Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.10. Perhitungan Uji Ketidaksesuaian untuk Model Orde Kedua df
SS MS
F
hit
F
tabel
Model Orde Pertama 3
19,19 6,40
2,09 5,41
Model Orde Kedua 6
50,78 8,46
2,76 4,95
Lack of Fit 5
36,9 7,38
2,41 5,05
Error 5
15,33 3,07
Total 19
122,2 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa model
orde kedua yang dibangun sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Hal ini berarti model yang dibangun relevan untuk menentukan titik optimum dari
masing-masing faktor.
5.2.6. Penentuan Titik Optimum Faktor
Penentuan titik optimum faktor dilakukan dengan pendekatan matriks. Input dari matriks petama adalah persamaan dari model orde kedua, sedangkan
input dari matriks kedua adalah hasil percobaan dari perlakuan yang diberikan pada desain model orde kedua.
Persamaan model orde kedua yang diperoleh yaitu: Y = 7,6 + 0,76x
1
+ 0,23x
2
– 0,88x
3
- 1,22x
1 2
– 0,52x
2 2
– 1,05x
3 2
– 0,13x
1
x
2
+ 1,38x
1
x
3
+ 0,13x
2
x
3
Dari persamaan yang diperoleh maka koefisien masing-masing variabel diubah ke dalam bentuk matriks. Pembentukan matriks dan penentuan titik
optimum dicari dengan cara perkalian dan invers matriks yang prinsip
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
pengerjaannya telah dijelaskan pada perhitungan sebelumnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada cara dibawah:
b
1
+ 2b
11
x
1
+ b
12
x
2
+ b
13
x
3
= 0 0,76 + 2 -1,22 x
1
- 0.13 x
2
+ 0,13 x
3
= 0 2 -1,22 x
1
- 0.13 x
2
+ 0,13 x
3
= -0,76
b
2
+ b
12
x
1
+ 2b
22
x
2
+ b
23
x
3
= 0 0,23 - 0,13 x
1
+ 2 -0,52 x
2
+ 0,13 x
3
= 0 - 0,13 x
1
+ 2 -0,52 x
2
+ 0,13 x
3
= - 0,23
b
3
+ b
13
x
1
+ b
23
x
2
+ 2b
33
x
3
= 0 -0,88 + 1,38 x
1
+ 0,13 x
2
+ 2 -1,05 x
3
= 0 1,38 x
1
+ 0,13 x
2
+ 2 -1,05 x
3
= 0,88 Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan pendekatan matriks dengan
persamaan A x X = B sebagai berikut:
A X
B 2b
11
b
12
b
13
x
1
-b
1
b
12
2b
22
b
23
X x
2
= -b
2
b
13
b
23
2b
33
x
3
-b
1
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
2-1,22 -0,13
0,13 x
1
-0,76 -0,13
2-0,52 0,13
X x
2
= -0,23
1,38 0,13
2-1,05 x
3
0,88
x
1
2-1,22 -0,13
0,13
-1
-0,76 x
2
= -0,13
2-0,52 0,13
X -0,23
x
3
1,38 0,13
2-1,05 0,88
x
1
-0,65 0,03 -0,43
-0,76 x
2
= 0,03 -0,98 -0,04 X
-0,23 x
3
-0,43 -0,04 -0,76 0,88
x
1
0,11 x
2
= 0,16 x
3
-0,34
Setelah titik level masing – masing faktor diketahui, maka selanjutnya adalah menentukan setting optimum dari faktor tersebut yang ditentukan dengan
menggunakan teknik interpolasi sebagai berikut: ;
i
= nilai faktor i
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.
USU Repository © 2009
Penentuan nilai optimum secara teoritis adalah sebagai berikut: 1.
Nilai optimum untuk Putaran
1
= 0,11 207 – 1872 + 197
1
= 0,1 10 + 197
1
= 1.1 + 197
1
= 198,1 rpm ≈ 198 rpm
2. Nilai optimum untuk Tekanan
2
= 0,16 1,12 – 1,222 + 1,07
2
= 0,16,0,05 + 1,07
2
= 0,008 + 1,07
2
= 1,08 psi ≈ 1,1 psi
3. Nilai optimum untuk Temperatur
3
= -0,34 144,5 – 134,52 + 139,5
3
= -0,34 5 + 139,5
3
= -1,7 + 139,5
3
= 137,8 °C ≈ 138 °C
Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009.