23
LOO
.
Rantai panjang asam lemak tak jenuh LH R
R Radikal peroksil
CH
3
CH
3
O O
•
LH X
Radikal bebas XH
O
2
CH
3
CH
3
O OH
L
Hidroperoksida lemak CH
3
CH
•
CH
3
L
CH
3
CH
•
CH
3
Peroksida siklik Penataan ulang
L
CH
3
CH
3
O O
O O
H H
Malondialdehid +
Gambar 9. Reaksi Pembentukan Peroksidasi Lipid Singh, et al., 2001 Deteksi spektrofotometer dari senyawa kompleks MDA-TBA telah
digunakan secara luas pada oksidasi makanan dan jaringan biologi. Prinsip dasar dari metode ini adalah reaksi yang terjadi antara 1 molekul MDA dengan 2
molekul TBA sehingga menghasilkan senyawa kompleks MDA-TBA berwarna merah muda, yang dapat diukur dengan spektrofotometer Tokur, et al., 2006.
Reaksi pembentukan kompleks MDA-TBA dapat dilihat pada Gambar 10.
N H
N H
O S
O O
O H
H N
N OH
S OH
N NH
O H
OH SH
2 +
+ 2H
2
O
Gambar 10. Reksi Pembentukan Kompleks MDA-TBA Sugiman, 2000
2.5. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan yang banyak digunakan dalam proses pemurnian dan identifikasi senyawa kimia pada tanaman
obat. Prinsip KLT adalah pemisahan komponen berdasarkan distribusinya pada
24 fase diam dan fase gerak. Komponen yang memiliki interaksi lebih besar terhadap
fase diam akan tertahan lebih lama. Sebaliknya, komponen yang memiliki interaksi lebih kecil terhadap fase diam akan bergerak lebih cepat. Fase diam yang
umum digunakan pada KLT adalah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa Adnan, 1997.
Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik
ascending, atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun descending. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan
lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih
sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat Gholib dan Rohman, 2007.
Beberapa keuntungan kromatografi lapis tipis antara lain: kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis; identifikasi pemisahan
komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet; dapat dilakukan elusi secara menaik
ascending, menurun descending, atau dengan cara elusi 2 dimensi; dan ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak Gholib dan Rohman, 2007.
2.5.1. Fase diam KLT
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata
25 partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin
baik kinerja KLT dalam hal efisiensinya dan resolusinya. Penyerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi
yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorpsi. Lapisan tipis yang digunakan sebagai penyerap juga dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi, resin
penukar ion, gel ekslusi, dan siklodekstrin yang digunakan untuk pemisahan kiral. Beberapa penyerap KLT serupa dengan penyerap yang digunakan pada KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Kebanyakan penyerap dikontrol keteraturan ukuran partikel dan luas permukaannya Gholib dan Rohman, 2007.
2.5.2. Fase gerak KLT
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang paling
sederhana adalah campuran dua pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat
terjadi secara optimal Gholib dan Rohman, 2007. Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak:
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif.
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi zat terlarut yang
berarti juga menentukan nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit