Analisis Beda Hasil Penelitian RSM dengan Hasil Penelitian Lain

Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009

6.6. Analisis Beda Hasil Penelitian RSM dengan Hasil Penelitian Lain

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara metode penelitian ini, yaitu Response Surface Methodology RSM dengan metode penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Yudhi Kurniawan, yaitu: metode Evolutionary Operation EVOP. RSM pada umumnya dilakukan sebagai bagian dari riset dan pengembangan dalam pilot project suatu pabrik dan metode ini mengizinkan adanya jumlah cacat yang besar, sedangkan EVOP digunakan dalam proses yang sedang berjalan atau ketika perusahaan sedang beroperasi dan metode ini berhasil baik untuk kondisi pabrik yang tidak mengalami perubahan besar atau mendadak yang mungkin mengganggu atau mengacaukan produksi. Dalam penelitian RSM dan EVOP, kedua penelitian ini sama – sama bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi. Pengoptimalan proses produksi adalah melalui pengurangan jumlah produk cacat dengan pengaturan nilai faktor mesin pembuatan botol yang memberikan jumlah produk cacat paling minimum. Di dalam RSM, tahapan untuk penentuan titik optimum adalah dengan pembuatan model yang merepresentasikan keadaan proses produksi saat itu untuk kemudian dicari arah eksperimen berikutnya menuju ke wilayah optimum dan dari wilayah tersebut dieksplorasi untuk kemudian ditentukan titik optimum. Di dalam EVOP, metode ini mengarahkan kondisi proses saat sekarang ke kondisi proses yang optimum melalui serangkaian eksperimen 2 k dimana dilakukan pengamatan untuk tiap titik desain eksperimen. Apabila seluruh data dari tiap titik telah diperoleh maka dikatakan bahwa 1 siklus telah terjadi. Percobaan dengan titik desain tersebut dilakukan hingga n siklus sampai terdapat efek faktor yang lebih Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 besar dari batas galat. Ketika batas galat lebih besar dari efek faktor maka dilakukan perubahan kondisi operasi dengan menggu nakan titik pusat di titik desain yang memberikan respon paling optimum dan ini menandakan dimulainya fase ke dua dalam EVOP. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh kondisi operasi yang memberikan efek faktor yang lebih kecil dari batas galat. Dari penelitian RSM, penentuan nilai faktor yang memberikan jumlah cacat paling minimum adalah pada putaran mesin = 198 rpm, tekanan = 1,1 psi dan suhu = 138 o C dengan jumlah cacat produk ± 6 , sedangkan dari penelitian metode EVOP, eksperimen yang dilakukan hanya dalam 1 fase, 4 siklus memberikan jumlah cacat paling minimum adalah pada suhu 115 o C, tekanan 0,7 psi, dan putaran mesin 195 rpm dengan jumlah cacat produk ± 29,6 . Tingginya tingkat cacat produk disebabkan eksperimen yang berhenti hanya pada fase 1. Dari pemaparan diatas, dapat dilihat bahwa hasil penelitian cukup berbeda antara hasil metode RSM dengan hasil metode EVOP yang disebabkan penelitian pada metode EVOP hanya dilakukan pada 1 fase saja. Pada saat terjadi efek yang signifikan pada salah satu faktor, maka harus dilakukan perubahan kondisi proses dengan titik pusat yang telah berubah, tapi hal ini tidak dilakukan pada penelitian metode EVOP sehingga pergerakan ke arah titik optimum masih belum terjadi secara maksimal. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan RSM, kelebihan RSM antara lain: Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 1. Eksperimen dilakukan oleh para perekayasa dengan perhitungan statistik yang cukup teliti. 2. Eksperimen dapat menggunakan banyak faktor yang mempengaruhi respon penelitian sehingga efek variabel dapat ditentukan secara cepat 3. Dapat merepresentasikan informasi proses secara keseluruhan karena keterlibatan banyak variabel. 4. Titik optimum yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh range percobaan. Sedangkan kekurangan RSM antara lain: 1. Eksperimen biasanya dilaksanakan di proyek percobaan untuk pengembangan produk ataupun riset. 2. Membutuhkan biaya untuk melaksanakan metode ini. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan EVOP, kelebihan EVOP antara lain: 1. Eksperimen dapat dijalankan oleh operator mesin dengan didampingi oleh seorang pengawas. 2. Eksperimen dijalankan pada lantai produksi selama proses produksi yang sebenarnya berlangsung. 3. Eksperimen menggunakan desain faktorial yang sederhana dan variabel yang digunakan adalah variabel yang hanya menyebabkan efek yang kecil. 4. Hasil eksperimen biasanya membentuk hasil produk yang sebenarnya. 5. Tidak ada biaya tambahan untuk menjalankan metode ini. Sedangkan kekurangan EVOP antara lain: Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 1. Tidak merepresentasikan informasi proses secara keseluruhan karena keterlibatan variabel yang terbatas hanya untuk menghindari gangguan proses produksi. 2. Titik optimum yang diperoleh dibatasi oleh range dari percobaan. Dari kelebihan dan kekurangan metode RSM dan metode EVOP yang telah disebutkan, maka dapat jabarkan perbedaan antara metode RSM dan metode EVOP yang dapat dilihat pada Tabel 6.6. Perbedaan Metode RSM dan Metode EVOP. Tabel 6.6. Perbedaan Metode RSM dan Metode EVOP No. RSM EVOP 1 Dapat menggunakan banyak faktor Faktor yang digunakan dalam penelitian terbatas hanya kepada beberapa faktor 2 Biasanya dilaksanakan di proyek percobaan ataupun riset Dijalankan di lantai produksi selama proses produksi yang sebenarnya berlangsung 3 Membutuhkan biaya Tidak ada biaya tambahan 4 Merepresentasikan informasi proses secara keseluruhan Tidak merepresentasikan informasi proses secara keseluruhan 5 Titik optimum yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh range percobaan Titik optimum yang diperoleh dibatasi oleh range dari faktor percobaan Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode yang lebih praktis digunakan adalah metode EVOP, hal ini disebabkan metode ini kegiatannya melekat dalam proses beroperasi secara rutin dan dikerjakan oleh karyawan dengan bantuan seminimum mungkin dari bagian penelitian atau pengembangan di perusahaan. Efek dari pelaksanaan metode seperti ini adalah Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 informasi kondisi proses yang berubah dapat secara cepat diketahui dan dilakukan perubahan kondisi operasi. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN