dan polifenol 18 Gambar 7 Hernani dan Rahardjo, 2006.

20

2.4.2. Mekanisme Kerja Antioksidan

Antioksidan dalam menghambat jalannya reaksi oksidasi dapat melalui beberapa cara, yaitu mekanisme donor proton, radical scavenger, oxygen quencher, inhibisi dengan enzim, dan sinergis Gordon, 1990. Peranan antioksidan khususnya antioksidan fenolik dalam peroksida lipid dapat digambarkan sebagai berikut: ROO• + AH → ROOH + A• RO• + AH → ROH + A• R• + AH → RH + A• HO• +AH → H 2 O + A• Pada reaksi tersebut antioksidan AH bertindak sebagai donor hidrogen, di mana hidrogen tersebut akan berikatan dengan radikal bebas ROO•, RO•, R•, dan HO• dari lemak atau minyak sehingga membentuk senyawa yang stabil. Pemberian atom hidrogen ini juga merupakan tahap awal dari mekanisme antioksidan melalui radical scavenger pemerangkap radikal. Radikal baru yang terbentuk yaitu A• dapat langsung bergabung dengan radikal-radikal lain membentuk senyawa yang tidak reaktif. Beberapa contoh radical scavenger adalah Vitamin C 12, β-karoten 16, vitamin E tokoferol 17, BHA 19, dan BHT 20 Winarsi, 2007. Berdasarkan fungsinya, antioksidan dikelompokkan menjadi antioksidan primer dan antioksidan sekunder. 21 1. Antioksidan primer Antioksidan primer yaitu antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipid lalu mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil. Antioksidan primer bekerja untuk mencegah terbentuknya reaksi berantai radikal bebas dengan melepaskan hidrogen sehingga tidak mampu lagi untuk bereaksi. Contohnya adalah enzim SOD Superoxide Dismutase yang berfungsi sebagai pelindung sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Antioksidan primer seperti enzim SOD Superoxide Dismutase, enzim katalase, dan enzim glutation peroksidase. Gordon, 1990. 2. Antioksidan sekunder Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Antioksidan sekunder seperti vitamin C, vitamin E, β-karoten, bilirubin, albumin, asam eritrobat D-isomer asam askorbat dan garam sodiumnya, dilauril tiopropionat Gordon, 1990.

2.4.3. Uji Antioksidan Metode Thiobarbituric Acid TBA

Metode TBA digunakan untuk mengetahui tingkat peroksidasi lipid. Pada pH rendah dan suhu tinggi 100°C, ikatan malondialdehid–TBA akan berubah menjadi kompleks MDA-TBA berwarna merah muda yang dapat diukur pada panjang gelombang 532 nm Naphade, et al., 2009. Senyawa tiga karbon malondialdehid MDA adalah produk dekomposisi utama karbonil pada proses autooksidasi dari lipid tak jenuh. Menurut Jiun 2007, asam linoleat adalah suatu asam lemak yang memiliki gugus fungsi –COOH. Campuran asam linoleat dan etanol dalam larutan 22 sampel akan membentuk ester minyak atau lemak yang dilakukan secara sintetik dan berfungsi sebagai sampel lipid Gambar 8. CH 3 CH 2 4 CH=CHCH 2 CH=CHCH 2 7 COOH + C 2 H 5 OH Asam linoleat Etanol CH 3 CH 2 4 CH=CHCH 2 CH=CHCH 2 7 COOC 2 H 5 + H 2 O Lipid Air Gambar 8. Reaksi antara Asam Linoleat dan Etanol untuk Pembentukan Lipid Jiun, 2007 Asam linoleat yang bereaksi dengan etanol akan menghasilkan lipid. Oksidasi lipid akan membentuk radikal peroksida Gambar 9. Pada asam linoleat, reaksi inisiasi terjadi pada C11, membentuk radikal karbon. Atom H diambil dari asam linoleat menghasilkan radikal bebas. Jika radikal bebas sudah terbentuk, radikal ini akan bereaksi dengan O 2 membentuk radikal peroksil dan selanjutnya dapat mengambil H dari molekul tak jenuh yang lain untuk menghasilkan peroksil dan dan radikal bebas baru. Reaksi terjadi secara terus–menerus atau disebut pula sebagai reaksi berantai Deman, 1997. Reaksi terminasi terjadi ketika radikal peroksil bereaksi dengan senyawa antioksidan. Produk yang dihasilkan berupa hidroperoksida dan radikal antioksidan yang stabil Poedjiadi, 2007.