Radikal Bebas TINJAUAN PUSTAKA

16 yang mudah teroksidasi sehingga menyebabkan degradasi dan hancurnya single- strand Winarsi, 2007. 2. Kerusakan protein Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas dari pada polyunsaturated fatty acid PUFA, sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi jarang pada sel normal, atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi Droge, 2002. 3. Peroksidasi lemak Membran sel kaya akan sumber polyunsaturated fatty acid, yang mudah dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi, proses tersebut dinamakan peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Dari ketiga biomolekul ini, lemak merupakan biomolekul yang sangat rentan terhadap serangan radikal bebas karena memiliki ikatan π rangkap yang terdelokalisasi. Proses reaksi serangan radikal terhadap lemak berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu secara inisiasi, propagasi, dan terminasi Droge, 2002. Salah satu hasil produk degradasi lemak adalah malondialdehid MDA. Malondialdehid MDA secara luas banyak digunakan sebagai salah satu indikator peroksidasi lipid yang dapat ditentukan dalam suatu pengukuran dengan menggunakan asam tiobarbiturat Winarsi, 2007. 17 Tidak selamanya radikal bebas berbahaya. Tubuh menghasilkan radikal bebas karena radikal bebas juga memiliki manfaat bagi tubuh, yaitu untuk membunuh patogen yang menginvasi tubuh. Radikal bebas menjadi berbahaya jika jumlahnya berlebihan dan lebih banyak dari antioksidan yang berada di dalam tubuh, hal ini akan menyebabkan kerusakan oksidatif. Tubuh dilengkapi dengan sel-sel inflamasi seperti sel granulosit, monosit, dan makrofag, yang dapat memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat oksidan. Winarsi, 2007. Berikut beberapa contoh peranan radikal bebas sebagai senyawa oksigen reaktif dan senyawa nitrogen reaktif yang secara fisiologis berperan sebagai regulator dalam metabolisme. 1. Anion superoksida berperan dalam kemotaksis bakteri. 2. Senyawa oksigen reaktif berperan dalam proses bakterisidal dan bakteriolisis normal. Seperti diketahui, senyawa oksigen reaktif jugfa disintesis sel fagosit melalui jalur NADP oksidase, seperti radikal O 2 dan H 2 O 2 yang berperan sebagai pembunuh bakteri bakterisidal. Oleh sebab itu seseorang yang kekurangan NADP oksidase akan mudah mengalami inflamasi berulang. 3. Radikal O 2 memiliki sifat vasokonstriktor pada otot halus atau dalam fibroblas. 4. Senyawa oksigen reaktif berperan dalam sintesis DNA karena aktivitas ribonukleotida reduktase yang mengubah ribosa menjadi doksiribosa sangat bergantung pada senyawa oksogen reaktif. 5. Senyawa oksigen reaktif berperan dalam kapasitasi spermatozoid sehingga keberadaannya sangat berfungsi dalam fertilisasi. 18

2.4. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat radikal bebas sehingga antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskular, dan penuaan Gutteridge dan Halliwell, 2000. Arti lainnya, antioksidan adalah senyawa yang dapat melawan dan menetralisir radikal bebas dan memperbaiki kerusakan oksidatif pada molekul biologis Vimala, et al., 2003.

2.4.1. Sumber-sumber Antioksidan

a Antioksidan alami Antioksidan alami berasal dari tumbuhan yang sering dikonsumsi dan telah diisolasi. Antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan mengandung vitamin C 12, katekin 13, resveratrol 14, flavonoid 15, β-karoten 16, vitamin E

17, dan polifenol 18 Gambar 7 Hernani dan Rahardjo, 2006.

b Antioksidan sintetik Antioksidan sintetik diizinkan penggunaannya dalam makanan untuk menjaga mutu dan dari perubahan sifat kimia makanan akibat proses oksidasi yang terjadi terutama pada waktu penyimpanan. Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya secara luas diseluruh dunia untuk digunakan dalam makanan adalah Butylated Hidroxyanisol BHA 19, Butylated Hidroxytoluene BHT 20, dan Tert-Butylated Hidroxyquinon TBHQ 21 Gambar 7. Antioksidan tersebut merupakan antioksidan yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial Buck, 1991. 19 OH OH HO O O HO 12 13 O O 14 15 16 O HO OH HO O OH OH O O O HO OH HO O O OH OH OH HO 17 18 OH OCH 3 CCH 3 3 OH OCH 3 CCH 3 3 H 3 C 3 C OH OH CCH 3 3 19 20 21 Gambar 7. Struktur vitamin C 12, katekin 13, resveratrol 14, flavonoid 15, β-karoten 16, vitamin E 17, polifenol 18, BHA 19, BHT 20, dan TBHQ 21 O OH OH HO OH OH HO OH OH 20

2.4.2. Mekanisme Kerja Antioksidan