Alur Unsur Intrinsik Novel Opera Van Gontor

Selain itu, tokoh Amroeh dalam menjalankan masa-masa di pesantren selalu menanamkan buih-buih kesabaran, sehingga ia mampu menyelesaikan studinya sampai selesai. Apa pun yang aku alami, aku bersyukur dapat keluar dari saat-saat kritis itu. Aku mampu menyerap segala yang ada di Gontor, positif maupun negatif dengan apa adanya. Aku mampu mengikuti arus dengan penuh ketabahan. Semua yang aku alami, kuyakini akan bermanfaat untuk kehidupan nanti. 13 Tokoh lain dalam cerita ini adalah Najib, ia merupakan teman seperjuangan Amroeh, lain halnya dengan tokoh Amroeh, karakter Najib di novel ini cenderung cengeng, hal ini dapat dilihat dari tuturan langsung ketika tokoh Amroeh dan Najib ingin berangkat ke Gontor. Menurutku aneh, Najib menangis terisak. Dik Muhdi bertanya, ―Lho, kok nangis Jib, ada apa? yang ditanya tidak menjawab, hanya Mas Ghozi yang menimpali, ―dia sedih berpisah dengan rumah.‖ Semua tertawa. 14 Selanjutnya adalah tokoh Ayah dan Ibu. Seperti kebanyakan di kehidupan sehari-hari, tokoh Ayah cenderung mempunyai sifat bijaksana. Hal ini dapat dilihat ketika tokoh Amroeh tidak dapat menjual kalender yang telah ditugaskan oleh pihak pondok untuk dijual ketika liburan di kampung halaman. Namun beberapa hari kemudian Bapak mengatakan, ―Ya sudah, kalau kamu tidak mampu menjualkan kalender, tidak usah dipaksak an. Nanti Bapak yang akan membayar.‖ 15 Seperti halnya seorang ayah, tokoh ibu pun mempunyai sifat bijaksana dan penuh kasih sayang, hal ini dapat dilihat ketika teman- teman Amroeh berkunjung ke rumah Amroeh. ―Sudahlah, Bapak dan Ibu tidak merasa keberatan dan tidak merasa direpoti dengan bermalam, dan berbuka, bersahurnya mereka di sini Biarkan mereka di berada di sini, 13 Ibid., h. 229. 14 Ibid., h. 16-17. 15 Ibid., h. 117-118. mari kita sambut dan kita layani sebagaimana layaknya tamu, dan ingat, mereka adalah teman- temanmu juga‖ 16 Tokoh lain yang tidak kalah penting dalam novel ini adalah Pak Zar. Dalam novel ini Pak Zar merupakan tokoh yang disegani oleh para santri. Ia merupakan Kyai di pondok pesantren Gontor. Sikap tegas yang ia berikan semata-mata untuk kebaikan para santri dalam menjalankan kehidupan di Gontor. ―Untuk itu diperlukan kemauan dan tekad diri yang kuat membara dan yang sebenar-benarnya dalam meninggalkan semua hal-hal yang negatif itu yang mungkin merupakan kebiasaan- kebiasaan yang kamu bawa dari rumah atau daerah masing- masing.‖ ―Untuk berubah itu harus dicetuskan, ditekadkan dan dimulai oleh dirimu sendiri, tidak perlu didorong-dorong orang lain.‖ ―Berubahnya kamu hanya dari tekadmu sendiri, bukan dari orang lain‖ 17 Ketegasan tokoh Pak Zar tidak hanya dapat dilihat dari kutipan di atas, melainkan ketika dia menyatakan sesuatu di hadapan santri dalam memperingati PERSEMAR Peringatan Sembilan Belas Maret. ―Kejadian ini hampir tiga tahun lalu, dan tidak boleh terulang lagi untuk hari ini dan seterusnya Gerakan makar semacam ini sungguh merusak segala tatanan, termasuk tatanan keikhlasan yang akan terus dikembangkan di Gontor. Kalau tidak sepakat dengan yang ada di Gontor, tidak usah merusak di sini, keluar saja dengan baik-baik. Gontor tidak akan dapat diarahkan ke arah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan tidak benar. Mereka sungguh terkutuk‖ 18 Selain tokoh Pak Zar, ada juga tokoh Pak Sahal. Dia pun merupakan kyai di pondok pesantren Gontor. Pak Sahal merupakan sosok yang bijaksana, dapat memberikan contoh yang baik kepada para santri. Penggambaran watak tokoh tersebut diungkapkan melalui tuturan 16 Ibid., h. 120. 17 Ibid., h. 62. 18 Ibid., h. 82. langsung pengarang. Perhatikan bagaimana pengarang menggambarkan tokoh Pak Sahal. Sewaktu Pak Abdullah Syukri menjadi imam salat Jumat, beliau sempat khilaf melafalkan ayat Alquran, kemudian dibetulkan Pak Sahal yang bermakmum di belakang beliau – yang dapat menjadi contoh kongkret bagi segenap jamaah khususnya santri bagaimana cara makmun membetulkan kekhilafan imam yang bisa terjadi pada imam mana pun dan siapa pun. 19 Berikutnya adalah tokoh Mboke dan Pake. Tokoh ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam melayani urusan makan selama tokoh Amroeh berada di pesantren. Mereka mempunyai sifat kasih sayang dan lemah lembut yang membuat tokoh Amroeh merasa nyaman. Penggambaran watak kedua tokoh tersebut diungkapkan melalui tuturan langsung pengarang. Perhatikan bagaimana pengarang menggambarkan tokoh Mboke dan Pake. ―Aku merasa begitu keras hidup di sini. Sikap Mboke dan Pake yang begitu lembut, sungguh sangat membantuku dalam mendapatkan keseimbangan batin.‖ 20 4. Latar Pada dasarnya, latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa- peristiwa yang sedang berlangsung. 21 Latar berkaitan dengan tempat, waktu, dan situasi sosial suatu cerita. Penggambaran latar dalam novel Opera Van Gontor adalah sebagai berikut: a. Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggambaran latar tempat dalam novel Opera Van Gontor adalah sebagai berikut: 1 Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo 19 Ibid., h. 79. 20 Ibid., h. 265. 21 Stanton., op.cit., h. 35.

Dokumen yang terkait

NILAI MORAL DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

29 264 121

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah

2 51 147

Nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

19 99 77

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 50 56

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL OPERA INDONESIA KARYA JOKO SANTOSO HP (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA).

0 7 18

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 11 13

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 7 18