Hasil Analisis FTIR HASIL DAN PEMBAHASAN

63 Gugus fungsi C=O dan C–O yang muncul pada spektrum FTIR diperkirakan berasal dari senyawa asam askorbat-2,6-diheksadekanoat, ini diperkuat dengan hasil analisis spektrofotometri UV yang menunjukkan adanya ikatan gugus kromofor ikatan C=O. Namun, gugus fungsi –OH yang terdapat pada senyawa asam askorbat-2,6-diheksadekanoat muncul dengan serapan yang sangat rendah pada bilangan gelombang 3650 cm -1 . Hal ini dapat disebabkan gugus –OH pada senyawa tersebut telah terdegradasi. Hasil identifikasi gugus fungsi menggunakan spektrofotometri inframerah ditunjukkan pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Analisis Spektrometer Inframerah Bilangan Gelombang cm -1 Rentang Bilangan Gelombang cm -1 Prakiraan Gugus Fungsi 2924,22 dan 2856,23 3000-2840 Uluran C–H –CH 2 – 1746,67 dan 1715,89 1750-1350 Uluran C=O 1459,64 dan 1377,53 1465-1355 Tekukan C–H –CH 3 1239,96; 1163,46; dan 1119,39 1260-1000 Uluran C–O 722,62 720 Tekukan C–H –CH 2 –

4.9. Mekanisme Reaksi Antioksidan

Senyawa yang diperoleh pada penelitian ini belum murni, sehingga aktivitas antioksidan yang diperoleh merupakan sinergi antara beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Namun demikain, pada Gambar 29 ditunjukkan mekanisme reaksi antioksidan dari salah satu senyawa yang diperoleh, yaitu asam askorbat-2,6-diheksadekanoat. 64 R R Rantai panjang asam lemak tak jenuh LH X Radikal bebas XH LOO . Radikal peroksil R R O O • O 2 R R O OH R R O O • R CH • R R CH • R Penataan ulang L L + H + CH 3 O O O O CH 2 14 O CH 3 O CH 2 14 O OH + CH 3 O O OH O CH 2 14 O CH 3 O CH 2 14 O OH Gambar 29. Mekanisme Reaksi Antioksidan 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap minyak biji honje, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Minyak biji honje E. elatior hasil ekstraksi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut n-heksan diperoleh rendemen sebesar 2,75 lebih besar daripada ekstraksi menggunakan metode yang sama dengan pelarut dietil eter sebesar 1,94. 2. Nilai aktivitas antioksidan IC 50 yang ditunjukkan oleh minyak biji honje hasil ekstraksi pelarut n-heksan adalah 92,11 ppm, lebih baik dari aktivitas minyak biji honje hasil ekstraksi dengan dietil eter adalah 122,45 ppm. Namun aktivitas keduanya lebih rendah jika dibandingkan dengan vitamin C 37,96 ppm dan vitamin E 41,52 ppm. 4. Hasil analisis GCMS minyak biji honje hasil ekstraksi pelarut n-heksan menunjukkan komponen dengan luas area tinggi yangdi duga memiliki aktivitas antioksidan yaitu eukaliptol 4,46, oktadek-9-asam enoat 31,25 dan asam askorbat-2,6-diheksadekanoat 12,55. 5. Karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya gugus kromofor C=O pada 272,73 nm. Sedangkan analisis FTIR menunjukkan adanya gugus –CH 2 – alifatik 2924,22 dan 2856,23 cm -1 , gugus fungsi C=O 1746,67 dan 1715,89 cm -1 , –CH 3 alifatik 1459,64 dan