Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.7. Produktivitas
Setelah titik optimum faktor ditentukan maka dilakukan penerapan setting faktor yang telah ditentukan tersebut ke lantai produksi. Hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk mengetahui apakah ada peningkatan produktivitas dari penelitian yang dilakukan. Perhitungan produktivitas menggunakan model produktivitas
total.
5.2.7.1. Pengumpulan Data Produktivitas
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan produktivitas adalah data yang dikumpulkan dalam waktu 2 periode. Periode 0 periode basis adalah periode
yang dimulai dari tanggal 1 Oktober 2008 – 31 Oktober 2008, sedangkan periode 1 adalah periode yang dimulai dari tanggal 13 November 2008 – 12 November
2008. Data yang dikumpulkan meliputi data output yang terdiri dari: jumlah botol yang dihasilkan beserta harga jual per unit, sedangkan data input terdiri dari data
yang berkenaan dengan biaya tenaga kerja, biaya material, kapital modal, biaya energi dan biaya lainnya.
Data yang dikumpulkan dapat dilihat penelusurannya pada Lampiran III. Pengumpulan data berkenaan dengan perhitungan produktivitas dapat dilihat pada
Tabel 5.11. Data untuk Perhitungan Produktivitas.
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.11. Data untuk Perhitungan Produktivitas Elemen Output dan Input
Satuan Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Output
Botol Unit
250.000 415.000
Harga jual unit Rp unit
100 100
Pendapatan lainnya Rp
12.500 20.750
Input
Manusia Karyawan
Man-hours 1.104
1.200 Gaji per jam
Rp man-hours 4.000
4.000 Manager
Man-hours 184
200 Gaji per jam
Rp man-hours 10.000
10.000 Material
Bijih Plastik Jumlah
Kg 2.200
2.400 Biaya unit
Rp Kg 13.000
13.000 Kapital
Fixed : Bangunan dan Struktur
Depresiasi Rp
61.000 61.000
Mesin Depresiasi
Rp 1.833.333,33
1.833.333,33 Pallet
Depresiasi Rp
33.333,33 33.333,33
Working : Persediaan
Rp 3.343.750
3.719.950 Energi
Listrik Jumlah
KWH 3.542
3.850 Biaya unit
Rp KWH 750
750 Air
Biaya unit Rp
60.000 60.000
Biaya Lain Biaya Pemasaran
Rp 100.000
100.000 Pajak
Rp 250.000
415.000
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.7.2. Perhitungan Produktivitas
Pengolahan data produktivitas dilakukan dengan membandingkan 2 periode antara periode 0 sebagai periode basis dengan periode 1 untuk mengetahui
bagaimana tingkat produktivitas perusahaan pada produk botol. Perhitungan jumlah total untuk output dilihat pada Tabel 5.12.
Perhitungan Output.
Tabel 5.12. Perhitungan Output Output
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Botol 250.000 unit x Rp. 100unit
= Rp. 25.000.000 415.000 unit x Rp. 100unit
= Rp. 41.500.000 Pendapatan
Lainnya Rp. 12.500
Rp. 20.750
Total Output Rp. 25.012.500
Rp. 41.520.750
Perhitungan jumlah total untuk input manusia dapat dilihat pada Tabel 5.13. Perhitungan input Manusia.
Tabel 5.13. Perhitungan Input Manusia Manusia
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Karyawan 1104 man-hours x Rp. 4000
= Rp. 4.416.000 1200 man-hours x Rp. 4000
= Rp. 4.800.000 Manajer
184 man-hours x Rp. 10.000 = Rp. 1.840.000
200 man-hours x Rp. 10.000 = Rp. 2.000.000
Total Rp. 6.256.000
Rp. 6.800.000
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Perhitungan jumlah total untuk input material dapat dilihat pada Tabel 5.14. Perhitungan input Material.
Tabel 5.14. Perhitungan Input Material Material
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Bijih Plastik 2.200 Kg x Rp. 13.000 Kg
= Rp. 28.600.000 2.400 Kg x Rp. 13.000 Kg
= Rp. 31.200.000
Total Rp. 28.600.000
= Rp. 31.200.000
Perhitungan jumlah total untuk input manusia dapat dilihat pada Tabel 5.15. Perhitungan input Kapital.
Tabel 5.15. Perhitungan Input Kapital Kapital
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Fixed : Bangunan Struktur
Rp. 61.000 Rp. 61.000
Mesin Rp. 1.833.333,33
Rp. 1.833.333,33 Pallet
Rp. 33.333,33 Rp. 33.333,33
Working : Persediaan
Rp. 3.343.750 Rp. 3.719.950
Total Rp. 5.271.416,67
Rp. 5.647.616,67
Perhitungan jumlah total untuk input manusia dapat dilihat pada Tabel 5.16. Perhitungan input Energi.
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.16. Perhitungan Input Energi Energi
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Listrik 3.542 KWH x Rp. 750KWH
= Rp. 2.656.500 3.850 KWH x Rp. 750KWH
= Rp. 2.887.500 Air
Rp. 60.000 Rp. 60.000
Total
Rp. 2.716.500 Rp. 2.947.500
Perhitungan jumlah total untuk input biaya lain dapat dilihat pada Tabel 5.17. Perhitungan input Biaya Lain.
Tabel 5.17. Perhitungan Input Biaya Lain Biaya Lain
Period 0 t = 0 Period 1 t = 1
Biaya Pemasaran Rp. 100.000
Rp. 100.000 Pajak
Rp. 250.000 Rp. 415.000
Total
Rp. 350.000 Rp. 515.000
Hasil perhitungan diatas kemudian akan ditabulasi untuk melihat secara lebih jelas perhitungan indeks produktivitas. Rumus perhitungan produktivitas
total yaitu:
Perhitungan indeks produktivitas dapat dilihat pada Tabel 5.18. Indeks Produktivitas Total Produk Botol
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.18. Indeks Produktivitas Total Produk Botol
Unit Produk Botol
Keterangan Pengukuran
Period 0 Period 1
Output : Botol
Rp 25.000.000
41.500.000 Pendapatan Lainnya
Rp 12.500
20.750 Total Output
Rp 25.012.500
41.520.750 Input :
Manusia : Karyawan
Rp 4.416.000
4.800.000 Manajer
Rp 1.840.000
2.000.000 Total
Rp 6.256.000
6.800.000 Material :
Bijih Plastik Rp
28.600.000 31.200.000
Total Rp
28.600.000 31.200.000
Kapital : Fixed :
Bangunan Struktur Rp
61.000 61.000
Mesin Rp
1.833.333,33 1.833.333,33
Pallet 33.333,33
33.333,33 Working :
Rp Persediaan
Rp 3.343.750
3.719.950 Total
Rp 5.271.416,67
5.647.616,67 Energi :
Listrik Rp
2.656.500 2.887.500
Air Rp
60.000 60.000
Total Rp
2.716.500 2.947.500
Biaya Lain :
Biaya Pemasaran Rp
100.000 100.000
Pajak Rp
250.000 415.000
Total Rp
350.000 415.000
Total Input Rp
43.193.916,67 47.110.116,67
Total Produktivitas Rp Rp
0,58 0,88
Indeks Total Produktivitas -
1 1,52
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Perhitungan lain yang dapat dilakukan selain perhitungan produktivitas total yaitu perhitungan produktivitas parsial. Rumus Produktivitas Parsial yaitu:
; X = Input Produktivitas Hasil perhitungan produktivitas parsial dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Produktivitas Parsial Produk Botol. Tabel 5.19. Produktivitas Parsial Produk Botol
Keterangan Produk Botol
Period 0 Period 1
Produktivitas Parsial Produktivitas Manusia
Nilai 3,998
6,106 Indeks
1,000 1,527
Produktivitas Material Nilai
0,875 1,331
Indeks 1,000
1,527 Produktivitas Kapital
Nilai 4,745
7,352 Indeks
1,000 1,549
Produktivitas Energi Nilai
9,208 14,087
Indeks 1,000
1,530 Produktivitas Biaya Lain
Nilai 71,464
80,623 Indeks
1,000 1,128
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Model Orde Pertama
Model orde pertama dibuat sebagai pendekatan untuk mencari daerah optimal yang akan digunakan dalam eksperimen. Untuk membangun model orde
pertama, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data dengan desain eksperimen. Pengumpulan data menggunakan 11 buah perlakuan dan dari hasil pengumpulan
yang diperoleh, data kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan matriks. Dari hasil pengolahan data, diperoleh model orde pertama adalah: Y = 35,36 –
0,25 x
1
- 3 x
2
– 1,75 x
3
. Untuk menentukan apakah model yang dibangun telah cocok dengan data
yang telah dikumpulkan maka dilakukan uji ketidaksesuaian terhadap model orde pertama. Ketidaksesuaian menyatakan deviasi respon terhadap model yang
dibangun. Dalam uji ini juga mengukur besar kekeliruan eksperimen yang telah dilakukan.
Dari uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa tidak ada ketidaksesuaian, hal ini terlihat dari F
hit
yang lebih kecil dari F
tabel
pada model linier dan lack of fit sehingga dapat simpulkan bahwa tidak ada ketidaksesuaian terhadap model yang
dibangun. Karena tidak ada ketidaksesuaian pada model orde pertama, maka penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap Steepest Descent.