Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI a. Pengertian PMRI

belajar matematika siswa. Barlow mengatakan bahwa kecemasan matematika mempengaruhi hasil belajar, semakin rendah kecemasan matematika maka hasil belajar tinggi dan demikian sebaliknya. Menurut Pranoto dalam semiloka mengatakan bahwa penyebab dari rasa cemas atau ketakutan siswa akan matematika adalah: 26 1 . Penekanan berlebihan pada hafalan semata 2 . Penekanan pada kecepatan berhitung 3 . Pengajaran otoriter 4 . Kurangnya variasi mengajar Dari penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa kecemasan dalam belajar matematika adalah suatu emosi dari seseorang terhadap pelajaran matematika yang menunjukkan adanya suatu bahaya yang harus dihindari atau adanya kemungkinan kegagalan dalam merespon matematika tersebut. Istilah pendekatan merujuk pada terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan merupakan jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendekatan dapat diartikan sebagai “titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. 27 Pendekatan sangat menentukan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan mempunyai pengaruh besar terhadap hasil belajar yang diharapkan. Mengingat kedudukan mata pelajaran matematika yang demikian penting dalam rencana pelajaran diberbagai jenjang pendidikan. 26 http:p4tkmatematika.org200811guru -kunci-utama-atasi-fobia-matematika 21 Juni 2010 jam 10:05 27 Wina Sanjaya, , h.125 Mengatasi Fobia Pada Anak di Bandung Strategi Pembelajaran ....

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI a. Pengertian PMRI

Oleh karena itulah sebelum melaksanakan pengajaran guru sebaiknya perlu memikirkan terlebih dahulu pendekatan apa yang tepat yang akan diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan . Pendekatan PMRI merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan didikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda oleh Fruedenthal pada tahun 1971 yang dikenal dengan nama . Menurut Teffers pengembangan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, terutama di negeri Belanda, telah dilakukan selama tak kurang 30 tahun dan telah membawa hasil bahwa “terdapat 75 sekolah - sekolah di negeri Belanda telah menggunakan pendekatan realistik”. 28 Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik. Zulkardi mendefinisikan pendekatan RME atau PMRI adalah ”teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal - hal yang nyata real bagi siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan menggunakan matematika itu untuk menyelesa masalah baik secara individu maupun kelompok”. 29 Oleh sebab itu, pendekatan PMRI merupakan suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika di Indonesia. PMRI dikembangkan berdasarkan dua pandangan Hans Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan penting Fruedenthal adalah “ matematika harus 28 Erman Suherman, … , h. 145 29 Zulkardi. 2001. , Makalah disajikan pada seminar sehari di UPI Bandung tanggal 4 April 2001 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI Realistic Mathematics Education RME Strategi RME: Teori, Contoh Pembelajaran dan Taman Belajar di Internet dihubungkan dengan realitas dan matematika sebagai akt itas manusia y” . 30 Berdasarkan pemikiran tersebut PMRI mempunyai ciri antara lain, pembelajaran matematika yang berorientasi pada pendekatan PMRI harus dekat dengan kehidupan sehari - hari dan sesuai dengan pengalaman anak. Dalam kaitannya dengan matematika, anak harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep mate sebagai akibat dari pengalaman anak dalam berinteraksi d engan dunia nyata. Menurut Blum Niss, dunia nyata adalah segala sesuatu di luar mat ematika, seperti mata pelajaran lain selain matematika, atau kehidupan sehari- hari dan lingkungan sekitar kita. Sementara itu, De Lange mendefinisikan dunia nyata sebagai suatu dunia yang konkrit, yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika. Menurut Ratu, pembentukan konsep matematika dapat dianalogikan dengan fenomena gunung es, dimana bagian dasar gunung es lebih besar daripada bagian atas. 31 Oleh karena itu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI terjadi mela l ui tiga tahapan. Tahapan tersebut adalah tahapan dunia nyata, tahapan pembentukan skema, dan tahapan pembangun pengetahuan. Adapun tahapan - tahapan tersebut tergambar melalui fenomena gunung es berikut ini: 30 Zulkar di. 2001. , Makalah disajikan pada seminar sehari di UPI Bandung tanggal 4 April 2001 31 Ratu Ilma Indra Putri, , dalam http:p4mriunsri.files.wordpress.com200911sinopsis_disertasi_ratu_ilma_unsri_20101.pdf diakses pada 9 Oktober 2010, pukul 12:16 a human activit RME: Teori, Contoh Pembelajaran dan Taman Belajar di Internet Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Bentuk Tes Formatif Ter hadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Intelegensi Siswa SD di Palembang Konsep dasar yang berada pada dasar gunung es harus dibentuk terlebih dahulu sebelum menuju kepada matematika yang lebih abstrak. Konsep dasar yang digunakan guru dalam mengawali proses pembelajaran matematika tersebut adalah dengan tahapan dunia nyata, yaitu dengan mengambil konteks yang sudah dikenali siswa dan menggunakan model sehari- hari yang dekat dengan siswa. Karena dengan konteks dunia nyata, pemahaman dasar siswa akan lebih kuat seperti yang digambarkan oleh dasar gunung es tersebut. Oleh karena itu, tahapan dunia nyata sangat berperan dalam proses pembentukan skema dan pengembangan pengetahuan sebagai langkah menuju matematika yang lebih formal atau abstrak. Sedangkan Treffers membedakan dua macam matematisasi, yaitu dan . 32 Pada tipe siswa mengubah persoalan sehari - hari menjadi persoalan matematika sehingga dapat diselesaikan atau situasi nyata diubah ke dalam simbol- simbol dan model - model matematika. Seda ngkan pada tipe proses pengorganisasian kembali menggunakan matematika itu sendiri, dimana proses matematika pada tahap ini adalah 32 Supinah, , Yogjakarta: Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008, h.14 matematisasi horizontal matematisasi vertikal matematisasi horizontal matematisasi vertikal Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP Gambar. 2 “Fenomena Gunung Es” penggunaan simbol, lambang, kaidah - kaidah matematika yang berlaku secara umum . Gambar 2.1 menunjukkan dua proses matematisasi yang berupa siklus dimana real world atau masalah kehidupan sehari - hari tidak hanya sebagai sumber matematisasi tetapi sebagai area untuk mengapli kan kembali matematika. Menurut De Lange, mula - mula mengidentifikasikan bagian dari matematika yang bertujuan untuk mentransfer suatu masalah yang dinyatakan secara matematika, melalui penskemaan serta menemukan keteraturan dan hubungan yang diperlukan untuk mengidentifikasikan matematika secara khusus ke dalam konteks umum. Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam proses antara lain: 33 1 . Pengidentifikasian matematika khusus dalam konteks umum 2 . Membuat skema 3 . Perumusan dan pemvisualan masalah dalam cara yang berbeda 4 . Penemuan relasi hubungan 5 . Penemuan keteraturan 6 . Pengenalan aspek isomorphic dalam masalah- masalah yang berbeda 33 Erna Suwangsih, , h 134 matematisasi horisontal Model Pembelajara n... Real World Mathematization and Reflection Abstraction and Formalization Mathematization in Aplication Gambar. 3 “Konsep dan Aplikasi Matematika ” 7 . Pentransferan ke dalam 8 . Pentransferan ke dalam suatu model matematika yang diketahui. Adapun aktivitas - aktivitas yang memuat komponen adalah sebagai berikut: 34 1 . Menyatakan suatu hubungan dalam suatu rumus 2 . Pembuktian keteraturan 3 . Perbaikan dan penyesuaian model 4 . Penggunaan model -model yang berbeda 5 . Pengkombinasian dan pengintegrasian model-model 6 . Perumusan suatu konsep matematika baru 7 . Penggeneralisasian. Berdasarkan matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, pendeka tan dalam pendidikan matematika dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: dan . 35 1 . atau pendekatan tradisional, yang menganggap bahwa manusia ibarat komputer, sehingga dapat diprogram dengan cara l atihan untuk mengerjakan perhitungan. 2 . , bahwa dunia adalah kenyataan , dimana siswa dihadapkan dengan situasi yang mengharus kan mereka menggunakan aktivitas dan cenderung mengabaikan . Treffers mengatakan bahwa pendekatan ini secara umum jarang digunakan dalam pendidikan matematika. 3 . atau matematika modern, lebih menekankan dan cenderung mengabaikan 34 Erna Suwangsih, , h 135 35 Erman Suherman, , h. 145 real world problem mathematical problem real world problem matematisasi vertikal mechanistic, empiristic, structuralistic realistik Mechanistic Empiristic matematisasi horizontal matematisasi vertikal Structuralistic matematisasi vertikal matematisasi Model Pembelajara n... Strategi… , pendekatan ini dipraktekkan dalam ‘ ’ yaitu membangun konsep berdasarkan pada teori himpunan. 4 . yaitu pendekatan yang menggunakan suatu dunia nyata atau konteks sebagai titik tolak dalam belajar matematika. ini memberikan perhatian yang seimbang antara pematematikaan horizont al dengan pematematikaan vertikal dan disampaikan secara terpadu melakukan aktivitas untuk mengidentifikasikan masalah matematika secara informal dan kemudian dengan menggunakan siswa dapat memulai pembentukan skema. Pengkategorian keempat pendekatan tersebut didasarkan aspek matematisasi atau dalam masing - masing pendekatan tersebut digambarkan pada tabel berikut: 36 Mekanistik - - Empristik + - Strukturalistik - + Realistik + + Berdasar kan hal ini tampak bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik memberi perhatian yang cukup besar, baik pada kegiatan m atematisasi horisontal maupun vertikal jika dibandingkan dengan tiga pendekatan yang lain. 36 Suryanto, , Cakrawala Pendidikan, No.3 Vol 19, Juni 2000, h. 12 horizontal new mat h Realistik, matematisasi horizontal matematisasi vertikal horizontal vertikal Pendekatan Realistik Suatu Inovasi Pembelajaran Matematika Tabel. 1 “Kategori pendekatan -pendekatan matematika” Jenis Pendeka tan Matematika Horizontal Matematika Vertikal De Lange mengungkapkan bahwa teori PMRI terdiri dari 5 lima karakteristik, yaitu : 37 1 . Menggunakan masalah kontekstual sebagai titik belajar matematika 2 . Menggunakan model atau jembatan dengan intrumen vertikal 3 . Menggunakan kontribusi murid 4 . Interaktivitas 5 . Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya PMRI mencerminkan pandangan matematika mengenai bagaimana anak belajar matematika dan bagaimana matematika harus diajarkan. Pandangan ini tercermin pada 6 prinsip yang dikembangkan dari 5 karakteristik di atas. Keenam prinsip yang merupakan karakteristik pendidikan matematika realistik antara lain: dan . 38 1 . Prinsip aktivitas: cara terbaik mempelajari matematika melalui yaitu dengan mengerjakannya bukan terima jadi dan menghapalkannya. 2 . Prinsip nyata: Matematika tumbuh dari dunia realitas, oleh karena itu belajar matematika jangan lepas dari dunia realitas, baik pemahamannya maupun aplikasinya supaya lebih dihayati ra bermakna. 3 . Prinsip bertahap: refleksi aktivitas – solusi informal tentang konteks – matematika formal. 37 Ratu Ilma Indra Putri, , Forum Kependidikan, No. 2 Tahun 22, Maret 2003, h. 146 - 147 38 http:p4mriunp.wordpress.com20091031karakteristik - pendidikan - matematika - realistik 23 Juli 2010 pukul 10.26

b. Karakteristik PMRI

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Va Sdn Perumnas Bumi Kelapadua Kab. Tangerang

0 6 157

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG.

0 1 32

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 1 202

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 2 174

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

3 16 141

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 200

View of Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD

0 1 8