Standar Mutu BahanProduk Uraian Proses

Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 6. Bijih Plastik Bijih Plastik yang digunakan adalah Poly Propylene PP untuk pembuatan cup dan Low Density Poly Ethylene LDPE untuk pembuatan botol. 7. Kotak Kotak digunakan pada produk yang berupa botol, dimana setiap kotaknya berisikan 12 buah botol, yang kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam karton tiap karton berisikan 6 kotak. 8. Plastik Plastik yang dipergunakan adalah kantong plastik jenis PP. Selain digunakan untuk pengemasan produk, juga digunakan untuk sedotan pipet. 9. Karton Karton yang digunakan adalah karton 3 lapis, dimana terdapat 3 lapisan kertas karton. Karton ini diperoleh dari PT. SIM di jalan Tanjung Morawa.

2.4.2. Standar Mutu BahanProduk

CV. Bobofood telah menetapkan standar mutu sendiri akan produk yang produk yang dihasilkan untuk dapat memberikan produk yang baik kepada konsumen. Mutukualitas dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari beberapa hal berikut: 1. Kemasan Kemasan yang digunakan berbentuk cup dan botol. Adapun standar mutu untuk kemasan antara lain : a. Tidak berlubang Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 b. Putih Bening c. Tidak penyok 2. Adonan jelly Standar mutu pada bahan baku untuk pembuatan adonan jelly, diserahkan kepada pihak produsen bahan baku. Adapun standar mutu untuk adonan jelly antara lain : a. Bening b. Tidak adanya gumpalan-gumpalan bahan 3. Produk akhir Sedangkan standar mutu untuk produk akhir antara lain : a. Produk tidak berjamur b. Kotak tidak penyok c. Seal tidak bocor d. Adanya kode produksi dan tanggal expired date

2.4.3. Uraian Proses

Adapun uraian tahapan proses pembuatan kemasan Cup, yaitu 1. Penimbangan dan Pemanasan bijih plastik Bijih plastik jenis Poly Propylene PP ditimbang sebanyak 50 kg untuk tiap karungnya, kemudian dimasukkan ke dalam mesin vakum selama 5 menit, untuk mengurangi kelembaban dari bijih plastik, akibat dari penyimpanan. Sehingga bijih plastik yang digunakan akan dapat mencair dengan sempurna pada tahap pembuatan lembaran plastik. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 2. Pembuatan Lembaran Plastik Plastic Plate Extrude Bijih plastik yang telah divakum, kemudian dimasukkan ke dalam mesin plastic plate extrude. Bijih plastik PP dipanaskan dengan suhu 112 O C, bijih plastik yang dalam keadaan cair, kemudian dimasukkan ke dalam roller, sehingga diperoleh lembaran plastik dengan ketebalan 1 mm, kemudian lembaran plastik tersebut digulung, sehingga diperoleh gulungan lembaran plastik. 3. Pembuatan Cup Cup Making Gulungan lembaran plastik ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin full automatic cup making. Lembaran plastik ini dipanaskan kembali dengan suhu sekitar 86 o C, sehingga diperoleh lembaran plastik yang agak lunak, kemudian dengan bantuan hidrolik yang digerakkan dengan tekanan angin air pressure, maka dibentuklah cup-cup tersebut. Kemudian cup-cup ini kumpulkan di tempat penampungan. 4. Pengemasan Packing Pada tahapan pengemasan, cup-cup tersebut disusun dengan tinggi susunan 48 buah, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk mempermudah pembawaan untuk proses selanjutnya dan penyimpanan. Adapun tahapan proses pembuatan kemasan Bottle, antara lain : 1. Penimbangan dan pemanasan bijih plastik Bijuh plastik jenis Low Density Poly Ethylene LDPE ditimbang sebanyak 50 kg untuk tiap karungnya, kemudian dimasukkan ke dalam mesin vakum selama 5 menit, untuk mengurangi kelembaban dari bijih plastik, akibat dari Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 penyimpanan sehingga bijih plastik yang digunakan akan dapat mencair dengan sempurna pada tahap pembuatan botol. 2. Pembuatan Botol Bottle Blowing Bijih plasrik LDPE kemudian dimasukkan ke dalam mesin bottle-blowing. Pada tahapan ini bijih plastik LDPE dipanaskan dengan suhu 115 o C, yang kemudian dimasukkan ke dalam mal-mal yang berbentuk botol, yang diikuti dengan pemberian tekanan angin air pressure, sehingga diperoleh bentuk botol. Selanjutnya, botol tersebut didinginkan di dalam mal tersebut, dengan bantuan air, kemudian botol-botol tersebut dilepaskan dari malnya. 3. Pengemasan Packing Pada tahapan ini botol-botol ini kemudian dibersihkan sisi botol yang tidak terpakai, kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung besar. Selain itu, juga terdapat tahapan proses pembuatan jelly, antara lain : 1. Pengolahan air Water Treatment Air merupakan bahan baku dari produk yang dihasilkan CV. Bobofood, dimana kandungan tiap produk sebanyak 95,5. Air yang digunakan adalah air tanah yang telah dilakukan pengolahan yang terpadu, sehingga air yang digunakan merupakan air yang baik untuk dikonsumsi. Adapaun proses pegolahan air ini berupa penyaringan dengan pasir, resin, filter, dan karbon aktif. Selanjutnya air dipompakan ke dalam tungku air dan dipanaskan selama 45-60 menit dengan suhu 100 o C. Adapun bahan bakar yang digunakan pada tungku air adalah minyak tanah dan gas elpiji LPG. 2. Pembuatan adonan jelly. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 Bahan-bahan untuk pembuatan adonan jelly adalah air, carrageenan, gula, citric acid, potassium citrate, potassium sorbate, perasa flavor, dan pewarna makanan. Komposisi dari adonan jelly dapat dilihat pada Tabel 2.2. Komposisi Adonan Jelly Tabel 2.2. Komposisi Adonan Jelly No Bahan Baku Komposisi 1 Air 95,5 2 Carrageenan 0,5 3 Gula 2,8 4 Citric Acid 0,24 5 Pottasium Citrate 0,24 6 Pottasium Sorbate 0,24 7 Perasa Flavour 0,24 8. Pewarna Makanan 0,24 Sumber : CV. Bobofood 2008 Semua bahan baku dimasukkan ke dalam tabung pengaduk dan diaduk dengan bantuan rotor selama 15 menit. Adapun tujuan dari pengadukan ini untuk memperoleh adonan jelly yang sempurna, dimana semua bahan tercampur dengan baik tidak terdapat gumpalan-gumpalan. Apabila adonan telah tercampur dengan baik, maka akan dialirkan ke bagian pengisian filling. 3. Pengisian Filling Pada pengisian jelly ini, CV. Bobofood menggunakan mesin filling cup untuk kemasan cup dan mesin soft-bottle filling and sealing untuk kemasan botol. Prinsip kerja dari mesin ini adalah mengisi pada kemasan dan sealing. Mesin yang digunakan merupakan mesin semi-otomatis, dimana ada beberapa Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 elemen kerja yang masih memerlukan tenaga kerja, seperti pengambilan kemasan ke dalam mesin dan pengambilan hasil dari pengisian. Produk yang dihasilkan dari proses filling dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang, untuk memudahkan pemindahan. 4. Perebusan Setelah dilakukan pengisian, produk tersebut jelly akan dimasukkan ke dalam bak perebusan. Proses perebusan dilakukan pada suhu sekitar 80 o C selam 15-20 menit, dengan menggunakan bahan bakar gas elpiji LPG. Tujuan dari proses perebusan ini adalah untuk meningkatkan daya tahan jelly. Selain itu, berguna untuk membersihkan jelly. 5. Pendinginan Cooling Setelah dari proses perebusan, jelly tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bak yang berisi air yang tersirkulasi dengan baik, dengan tujuan untuk mendinginkan jelly. Lama proses pendinginan ini disesuaikan dengan keadaan produk jelly, apabila masih terasa panas, maka akan didiamkan di dalam bak pendinginan sampai produk jelly tidak panas lagi. 6. Pengeringan Drying Pada proses pengeringan, produk jelly yang telah dingin di dalam keranjang, kemudian diletakkan di tempat pengeringan selama 1 hari. Adapun tujuan dari proses pengeringan ini adalah untuk mengeringkan kadar air, sehingga pada saat pengemasan, produk dalam keadaan kering. Apabila masih basah, dilakukan pengemasan, maka dapat menimbukan bintik-bintik jamur pada kemasan produk jelly. Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 7. Pengemasan Packing Produk jelly dikemas packing sesuai dengan kemasannya. Pada proses pengemasan produk jelly berbentuk cup hanya menggunakan karton, sedangkan pada produk jelly berbentuk botol menggunakan kotak, kemudian kotak-kotak ini dimasukkan ke dalam kotak-kotak sesuai dengan mereknya. Proses pengelemman kemasan ini digunakan mesin packing brother. Setelah kering, jelly tersebut kemudian akan dikemas sesuai dengan kemasannya. 8. Penyimpanan produk dalam gudang produk jadi Storing Setelah dari proses pengemasan packing, setiap karton produk akan diberi tanggal kadaluarsa expired date dan ditimbang untuk inspeksi akhir, apakah berat dari tiap kartonnya sesuai. Apabila tidak sesuai, maka akan dilakukan pembongkaran, untuk melihat isi di dalam karton tersebut. Apabila sudah sesuai, maka produk akan disusun dengan rapi di pallet, dimana tiap pallet berisikan 100 buah karton. Setelah itu, produk akan dimasukkan ke dalam gudang untuk dilakukan penyimpanan. Sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem FIFO First In First Out.

2.4.4. Mesin dan Peralatan