Pengertian Nilai Religius Hakikat Nilai Religius

Secara garis besar, kriteria-kriteria religius dalam sebuah karya sastra khususnya novel dikemukakan oleh Atmosuwito sebagai berikut: 13 a. Penyerahan diri, tunduk dan taat Penyerahan diri dalam Islam diartikan sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah Swt. Penyerahan diri merupakan makna yang terkandung dalam Islam. Artinya, sebagai hamba Allah, manusia harus berserah diri dan tunduk kepada-Nya atas segala ketetapan, perintah, dan larangan-Nya. Segala bentuk penyerahan diri manusia kepada Allah Swt dilakukan dengan mengikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. b. Kehidupan yang penuh kemuliaan Mulia adalah keinginan setiap manusia, namun tidak setiap manusia mengetahui hakekat kemuliaan. Kemuliaan yang hakiki adalah mulia di sisi Allah. Mulia di sisi Allah pasti mendatangkan keberkahan yang sebenarnya. Satu-satunya ukuran menilai seseorang mulia di sisi Allah atau tidak adalah ketaqwaaan. Jika seseorang sudah mencapai derajat taqwa, dia telah mulia di sisi Allah. Semakin tinggi tingkat ketaqwaannya, semakin mulia kedudukannya di sisi Allah. c. Perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan Penyebab hati gelisah memang banyak, tetapi intinya semua kegelisahan sebenarnya datang dari persepsi manusia itu sendiri. Sehebat apa pun masalah yang dialami, tetapi kalau manusia itu mempunyai persepsi yang benar tentang masalah tersebut maka hati tidak akan gelisah. Sebenarnya kegelisahan tidak ada hubungannya dengan apa yang ada di luar diri manusia, tetapi terkait dengan bagaimana kita mengelola perasaan. Solusi untuk tidak gelisah ketenangan hati adalah dengan berzikrullah mengingat Allah Swt. 13 Subijantoro Atmosuwito, op. cit., h. 123-124 d. Perasaan berdosa Tindakan nilai merupakan hal asasi yang terpenting untuk menentukan sesuatu baik atau buruk. Kalau hal ini sudah jelas maka kita akan bisa berkata perbuatan saya salah atau perbuatan saya baik, maka berdosalah saya jika demikian dan berpahalalah tindakan saya jika demikian. Islam menekankan setiap tindakan harus dilandasi niat lillahitaala karena Allah taala untuk membedakan tindakan etis selain Allah, sehingga jika tidak dilandasi niat karena Allah, maka perbuatannya tidak diterima oleh Allah Swt. e. Perasaan takut Takut kepada Allah adalah sifat orang yang bertaqwa, dan ia juga merupakan bukti imannya kepada Allah. Oleh karenanya, seseorang semakin ia mengenal Rabb-nya dan semakin dekat ia kepada Allah Ta’ala, akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah. f. Mengakui kebesaran Tuhan Ketika salat pertama-tama yang dilakukan adalah takbir, yaitu mengucapkan ―Allahu Akbar‖. Ucapan ini sebagai ungkapan pengakuan bahwa tidak ada yang besar selain Allah. Semuanya lemah, semuanya rapuh, semuanya tak berdaya, kecuali Allah. Jika manusia telah mengakui kebesaran Allah, maka sebagai konsekuensinya adalah lebih mengutamakan perintah Allah daripada perintah yang lain dan lebih mengutamakan menjauhi larangan Allah daripada larangan yang lain.

B. Hakikat Novel

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari kata novella Italia yang secara harfiah berarti ―sebuah barang baru yang kecil‖. Istilah novel sama dengan istilah roman. Kata novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novellus yang diturunkan dari kata noveus yang berarti baru. Kata novel ini kemudian berkembang di Inggris dan Amerika, sedangkan istilah roman berasal dari genre romance dari Abad Pertengahan yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda, Perancis, dan bagian Eropa daratan lain. Berdasarkan asal-usul istilah tersebut, perbedaan antara roman dan novel terletak pada bentuk, yaitu novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama. Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar pendangan pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konpensi penulisan . 14 Jassin dalam Nurgiyantoro mendefinisikan novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih mengenai sesuatu episode. 15 Pengertian novel menurut Sudjiman adalah prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. 16 Novel cenderung bersifat meluas dan kompleks. Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas dapat berarti cerita dengan plot alur yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan latar setting cerita yang beragam pula. Namun, ukuran luas ini pun tidak mutlak, bisa terjadi hanya salah satu unsur fiksi saja, misalnya tema, sedangkan karakter, latar, dan lain-lainnya bersifat tunggal. Sebagai bentuk sastra, novel bahasa Jerman adalah sebuah bentuk Dichtung; dan dalam bentuknya yang paling sempurna, novel merupakan epik modern. 17 Ada juga yang beranggapan bahwa novel 14 A.R. Zaidan, Kamus Istilah Sastra, Jakarta:Balai Pustaka, 2004, h. 136. 15 Burhan Nurgiyantoro, op. cit.,h. 16 16 P. Sudjiman, Memahami Cerita Rekaan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1998, h. 53 17 Rene Wellek Austin W., Teori Kesusastraan Terj. Melani Budianta, Jakarta: Gramedia, 1993, h. 276.

Dokumen yang terkait

NILAI MORAL DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

29 264 121

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah

2 51 147

Nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

19 99 77

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 50 56

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL OPERA INDONESIA KARYA JOKO SANTOSO HP (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA).

0 7 18

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 11 13

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 7 18