 0,007 -0,057 0,007 0,069 0,007 -0,057 0,007 0,007 0,069 0,125 0,125 0,125 4. Menentukan koefisien regresi b n . Perhitungan mengalikan matriks X’X -1 dengan matriks X’Y sebagai berikut: XX -1 XY 0,166 -0,057 -0,057 -0,057 114 0,073 10,36 0,073 3,09 0,073 -12 -0,057 0,069 0,007 0,007 X 61,97 -0,057 0,007 0,069 0,007 73,28 -0,057 0,007 0,007 0,069 64,8 0,125 -1 0,125 11 0,125 1 Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Hasil perkalian matriks menghasilkan yaitu: b : 7,6 b 1 : 0,76 b 2 : 0,23 b 3 : -0,88 b 11 : -1,22 b 22 : -0,52 b 33 : -1,05 b 12 : -0,13 b 13 : 1,38 b 23 : 0,13 Dari langkah-langkah perhitungan diatas maka telah dapat diperoleh persamaan model orde kedua yaitu: Y = 7,6 + 0,76x 1 + 0,23x 2 – 0,88x 3 - 1,22x 1 2 – 0,52x 2 2 – 1,05x 3 2 – 0,13x 1 x 2 + 1,38x 1 x 3 + 0,13x 2 x 3

5.2.5. Uji Ketidaksesuaian Model Orde Kedua