Amanat Unsur Intrinsik Novel Opera Van Gontor
tunduk dan taatnya kepada Tuhan yang Maha Esa. Penulis menonjolkan nilai-nilai religiusnya dengan penggambaran kata-kata yang begitu indah
dan bermakna sehingga pesan akan nilai religius dapat tersampaikan secara utuh dan menyeluruh.
Peristiwa yang dialami oleh tokoh aku ketika ia di Gontor adalah sebuah bentuk perasaan tunduk dan taat seorang hamba kepada Tuhannya
untuk amanah dalam menjaga setiap barang-barang yang ada sebagaimana sahabat rasul melakukannya, seperti yang guru kisahkan
padanya.
“Aku tetap berbaik sangka kepada semua kawan baru, tapi
demi kebaikan bersama aku harus menjaga barang-barangku dengan baik melakukan pengamanan sewajarnya, baru kemudian
aku berpasrah kepada Allah. Begitulah langkah-langkah menjaga barang dengan aman sesuai kisah-kisah para sahabat Rasullulah
yang kuketahui dari cerita guruku di MI dan buku yang pernah
aku baca.‖
48
Tokoh Aku dalam kutipan novel digambarkan sebagai seorang yang memiliki nilai religius. Sisi kebatinan dirinya untuk mengikuti apa
yang dilakukan para sahabat rasul, merupakan sebuah bentuk pengejawantahan diri seorang manusia dalam bentuk nyata. Pada
peristiwa di Gontor ia mempraktikkan segala hal terutama cara menjaga barang dengan baik dan wajar, penulis ingin menonjolkan sisi ketaatan
diri seorang manusia kepada sang pencipta dengan cara amanah dalam menjaga sesuatu yang telah dimiliki.
Perbuatan amanah yang dilakukan oleh tokoh Aku merupakan suatu perbuatan yang ia amalkan demi tercapainya rasa tunduk dan taat
pada Tuhan-Nya, karena amanah merupakan salah satu perbuatan yang dimiliki rasul. Tokoh Aku menjadi religius ketika ia menjaga barang
yang telah Tuhan titipkan pada dirinya. Penggambaran nilai-nilai religius selanjutnya dikisahkan penulis
dengan perasaan tunduk dan taat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
48
Ibid., h. 34.
Maha Esa. Ketika ia menunjukkan akan pengakuan seorang manusia terhadap sang pencipta. Ia tidak pernah berharap selain kepada-Nya dan
ia pun meminta hanya kepada-Nya. Dari kutipan berikut, menggambarkan bahwa kebutuhan manusia
yang utama ialah memenuhi rasa ketentraman hati, dan perasaan yang sepenuhnya diserahkan kepada Ilahi coba tokoh Aku curahkan hanya
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Aktivitas yang tokoh Aku lakukan di Gontor dan segala macam masalah yang ada ia selalu curahkan hanya
untuk Allah sepenuhnya. Si Aku sangat sadar akan ketergantungan sebagai hamba kepada
Allah dan ia sadar hanya mendekatkan dirilah yang akan memberikannya ketentraman hati. Tokoh Aku merupakan sosok manusia yang selalu
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. ―Dalam menghadapi berbagai problem di Gontor, setelah
merenung beberapa waktu, sebenarnya yang aku perlukan hanyalah menjalankan aktivitas mendekatkan diri sepenuhnya
kepada yang kuasa, titik. Aktivitas itu semacam pelaksanaan teori yang diistilahkan oleh para sufi sebagai semacam uzlah,
begitulah.‖
49
Ketaatan, rasa tunduk dan penyerahan diri yang utuh ia selalu upayakan untuk dilakukan. Tergambar pada kutipan di atas, ia ingin
melakukan uzlah suatu pendekatan teori kepada yang kuasa agar berbagai macam problem yang ada dapat ia hadapi.
Uzlah yang ia tahu secara teoretis yaitu mendekatkan diri sepenuhnya kepada yang kuasa, dilakukannya untuk menjalankan
perbuatan yang dilakukan para sufi. Ia ingin mendekatkan diri sepenuhnya kepada sang pencipta, agar ia mampu menjalankan
kehidupannya di Gontor. Dari uraian di atas, penulis menunjukkan nilai religius yang
kental lewat beberapa kutipan novel yang disajikan dengan
49
Ibid., h. 138.