Pemeriksaan Keabsahan Data Analisis Data

Instrumen non tes yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam p enelitian ini adalah lembar observasi kecemasan siswa mengetahui penurunan kecemasan siswa yang diamati setiap pertemuan, pedoman wawancara, jurnal harian. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah valid dan memilki tingkat keterpercayaan yang tinggi, dilakukan . Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya dan dapat dipastikan kebenaran data. Selain melakukan , untuk mendapatkan data yang absah dilakukan pula teknik melalui pengamatan terhadap kecemasan belajar siswa apakah menunjukkan penurunan dengan diterapkannya pendekatan PMRI. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang - ulang, dan menghilangkan data yang tidak relevan dengan focus penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Instrumen tes yang digunakan adalah intrumen tes akhir siklus I dan II dilakukan pengecekan secara berulang - ulang oleh peneliti untuk mengindari kesalahan data. Pengecekan tersebut dilakukan dengan di uji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan program . Hasil uji validitas menyimpulkan siklus I yang terdiri dari 15 soal terdapat 13 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid, yaitu nomor 4 dan 9. Pada siklus I diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,86 dan termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi. Sedangkan perhitungan validitas pada siklus II, diperoleh bahwa dari 11 soal terdapat 9 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid, yaitu nomor 2 dan 5. Tingkat reliabilitas tes tersebut sebesar 0,85 dan termasuk kategori reliabilitas tinggi.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

member check member check triangulasi Microsof Exel Berdasarkan hasil pengamatan melaui lembar observasi s yang dilakukan selama dua siklus, diperoleh data kecemasan siswa adalah sebagai berikut: Siswa berusaha menghindari pertanyaan guru 15,2 10,2 1 Takut pada saat mengerjakan soal matematika 22 14 Siswa sering buang air kecil pada saat belajar matematika 13,6 8,8 2 Berkeringat yang berlebihan 11,9 7 Menjadi sering lupa saat ditanya guru 25,4 13,9 3 Siswa sulit berkonsentrasi pada saat belajar matematika 15,3 8,9 Suara siswa terbata- bata saat ditanya oleh guru 10,2 6,8 4 Tangan siswa terlihat gemetar pada saat mengerjakan soal 10,3 3,5 Penurunan rata - rata persentase kecemasan belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus jika disajikan dalam diagram adalah sebagai berikut:

C. Analisis Data

Tabel. 13 Rekapitulasi Persentase Kecemasan Belajar Siswa No. Aspek kecemasan Indikator yang diamati Siklus I Siklus II Rata -rata kecemasan psikologis 18,6 12,1 Rata -rata kecemasan somatic 12,8 7,9 Rata -rata kecemasan kognitif 20,4 11,4 Rata -rata kecemasan motorik 10,3 5,2 Rata -rata kecemasan total 15,5 9,2 Psikologis Somatik Kognitif Motorik 12 .1 7 .9 11.4 5 .2 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2 1 2 3 4 Keterangan : Aspek Kecemasan: Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan diperoleh data bahwa kecemasan siswa telah mengalami penurunan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan menurunnya kecemasan belajar siswa dar siklus I sampai siklus II. Hal ini terihat dari rata - rata persentase aspek kecemasan pada siklus I sebesar 18,6 menjadi 12,1 pada siklus II. Sedangkan rata - rata persentase aspek kecemasan pada siklus pertama sebesar 12,8 dan menjadi 7,9 pada siklus kedua. Jika dibandingkan data tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mulai berani dan percaya diri dalam hal mengerjakan soal matematika. Aspek kecemasan lain yang juga mengalami penurunan adalah aspek . Hal ini ditandai oleh penurunan aspek kecemasan siswa. Aspek kecemasan mengalami penurunan pada siklus I sebesar 20,4 kemudian menurun menjadi 11,4 di siklus II. Sedangkan aspek kecemasan Diagram. 3 Diagram Batang Penurunan Persentase Kecemasan Belajar Siklus I Siklus II 18.6 12.8 20.4 10.3 persent ase aspek kecemasan 1. Psikologis 2. Somatik 3. Kognitif 4. Mortorik psikologis somatik kognitif motorik kognitif mengalami penurunan sedikit. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator pada aspek kecemasan yang sukar untuk diamati. Aspek mengalami penurunan sebesar 5,1 dari 10,3 pada siklus I menjadi 9,2 pada siklus II. Dari kee mpat aspek indikator ter sebut terlihat bahwa penurunan setiap aspeknya memilki rata - rata penurunan yang hamp i r sama, hanya saja pada aspek kecemasan terjadi penurunan tertinggi yaitu sebesar 9. Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata- rata persentase kecemasan belajar siswa mengalami penurunan 6,3. Pada siklus I sebesar 15,5 menjadi 9,2 pada siklus II. Data pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus telah dapat memperbaikimengurangi sebagian besar aspek kecemasan yang masih tinggi pada siklus I, seperti takut pada saat megerjakan soal, menghindari pertanyaan guru, sulit berkonsentrasi, dan lupa saat ditanya oleh guru. Penurunan kecemasan siswa dari siklus I ke siklus II diiringi dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar dijadikan sebagai pendukung menurunnya kecemasan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kecemasan siswa memberi pengaruh terhadap hasil belajarnya. Perolehan i tes hasil belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus disajikan pada tabel berikut: Statistik Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi 100 100 Nilai Terendah 60 74 Rata-rata 83,48 90,38 Berdasarkan tabel 14 tersebut diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa selalu mencapai hasil rata - rata yang baik yaitu di atas 80. Rata- rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 6,9 yaitu dari yang sebelumnya 83,48 menjadi 90,38. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah motorik motorik motorik kognitif Tabel. 14 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa KKM yaitu 63, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 74 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik dapat mengurangi kecemasan belajar matematika siswa. Kegiatan belajar menjadi lebih kondusif karena siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan penggunaan benda - benda real mampu mengurangi kecemasan siswa dalam belajar matematika. Penelitian ini diawali deng a n latar belakang masalah yaitu masih banyaknya siswa kelas III SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok yang mengalami kecemasan ketika mereka belajar matematika, l belajar matematika siswa yang masih banyak di bawah KKM yaitu 63, serta persentase kecemasan belajar matematika siswa sebesar 8,4. Dari masalah - masalah tersebut, peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika di kelas tersebut, yaitu dengan menerapkan pendekatan PMRI sehingga kecemasan belajar matematika mengalam i penurunan. 90.38 83.48 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 siklus ke- rat a-rat a hasil belajar Diagram. 4 Diagram Batang Peningkatan Rata -rata Hasil Belajar Matematika Siswa

D. Interpretasi Hasil Analisis Siklus I

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Va Sdn Perumnas Bumi Kelapadua Kab. Tangerang

0 6 157

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG.

0 1 32

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 1 202

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 2 174

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

3 16 141

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 200

View of Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD

0 1 8