38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pada bulan Maret 2013
sampai bulan Februari 2014.
3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan tumbuhan dan bahan kimia.
a. Bahan tumbuhan Bahan tumbuhan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah biji honje E. elatior yang diperoleh dari Desa Cintaratu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Biji honje diambil pada musim hujan
bulan Oktober 2012. Sampel telah dilakukan determinasi tumbuhan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong, Bogor.
b. Bahan kimia Bahan kimia yang digunakan adalah n-heksan, dietil eter, etanol teknis
dan p.a, kloroform, Vitamin E Alpha-Tocopherol CLR Fostpach, Vitamin C Ascorbic Acid Merck, DMSO, Asam Linoleat 75 CLR Fostpach, TBA
Thiobarbituric Acid Merck, larutan buffer pH 7, dan pereaksi fitokimia.
39
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas, timbangan analitik, ekstraktor soklet, rotary evaporator Heidolph Laborota 4000-
Efficient, inkubator Memmert, Centrifuge Hettich EBA 20, plat aluminium TLC Thin Layer Chromatography, GC-MS Shimadzu QP-2010, Spektrofotometer
UV Perkin Elmer Lambda 25, Spektrofotometer FTIR Fourier Transform Infra Red
Spectrum One Perkin Elmer.
3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Ekstraksi
Sokletasi
Biji honje yang telah dikeringkan dan dihaluskan ditimbang, lalu dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan tali dan dimasukkan dalam tabung
ekstraktor soklet. Kemudian dituangkan pelarut ke dalam labu soklet dan dilakukan ekstraksi sampai warna pelarut di dalam tabung ekstraktor kembali
menjadi jernih. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan dan dietil eter. Temperatur disesuaikan dengan titik didih pelarut. Setelah selesai, sampel diambil
dari tabung soklet dengan pinset. Hasil sokletasi dipisahkan dari pelarut dengan cara diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Setelah diperoleh minyak,
kemudian dicari massa jenis dan dihitung rendemennya. Rendemen =
x 100 3.3.2. Penentuan Massa Jenis Densitas
Penentuanmassa jenis dilakukan menggunakan alat piknometer. Piknometer yang akan digunakan dicuci dengan akuades, dibilas dengan etanol
Massa minyak Massa sampel
40 dan dietil eter serta dikeringkan bagian dalam piknometer. Setelah kering,
piknometer ditimbang dan dicatat nilainya. Selanjutnya piknometer diisi dengan akuades hingga penuh kemudian piknometer berisi akuades tersebut dicelupkan
dalam penangas air pada suhu 25
o
C ± 0,2
o
C dan ditimbang. Piknometer yang sudah berisi akuades dibilas kembali dengan etanol dan dietil eter, dan
dikeringkan. Piknometer yang sudah kering diisi dengan minyak biji honje hingga penuh kemudian piknometer berisi minyak tersebut dicelupkan dalam penangas
air pada suhu 25
o
C ± 0,2
o
C dan ditimbang.Dihitung nilai massa jenisnya.
3.3.3. Uji Fitokimia
a. Identifikasi Alkaloid dengan metode Culvenor-Fitzgerald Harborne, 1987 Sampel dicampur dengan 5 mL kloroform dan 5 mL amoniak kemudian
dipanaskan, dikocok dan disaring. Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 2 N pada masing-masing filtrat, kemudian kocok dan didiamkan. Bagian atas dari masing-
masing filtrat diambil dan diuji dengan pereaksi Mayer, bourchardat, dan Dragendorf. Terbentuknya endapan jingga, cokelat, dan putih menunjukkan
adanya alkaloid. b. Identifikasi Flavonoid Harborne, 1987
Sampel dicampur dengan 5 mL etanol, dikocok, dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian disaring. Kemudian ditambahkan Mg 0,2 g dan 3 tetes HCl pekat
pada masing-masing filtrat. Terbentuknya warna merah pada lapisan etanol menunjukkan adanya flavonoid.