Ekstraksi Cara Dingin Ekstraksi

15 2. Tahap propagasi, yaitu pemanjangan rantai radikal R 2 -H + R 1 • → R 2 • + R 1 -H R 3 -H + R 2 • → R 3 • + R 2 -H 3. Tahap terminasi, yaitu bereaksinya senyawa radikal dengan radikal lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagansinya rendah. R 1 • + R 1 • → R 1 -R 1 R 2 • + R 1 • → R 2 -R 1 R 2 • + R 2 • → R 2 -R 2 Zat radikal bebas yang terlalu banyak dapat menyebabkan terjadinya tekanan oksidatif oxidative stress di dalam tubuh. Tekanan oksidatif adalah suatu keadaan dimana tingkat reactive oxygen intermediate ROI yang toksik melebihi pertahanan antioksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan asam nukleat seluler, protein, dan lemak, sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu. Lemak merupakan biomolekul yang rentan terhadap serangan radikal bebas Arief, 2006. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh radikal bebas, antara lain: 1. Kerusakan DNA Kerusakan sel akibat reaktivitas senyawa radikal mengawali timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, infeksi, rheumatoid, liver, dan aging. Keadaan ini terjadi karena interaksi senyawa oksigen reaktif dengan DNA mengawali terbentuknya DNA adduct selama proses replikasi, yang berakibat terjadinya mutasi DNA. Kerusakan DNA ditunjukkan oleh bagian gula dan basa 16 yang mudah teroksidasi sehingga menyebabkan degradasi dan hancurnya single- strand Winarsi, 2007. 2. Kerusakan protein Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas dari pada polyunsaturated fatty acid PUFA, sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi jarang pada sel normal, atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi Droge, 2002. 3. Peroksidasi lemak Membran sel kaya akan sumber polyunsaturated fatty acid, yang mudah dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi, proses tersebut dinamakan peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Dari ketiga biomolekul ini, lemak merupakan biomolekul yang sangat rentan terhadap serangan radikal bebas karena memiliki ikatan π rangkap yang terdelokalisasi. Proses reaksi serangan radikal terhadap lemak berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu secara inisiasi, propagasi, dan terminasi Droge, 2002. Salah satu hasil produk degradasi lemak adalah malondialdehid MDA. Malondialdehid MDA secara luas banyak digunakan sebagai salah satu indikator peroksidasi lipid yang dapat ditentukan dalam suatu pengukuran dengan menggunakan asam tiobarbiturat Winarsi, 2007.