Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

CV. Bobofood adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan makanan ringan seperti jelly dan pembuatan botol minuman yang terbuat dari bijih plastik. Salah satu produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah botol minuman yang terbuat dari bijih plastik. Kondisi proses produksi yang terjadi di pabrik saat ini adalah banyaknya produk yang cacat dan faktor utama penyebab kecacatan pada produk botol adalah disebabkan oleh pengaturan faktor-faktor kuantitatif pada mesin pembuatan botol yang tidak tepat. Faktor kuantitatif disini yang dimaksudkan adalah faktor yang memiliki suatu nilai yang berupa angka- angka. Hal ini dapat diketahui karena sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh penulis saat kerja praktek di CV. Bobofood yang dimulai pada tanggal 20 Juni – 4 Juli 2008. Dari hasil pengamatan yang dilakukan ketika kerja praktek, diperoleh data bahwa rata-rata tingkat kecacatan produk botol yang terjadi akibat interaksi putaran, tekanan dan temperatur dari mesin adalah sebesar 34,67. Selain itu, perhitungan analisa varian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa interaksi faktor kuantitatif yang berupa: putaran, tekanan dan suhu memberikan efek yang signifikan terhadap jumlah produk cacat yang dihasilkan. Produk cacat yang dihasilkan saat ini adalah akibat dari efisiensi mesin pembuatan botol yang berkurang. Berkurangnya efisiensi botol dapat disebabkan oleh pemakaian mesin yang dilakukan terus menerus sehingga mesin juga Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 mengalami keausan. Keausan mesin mengakibatkan nilai faktor putaran, tekanan dan suhu mesin harus dilakukan pengaturan kembali yang dicocokkan dengan kondisi mesin saat ini. Pengaturan mesin yang dilakukan di lantai produksi saat ini adalah berdasarkan intuisi kepala produksi di bagian pembuatan botol sehingga produksi botol yang dihasilkan juga tidak maksimal. Akibat dari kondisi tersebut, bila botol yang dihasilkan tidak memenuhi kualitas yang diinginkan maka pihak perusahaan akan mengalami kerugian sehubungan dengan waktu yang terbuang untuk mendaur ulang produk cacat menjadi biji plastik sebagai bahan baku. Pengertian cacat dalam hal ini adalah cacat yang bersifat fisik, contohnya: botol berlubang, botol penyok, mulut botol tidak terbentuk dan botol yang terlalu tipis ataupun telalu tebal. Toleransi ketebalan ketipisan botol adalah ± 0,5 gram. Jika kondisi ini dibiarkan secara terus menerus, tentu saja akan menurunkan tingkat produktivitas perusahaan. Untuk itu pihak perusahaan merasa perlu untuk mengetahui pengaturan yang tepat terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi mutu botol minuman yang dihasilkan sehingga diharapkan dapat mengendalikan mutu produk sepanjang proses produksi dan juga diharapkan dapat mengurangi terjadinya produk yang cacat. Jika produk cacat berhasil dikurangi tentu saja tingkat produktivitas produk botol akan meningkat karena botol yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu juga ikut meningkat. Berdasarkan alasan-alasan diatas, diperlukan suatu cara untuk menentukan besaran-besaran yang akan menjadi titik optimum pada faktor-faktor kuantitatif pada proses pembuatan botol agar produk yang dihasilkan memiliki tingkat cacat Albert : Studi Penerapan Response Surface Methodology RSM Dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas Produk Botol Di CV. Bobofood, 2009. USU Repository © 2009 yang kecil. Perbaikan kualitas dan produktivitas akan efektif jika merupakan bagian integral dari siklus pengembangan produk dan proses produksi. Response Surface Methodology dapat digunakan untuk tujuan ini. Response Surface Methodology adalah suatu metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan titik optimum pada setting mesin yang bertujuan untuk mengurangi produk cacat semaksimal mungkin. Diharapkan dengan adanya penerapan hasil penelitian didalam proses produksi botol dilantai produksi maka dapat terjadi peningkatan produktivitas pada perusahaan yang bersangkutan.

1.2. Rumusan Permasalahan