Hasil Uji Fitokimia HASIL DAN PEMBAHASAN

48 alkaloid.Uji alkaloid dengan pereaksi mayer menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya endapan warna putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Svehla, 1990. Reaksi yang terjadi pada uji Mayer ditunjukkan pada Gambar 14. N N K + + K 2 [HGI 4 ] + K[HGI 4 ] - Kalium-Alkaloid endapan putih Gambar 14. Reaksi Uji Mayer Marliana, et al., 2005 Hasil positif uji alkaloid juga ditunjukkan pada uji Dragendorff, hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloidSvehla, 1990. Reaksi yang terjadi pada uji Mayer ditunjukkan pada Gambar 15. N N K + + K[BiI 4 ] + [BiI 4 ] - Kalium-Alkaloid endapan Coklat muda Gambar 15. Reaksi Uji Dragendorff Marliana, et al., 2005 Hasil uji identifikasi flavonoid, saponin, dan tanin, menunjukkan hasil negatif pada kedua sampel. Keduanya tidak menunjukkan adanya perubahan yang menandakan adanya flavonoid, saponin, dan tanin. Uji flavonoid menunjukkan hasil positif bilaterbentuk endapan warna merah atau jingga. Uji saponin menunjukkan hasil positif apabila timbul busa atau buih. Sedangkan uji tanin menunjukkan hasil positif bila ditandai dengan terbentuknya warna hitam atau hijau Harborne, 1987. 49

4.4. Hasil Uji Antioksidan

Uji antioksidan minyak biji honje dilakukan dengan menggunakan metode TBA Thiobarbituric Acid. Metode ini digunakan untuk mengukur peroksidasi lipid dari asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat. Pada proses oksidasi lipid, atom H dihilangkan dan atom karbon membentuk diena terkonjugasi sehingga menghasilkan kompleks TBA-MDA yang berwarna merah Naphade, et al., 2009. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan pada waktu setimbang yaitu saat nilai absorbansi mencapai titik optimum. Waktu setimbang mengindikasikan bahwa reaksi antara pereaksi TBA dengan produk sekunder oksidasi asam linoleat telah mencapai kesetimbangan, ditandai dengan menurunnya absorbansi pada hari berikutnya.Waktu setimbang ditentukan dengan mengukur absorbansi pada rentang waktu tertentu. Pada pengukuran ini waktu setimbang diperoleh pada hari ke 7 Gambar 16. Gambar 16. Penentuan Waktu Setimbang Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 16 menunjukkan bahwa nilai absorbansi cenderung meningkat dari hari ke hari karena semakin lama waktu 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 4 5 6 7 8 Absorbansi Hari Ke- 50 penyimpanan, proses oksidasi semakin meningkat. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya kompleks TBA-MDA yang terbentuk yang mengakibatkan warna semakin pekat, sehingga nilai absorbansi meningkat. Hasil uji aktivitas antioksidan minyak biji honje, vitamin C, dan Vitamin E tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Sampel konsentrasi ppm Absorbansi inhibisi Persamaan Regresi IC 50 ppm Blanko 0,303 Vitamin C 10 0,193 36,25 y = 0,4309x + 33,641 37,96 25 0,169 44,31 50 0,121 59,97 75 0,113 62,81 100 0,070 76,89 Vitamin E 10 0,198 34,72 y = 0,4639x + 30,737 41,52 25 0,182 39,85 50 0,126 58,39 75 0,102 66,43 100 0,076 74,91 Minyak hasil Ekstraksi n-heksan 10 0,250 17,54 y = 0,4018x + 12,99 92,11 25 0,237 21,78 50 0,205 32,47 75 0,163 46,21 100 0,147 51,43 Minyak hasil Ekstraksi dietil eter 10 0,265 12,56 y = 0,3311x + 9,4561 122,45 25 0,245 19,27 50 0,227 24,93 75 0,204 32,58 100 0,170 44,02 Hasil uji aktivitas antioksidan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa peningkatan inhibisi berkaitan dengan penurunan absorbansi. Semakian kecil absorbansi yang dihasilkan maka semakin besar inhibisi. Penurunan absorbansi terjadi akibat pengurangan intensitas warna merah muda dari kompleks TBA- MDA yang berinterksi dengan senyawa antioksidan. 51 Penentuan nilai IC 50 digunakan untuk mengetahui kemampuan sampel dalam menghambat 50 aktivitas radikal bebas. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan pada minyak biji honje hasil ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar 92,11 ppm, sedangkan aktivitas antioksidan pada minyak biji honje hasil ekstraksi menggunakan pelarut dietil eter sebesar 122,45 ppm. Aktivitas antioksidan yang dimiliki kedua minyak biji honje hasil ekstraksi inilebih rendah dari aktivitas yang ditunjukkan oleh vitamin C dengan nilai IC 50 sebesar 37,96 ppm dan vitamin E sebesar 41,52. Antioksidan hanya berfungsi menghambat reaksi oksidasi dan tidak dapat menghentikan sama sekali proses autooksidasi pada lemak sehingga pada akhir proses ketengikkan akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rastuti dan Purwati, 2010 bahwa penambahan senyawa antioksidan pada minyak akan menyebabkan terhambatnya pembentukkan produk sekunder terutama malondialdehid.

4.5. Hasil Analisis GC-MS

Analisis menggunakan GCMS Gas Chromatography Mass Spectroscopy dilakukan untuk mengidentifikasi rumus molekul serta kemungkinan struktur senyawa yang terdapat pada minyak biji honje hasil ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan. Berdasarkan identifikasi tersebut diketahui bahwa sedikitnya terdapat sekitar 60 puncak spketrum kromatografi. Adapun Spektrum hasil analisis GC terdapat pada Gambar 17.